Kamis, 08 Januari 2015

PERAWATAN PRAKONSEPSI

Ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi, atau ketika uji kehamilan yang dilakukan di rumah menunjukkan hasil positif, atau ketika jadwal perjanjian prenatal mulai dilakukan, artinya organogenesis mendekati sempurna. Jantung janin telah terbentuk dan berfungsi, saluran spinal telah menutup, mata terbentuk, tungkai bergerak aktif, dan jenis kelamin dapat diidentifikasi. Semua ini sudah terjadi ketika morning sickness sudah dialami cukup sering. Pada saat ini, mereka yang beritikad baik mengubah gaya hidup – dari merokok sampai menggunakan alcohol atau obat-obatan terlarang – dan memperbanyak latihan serta memperbaiki nutrisi, maka sudah terlalu terlambat untuk mencegah pajanan zat beracun pada janin. Semua risiko genetic dan efek teratogenik obat atau bahaya lingkungan sudah termanifestasi pada janin.

Selama tahun 1980-an dan tahun 1990-an, kebidanan telah menekankan upaya mencegah hasil-akhir kehamilan yang buruk dengan memberi tindakan perawatan prenatal berkualitas. Hingga tingkat tertentu, hal ini sangat bermanfaat. Penatalaksanaan yang meningkat terhadap penyakit diabetes dalam kehamilan, persalinan preterm, penyakit jantung dan gangguan hipertensi telah meningkatkan hasil-akhir yang diharapkan pada ibu dan bayi baru lahir. Pengetahuan yang luas tentang pewarisan pada manusia telah memberi peluang lebih besar untuk menyelenggarakan konseling genetic, identifikasi factor risiko sebelum konsepsi terjadi, dan diagnosis genetic prenatal. Namun, seiring perawatan prenatal banyak dievaluasi secara kritis, semakin lebih jelas terlihat bahwa waktu untuk mencegah komplikasi kehamilan yang tepat sebenarnya adalah sebelum seorang wanita mengandung.

Pada tahun 1989 diselenggarakan U.S. Public Health Service Expert Panel on the Content of Prenatal Care mendeklarasikan bahwa perawatan prakonsepsi “harus menjadi perawatan standar” [Public Health Service Expert Panel on the Content of Prenatal Care. Caring for Our Future: The Content of Prenatal Care. Waashington, DC: U.S. Public Health Service, 1989, p.25], dan di antara sasaran yang ditetapkan dalam publikasi Public Health Service tahun 1991 berjudul Healthy People 2000, dua di antaranya ialah penyediaan perawatan prakonsepsi sesuai-usia dan pemberian konseling oleh sebagian besar tenaga perawatan primer [Healthy People 2000: National Health Promotion and Disease Prevention Objectives. Washington, DC: U.S. Public Health Service, 1991]. Semua sasaran ini dinyatakan kembali dan diperkuat dalam pedoman Healthy People 2010 [Healthy People 2010: National Health Promotion and Disease Prevention Objectives. Washington, DC: U.S. Public Health Service, 1999]. Penekanannya adalah pada pencegahan kehamilan di kalangan remaja juga perubahan gaya hidup sebelum konsepsi. Risiko reproduksi harus dipertimbangkan sebagai bagian dari perawatan primer bagi setiap orang (wanita dan pria).

Sebagai bagian dari sasaran yang sedang dituju untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah menggalang perlindungan terhadap kesehatan ibu. Mereka telah berhasil membuat berbagai program untuk mengurangi komplikasi kehamilan, untuk meneliti, dan mengumpulkan serta menyebarluaskan informasi yang dapat meningkatkan kesehatan secara menyeluruh dan kualitas perawatan kesehatan ibu. Mereka berpendapat, “Safe motherhood sudah dimulai sebelum kehamilan dimulai, yakni berupa program nutrisi tepat dan gaya hidup sehat” [Centers for Disease Control and Prevention/National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Safe Motherhood: Promoting Health for Women Before, During, and After Pregnancy, 2002]. Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung. Jelasnya, wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat.

Sebagai tenaga perawatan kesehatan primer bagi wanita sejak masa pubertas sampai dewasa, bidan menyadari bahwa setiap hubungan dengan wanita usia subur merupakan kesempatan untuk perawatan prakonsepsi. Dedikasi bidan terhadap peningkatan kesehatan, pendidikan, dan perawatan pencegahan menempatkan bidan pada posisi ideal sebagai tenaga perawatan prakonsepsi. Bidan melakukan praktik di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang bukan saja memberi kesempatan, tetapi juga tanggung jawab kepada bidan untuk memberi perawatan prakonsepsi dan konseling. Tatanan pelayanan kesehatan ini terdiri atas klinik keluarga berencana, klinik kesehatan kerja, isu kesehatan dan program promosi kesehatan di tempat kerja, klinik sekolah, penampungan tunawisma, halfway houses, pelayanan perawatan kesehatan di sekolah tinggi dan universitas, pusat perawatan penyalahgunaan zat, penampungan wanita, dan klinik aborsi. Setiap kunjungan – dari keluarga berencana, pemeriksaan Pap smear tahunan, atau uji kehamilan dan skrining penyakit menular seksual, sampai kunjungan pascapartum atau kunjungan pascaaborsi – memberi kesempatan untuk melakukan konseling. Perawatan pribadi dan individual yang diberikan bidan telah menciptakan lingkungan yang sempurna bagi perawatan prakonsepsi.

Beberapa pasangan akan mendatangi bidan untuk mendapatkan pengkajian kesehatan dan petunjuk antisipasi prakonsepsi. Namun, sebagian besar dari mereka datang mencari perawatan kebidanan dengan berbagai tujuan, dan menjadi tugas bidan untuk proaktif dalam menyediakan informasi yang relevan. Bab ini membahas sejumlah topic yang dipertimbangkan sebagai masalah dalam perawatan prakonsepsi. Informasi ini lebih dari sekedar layak dibicarakan bagi setiap wanita pada setiap kunjungannya. Oleh karena itu, bidan harus menggunakan kesempatan dalam menargetkan apa yang akan diajarkan kepada pasien. Sebagai contoh, saat kunjungan tahunan, bidan dapat menekankan informasi yang berkaitan dengan status nutrisi dan kebiasaan latihan fisik seorang wanita juga merekomendasi asupan asam folat harian yang adekuat. Bagi wanita lain, informasi mungkin perlu ditekankan untuk menghentikan perilaku merokok dalam upaya mendapatkan manfaat kesehatan secara umum dan menghindari masalah kesehatan secara umum dan menghindari masalah kesehatan yang berkaitan dengan perilaku merokok. Kunjungan pasangan dengan uji kehamilan negative merupakan kesempatan yang tepat untuk menanyakan apakah mereka sedang berupaya memperoleh kehamilan sekaligus menawarkan skrining terhadap penyakit HIV, rubella, atau menular seksual (PMS) merupakan kesempatan untuk memberitahu hubungan bahaya PMS terhadap perkembangan janin. Pemberian informasi yang sesuai kebutuhan masing-masing wanita dapat meningkatkan kemampuan wanita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengambil banyak waktu selama kunjungan klinik.

Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi berada dalam lingkungan yang sehat. Sayangnya, 6 juta kehamilan di Amerika Serikat setiap tahun tidaklah direncanakan. CPC’s Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) menyatakan bahwa lebih dari setengah jumlah total kehamilan merupakan kehamilan yang tidak diinginkan [Beck, L. F., Morrow, B., and Lipscomb, L. E. Prevalence of selected maternal behaviors and experiences, Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS), 1999. MMWR 51(SS02):1-26 (April 26) 2002]. Jumlah yang tepat belum diketahui. Namun, pada tahun 1999, prevalensi kehamilan yang tidak diinginkan bagi wanita yang meneruskan kehamilannya hingga persalinan ialah 32% sampai 52% di negara-negara percontohan di Amerika Serikat [Beck, L. F., Morrow, B., and Lipscomb, L. E. Prevalence of selected maternal behaviors and experiences, Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS), 1999. MMWR 51(SS02):1-26 (April 26) 2002]. Ternyata dari semua kehamilan yang tidak diinginkan, sekitar setengahnya diakhiri secara elektif [Beck, L. F., Morrow, B., and Lipscomb, L. E. Prevalence of selected maternal behaviors and experiences, Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS), 1999. MMWR 51(SS02):1-26 (April 26) 2002; Klima, C. S. Unintended pregnancy: consequences and solutions for a worldwide problem. J. Nurse-Midwifery 43(6):483-491 (November/December) 1998]. Dengan demikian, jumlah keseluruhan kehamilan yang tidak diinginkan masih cukup tinggi.

Banyak pasangan tidak waspada terhadap sejauh mana janin mereka dapat terpajan risiko. Pendidikan merupakan cara terbaik yang perlu untuk mendorong individu memaksimalkan kesehatan mereka dan meminimalkan risiko yang tak diinginkan pada janin mereka. Penting bagi bidan untuk mempertimbangkan risiko ini pada setiap pertemuan dengan wanita usia subur yang menerima perawatan kesehatan. Informasi harus diberikan kepada wanita (dan pasangan mereka) tanpa mereka secara spesifik menanyakannya karena kebanyakan orang tidak mencari informasi terkait isu kehamilan sampai mereka mengalami kehamilan itu sendiri.

Perawatan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara lain: memungkinkan idetifikasi penyakit medis; pengkajuan kesiapan psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup. Selain itu, struktur genetic dan perilaku seorang wanita atau pasangan dapat memberi efek negative terhadap janin. Efek ini dapat dievaluasi dan ditangani sebelum konsepsi. Pada beberapa wanita, risiko tersebut dapat dihilangkan; sedangkan pada wanita lain, tindakan tertentu dapat diambil untuk meminimalkan dampaknya pada perkembangan janin selanjutnya. Kadang-kadang, setelah perawatan prakonsepsi diberikan, wanita tersebut diputuskan untuk tidak memiliki anak – misalnya, jika seorang wanita menemukan bahwa dia dan pasangannya memiliki silsilah penyakit yang mematikan. Bagi sebagian besar wanita dan pasangan mereka, perawatan prakonsepsi akan membantu mengidentifikasi cara dalam membuat perubahan positif dalam gaya hidup mereka guna meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan juga potensi mereka untuk mendapatkan bayi yang sehat. Perawatan prakonsepsi memberi kesempatan bagi seorang wanita dan pasangannya yang telah mendapat informasi untuk membuat keputusan berkenaan dengan masa usia subur mereka.

Factor risiko bagi kemunculan komplikasi obstetric cukup bervariasi dan komplikasi dialami sejumlah besar wanita. Gambar berikut memperlihatkan hasil survey prakonsepsi yang dilakukan ketika seorang wanita menunjukkan hasil uji kehamilan negative dan telah menjalani skrining terhadap factor risiko prakonsepsi.

Sumber: Dicetak ulang dengan izin dari Jack, B. W., Culpepper, L., Babcock, J., Kogan, M. D., and Weismiller, D. Addresing preconception risk identified at the time of a negative pregnancy test: A randomized trial. J. Fam. Pract. 1998;47(1): 33-38, Dowden Health Media.

Survei ini menunjukkan ruang lingkup isu yang dapat dipertimbangkan pada setiap kunjungan wanita usia subur [Jack, B. W., Culpepper, L., Babcock, J., et al. Addresing preconception risks identified at the time of a negative pregnancy test: a randomized trial. J. Farm. Pract. 47(1):33-38 (July) 1998]. Penelitian lain menunjukkan bahwa ketika wanita dididik tentang pentingnya mengubah gaya hidup mereka pada masa prakonsepsi, mereka cenderung melakukan perubahan tersebut ketika mereka mengantisipasi kehamilan [Hellerstedt, W. L., Pirie, P. L., Lando, H. A., et al. Differences in preconceptional and prenatal behaviors in women with intended and unintended pregnancies. Am. J. Public Health 88(4):663-666 (April) 1998].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar