Kamis, 08 Januari 2015

PERTIMBANGAN LAIN PADA PERAWATAN PRAKONSEPSI

Masa prakonsepsi juga merupakan waktu yang tepat bagi wanita/pasangannya untuk mempertimbangkan kemudahan untuk memasuki pelayanan kesehatan dan ketersediaannya. Hal ini berkaitan dengan sejumlah isu, seperti menyeleksi tenaga perawatan kesehatan – apakah mereka ingin menemui bidan, OB/GYN umum, dokter praktik keluarga, atau spesialis medis ibu-janin? Apakah saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan evaluasi factor risiko (atau tidak adanya factor risiko), filosofi seseorang terhadap persalinan, keinginan untuk terlibat secara pribadi dalam pembuat keputusan juga dalam memahami perbedaan antartenaga pelayanan kesehatan [Summers, L., and Gegor, C. Preconception care and counseling. Postgrad. Obstet. Gynecol. 15(4): 1-8 (February) 1995].

Pilihan tempat persalinan merupakan hal yang penting dan sering kali tidak dipertimbangkan sampai terjadi persalinan. Namun, factor seperti halnya biaya pelayanan tenaga kesehatan, dapat dikontrol oleh pihak asuransi. Apabila pasangan menelaah semua pilihan ini secara pre-konsepsi, mereka akan mampu menetapkan tenaga penolong persalinan dan lingkungan mana yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.

Pengenalan ruang lingkup praktik dan keuntungan perawatan kebidanan sering kali masih dirahasiakan dari masyarakat. Kelas-kelas prakonsepsi merupakan kesempatan yang baik untuk memberi informasi kepada pasangan yang mencarinya sekaligus merupakan wadah untuk memperkenalkan keberadaan tenaga pelayanan kesehatan dengan model pengetahuan yang baik. Berikut dijelaskan sebuah kelas  yang didasarkan pada Public Health Service Concensus Panel [Public Health Service Expert Panel on the Content of Prenatal Care. Caring for Our Future: The Content of Prenatal Care. Washington, DC: U.S. Public Health Service, 1989, p. 25].

 

Mengharapkan yang Terbaik: Kelas Prakonsepsi

1. Pengkajian kesiapan psikologis

a. Pilihan untuk membesarkan anak

b. Alternative kehamilan

c. Pengaturan waktu kehamilan

d. Mengkaji dan mengatasi risiko psikososial

2. Pengkajian kesiapan fisik

a. Mencapai/mempertahankan berat badan ideal

b. Memulai/melanjutkan latihan teratur

c. Evaluasi masalah medis

d. Skrining rutin terhadap semua wanita

(1) Hemoglobin atau hematokrit

(2) Factor Rh

(3) Titer rubella

(4) Periksa urine untuk kadar protein dan gula

(5) Pap smear

(6) Kultur gonokokus

(7) Sifilis

(8) Hepatitis B

(9) HIV (ditawarkan)

(10) Skrining obat-obatan terlarang (ditawarkan)

e. Skrining tambahan bagi beberapa wanita

(1) Uji kulit tuberculosis

(2) Kultur klamidia atau skrining cepat

(3) Toksoplasmosis

(4) CMV

(5) Herpes simpleks

(6) Varisela

(7) Hemoglobinopati

(8) Tay-Sachs

(9) Kariotip orang tua

(10) Mammografi

f. Pemeriksaan gigi

3. Pengkajian/perhatian terhadap ayah

4. Penciptaan lingkungan positif untuk masa konsepsi

a. Nutrisi

b. Menghindari zat-zat

(1) Rokok

(2) Alcohol

(3) Kafein

(4) Obat-obatan: dijual bebas, rekreasional, resep

c. Polutan lingkungan, bahaya di tempat kerja

5. Penghentian program keluarga berencana

a. Riwayat menstruasi, grafik fertilisasi

b. Penghentian pil kontrasepsi oral dan spermisida

c. Hubungan seksual yang aman

d. Infertilitas

6. Perhatian khusus

a. Konseling genetic

b. Diagnosis prenatal

c. Pajanan DES

d. Masalah medis kronis

7. Pemilihan penyedia perawatan dan tempat bersalin

8. Sebelum kunjungan prakonsepsi ke klinik

a. Format riwayat medis

b. Format riwayat nutrisi (catatan diet selama 7 hari terakhir)

c. Skala evaluasi stress

d. Uji laboratorium

Sumber: Dari Summers, L., and Price, R. A. Preconception care: an opportunity to maximize health in pregnancy. J. Nurse-Midwifery 38(4): 198, 1993. Dicetak ulang dengan izin.

 

Kelas ini dapat disajikan dalam format dua hingga tiga jam disertai alokasi waktu untuk pertanyaan dan diskusi. Cara ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memasarkan praktik Anda, khususnya, dan pelayanan kebidanan, secara umum.

B. INTERVENSI

Intervensi terdiri atas penyediaan tindakan untuk memenuhi kebutuhan yang diidentifikasi selama pengkajian kesehatan dan risiko serta pemberian konseling terutama tentang perawatan prakonsepsi. Selama pengkajian dan konseling, bidan memiliki kesempatan besar untuk melakukan pendidikan kesehatan bagi wanita dan pasangannya. Informasi tentang tubuh wanita dan cara merawatnya dengan baik untuk mencapai kesehatan terbaik, serta upaya mengoreksi pemahaman yang keliru merupakan komponen dasar dalam pendidikan perawatan prakonsepsi. Bidan juga dapat memberi rekomendasi untuk perilaku kesehatan yang positif dan menganjurkan perubahan gaya hidup, jika diperlukan. Bidan harus memiliki pengetahuan tentang berbagai sumber yang menyediakan terapi serta konseling dan cara mencapainya (tenaga pelayanan kesehatan primer, pusat konseling genetic, pusat terapi obat, program penghentian kebiasaan merokok, program outreach, kelompok pendukung, pusat kebugaran dan latihan, pelayanan konseling nutrisi, penampungan bagi wanita, dan sumber-sumber lain) serta mempertahankan hubungan dengan sumber-sumber tersebut dan siap untuk melakukan perujukan. Penyediaan perawatan prakonsepsi merupakan jembatan alami antara perawatan ginekologis wanita yang tercakup dalam perawatan primer wanita dan perawatan kebidanan selama masa hamil. Informasi tentang perjalanan kehamilan sejak persiapan yang dilakukan pasangan pada masa prakonsepsi sampai persalinan merupakan hal yang luar biasa dalam “pendidikan masa usia subur.”

MASALAH PRAKONSEPSI PADA PRIA

Data-data yang berkaitan dengan pengaruh pria terhadap kesehatan bayi mereka masih sangat terbatas. Sebagian besar informasi yang muncul saat ini berkaitan dengan peran genetika. Bagi pria dengan riwayat gangguan genetic pribadi atau dalam keluarga, terdapat peningkatan risiko penularan pada anak. Konseling genetic sebelum kehamilan memberi kesempatan baik bagi pria maupun pasangannya untuk lebih waspada terhadap risiko mendapatkan anak dengan kelainan kromosom.

Ada informasi yang menghubungkan kebiasaan mengonsumsi alcohol dan merokok seorang ayah dengan berat lahir rendah bayi yang lahir [Frey, Keith A. Preconception care by the nonobstetrical provider. Mayo Clin. Proc. 77(5):469-473 (May) 2002; and Haug, K., Irgens, L. M., Skaerven, R., et al. Maternal smoking and birthweight: effect modification of period, maternal age and paternal smoking. Acta Obstet. Gynecol. Scand. 79:485-489, 2000]. Pria yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi mendapatkan anak dengan sindrom Down dan anomaly kromosom-lain terkait usia. Baik produksi sperma maupun motilitasnya dapat menurun akibat kebiasaan merokok, penggunaan alcohol, obat-obatan terlarang, dan beberapa preparat farmasi, sehingga menurunkan fertilitas [Haug, K., Irgens, L. M., Skaerven, R., et al. Maternal smoking and birthweight: effect modification of period, maternal age and paternal smoking. Acta Obstet. Gynecol. Scand. 79:485-489, 2000].

Selain isu terkait dengan gaya hidup dan factor risiko genetic, beberapa penyakit kronis – yang paling sering muncul: diabetes, hipertensi, dan gangguan autoimun – dapat berdampak pada fertilitas seorang pria. Factor medis lain, seperti trauma sebelumnya, penyakit menular seksual, kemoterapi, atau terapi radiasi dapat memengaruhi fertilitas pula. Pengkajian fisik yang menyeluruh sangat dianjurkan bagi seorang pria dengan semua permasalahan. Isu tentang risiko terhadap reproduksi pria harus secara spesifik dibicarakan dengan dokter yang melakukan perawatan primer.

Pajanan di tempat kerja atau di dalam lingkungan dapat menjadi sebuah masalah bagi beberapa pria [Centers for Disease Control and Prevention/National Institute for Occupational Safety and Health. The Effects of Workplace Hazards on Male Reproductive Health. Pub. No. 96-132. January, 1997].

 

Bahaya untuk Reproduksi Pria di Tempat Kerja*

Jenis Pajanan

Efek yang Teramati

Penurunan Jumlah Sperma

Bentuk Sperma Abnormal

Perubahan Pemindahan Sperma

Perubahan Hormon atau Performa Seksual

Timah

X

X

X

X

Dibromokloropropan

X

     

Karbaril (Sevin)

 

X

   

Toluenediamin dan dinitrotoluen

X

     

Etilen dibromid

X

X

X

 

Produksi plastic (stiren dan aseton)

 

X

   

Eter monoetil glikol etilen

X

     

Pengelasan besi

 

X

X

 

Perkloroetilen

   

X

 

Uap air raksa

     

X

Panas

X

 

X

 

Radar militer

X

     

Kepon†

   

X

 

Uap bromida†

X

X

X

 

Radiasi† (Chernobyl)

X

X

X

X

Karbon disulfida

     

X

Asam-2,4 asetat diklorofenoksi

 

X

X

 

* Penelitian terakhir memperlihatkan bahwa beberapa pria mengalami efek terhadap kesehatan seperti tertera di atas akibat pajanan di tempat kerja. Namun, efek di atas tidak dialami setiap pekerja. Jumlah waktu seorang pekerja terpajan zat berbahaya, jumlah zat yang terpajan, dan factor pribadi lain menentukan apakah seseorang terkena zat berbahaya.

† Pekerja terpajan zat dalam kadar tinggi sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja.

Sumber: Dari Centers for Disease and Prevention/National Institute for Occupational Safety and Health. The Effects of Workplace Hazards on Male Reproductive Health. Publikasi. No. 96-132. Januari 1997.

 

Masalah psikososial juga merupakan hal yang sangat penting, tetapi sering kali. Setiap riwayat yang berkenaan dengan gejala depresi, ansietas, atau isu kesehatan jiwa lain harus dipertimbangkan ketika merencanakan sebuah keluarga. Pria sering kali mengamban tanggung jawab stabilitas financial keluarga dan merasakan hal ini cukup membuat tertekan ketika menghadapi kelahiran seorang anak. Sebuah kesempatan untuk diskusi terbuka tentang hal ini dan perubahan dalam hubungan serta tuntutan selama kehamilan dapat mengungkap suatu kebutuhan untuk mendapat bantuan sebelum konsepsi.

Bagi pria, masa prakonsepsi merupakan waktu yang tepat untuk melakukan skrining rutin HIV dan penyakit PMS lain sekaligus skrining untuk penyakit bawaan sel sabit atau penyakit keturunan lain yang diketahui. Identifikasi factor risiko medis dan genetic serta kebiasaan yang tidak sehat merupakan penerapan yang penting dan nyata dalam perawatan prakonsepsi.

MASALAH LINGKUNGAN DAN TEMPAT KERJA PADA WANITA PRAKONSEPSI

Pajanan terhadap zat teratogen di dalam rumah, di lingkungan, dan di tempat kerja merupakan masalah besar. Keracunan timah akibat keracunan cat di dalam rumah harus diselidiki. Seorang wanita dapat terpajan pada beraneka ragam zat kimia, perubahan suhu yang ekstrem, logam berat, radiasi, agens infeksi, dan berbagai factor stress yang ada di rumah ataupun di tempat kerja. Semua hal ini dapat berdampak negative terhadap perkembangan janin dan dapat mengakibatkan kelainan congenital. Perawatan prakonsepsi terdiri atas konseling kepada seorang wanita untuk mengidentifikasi risiko-risiko di atas dan memastikan potensi efek teratogenik masing-masing sebelum kehamilan.

Keberadaan timah di dalam rumah dapat menjadi penyebab IQ rendah pada anak. Hal ini dapat merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat dicegah [Summers, L., and Price, R. A. Preconception care: an opportunity to maximize health in pregnancy. J. Nurse-Midwifery 38(4):188-198 (July/August) 1993].

 

Pengkajian Risiko Terpajan Zat Racun Dosis Tinggi

Apakah Anda…

Tinggal di dalam atau sering berkunjung ke rumah yang cat dindingnya mengelupas atau sudah lepas-lepas, yang dibangun sebelum tahun 1960?

Tinggal di dalam atau sering berkunjung ke sebuah rumah yang dibangun sebelum tahun 1960, yang baru, sedang, atau direncanakan direnovasi atau diperbaiki?

Memiliki anak yang akan atau sedang dirawat akibat keracunan timah (dengan kandungan timah dalam darah ≥ 15 µg/dL)?

Memiliki pekerjaan atau hobi yang memungkinkan pajanan pada zat timah?

Tinggal dekat suatu industry peleburan timah, pabrik daur-ulang baterai, atau industry lain yang akan menghasilkan timah?

Sumber: Dari Summers, L., and Price, R. A. Preconception care: an opportunity to maximize health in pregnancy. J. Nurse-Midwifery 38(4): 196, 1993. Dicetak ulang dengan izin.

 

Tempat kerja dapat menjadi rute pajanan terhadap zat kimia berbahaya, iradiasi, atau risiko biologis, mis., virus [Centers for Disease Control and Prevention/National Institute for Occupational Safety and Health. The Effects of Workplace Hazards on Female Reproductive Health. Pub. No. 99-104. February 1999]. Semua ini dapat secara langsung berdampak terhadap para pekerja, dan dapat menular ke anggota keluarga yang lain. Sebagai contoh, zat timah di tempat kerja dapat menempel pada baju, kulit, atau rambut seseorang dan dapat menyebabkan keracunan pada pasangan seksual atau anak-anak. Seseorang yang terpajan penyakit virus dapat menularkannya ke anggota keluarga.

 

Agens Kimia dan Fisika yang Berbahaya untuk Reproduksi Wanita di Tempat Kerja

Agens

Efek yang Terlihat

Pekerja yang Berpotensi Terkena

   

Terkena

Obat terapi kanker (mis., metotreksat)

Infertilitas, keguguran, defek lahir, berat lahir rendah

Pekerja kesehatan, ahli farmasi

Eter glikol etilen tertentu, mis.,

2-etoksietanol (2EE) dan

2-metoksietanol (2ME)

Keguguran

Pekerja elektronik atau semikonduktor

Karbon disulfide (CS2)

Perubahan siklus menstruasi

Pekerja rayon vikos

Timah

Infertilitas, keguguran, berat lahir rendah, gangguan perkembangan

Pembuat baterai, solder, pengelas besi, ahli radiator, pengecat jembatan, pemadam kebakaran, tenaga konstruksi

Radiasi ionisasi (mis., pemeriksaan sinar-X dan gamma)

Infertilitas, keguguran, defek lahir, berat lahir rendah, gangguan perkembangan, kanker pada masa kanak-kanak

Pekerja kesehatan, ahli gigi, pekerja di bagian atom

Persalinan fisik yang melelahkan (mis., berdiri terlalu lama atau mengangkat benda berat)

Keguguran akibat persalinan yang lama, persalinan prematur

Berbagai tipe pekerja

Sumber: Dari Center for Diasease Control and Prevention/National Institute for Occupational Safety and Health. The Effects of Workplace Hazards on Female Reproductive Health. Pub. No. 90-104. February 1999

 

Agens Penyebab Penyakit yang Berbahaya untuk Reproduksi Wanita di Tempat Kerja

Agens

Dampak yang Terlihat

Pekerja yang Terkena

Tindakan Pencegahan

Sitomegalovirus (CMV)

Defek lahir, berat lahir rendah, gangguan perkembangan

Pekerja kesehatan, pekerja yang berhubungan langsung dengan bayi dan anak-anak

Praktik higienis yang baik, mis., mencuci tangan

Virus hepatitis B

Berat lahir rendah

Pekerja kesehatan

Vaksinasi

HIV

Berat lahir rendah, kanker pada masa kanak-kanak

Pekerja kesehatan

Kewaspadaan universal

 

kanak-kanak

   

Parvovirus manusia (B19)

Keguguran

Pekerja kesehatan, pekerja yang berhubungan langsung dengan bayi, anak-anak

Praktik higienis yang baik, mis., mencuci tangan

Rubela (cacar Jerman)

Defek lahir, berat lahir rendah

Pekerja kesehatan. Pekerja yang berhubungan langsung dengan bayi, anak-anak

Vaksinasi sebelum hamil jika tidak ada imunitas sebelumnya

Toksoplasmosis

Keguguran, defek lahir, gangguang perkembangan

Petugas perawatan hewan, dokter hewan

Praktik higienis yang baik, mis., Mencuci tangan

Virus varisela-zoster (cacar air)

Defek lahir, berat lahir rendah

Pekerja kesehatan, pekerja yang berhubungan langsung dengan bayi, anak-anak

Vaksinasi sebelum kehamilan jika tidak ada imunitas sebelumnya

Sumber: Dari Centers for Disease and Prevention/National Institute for Occupational Safety and Health. The Effects of Workplace Hazards on Female Reproductive Health. Pub. No. 90-104. February 1999.

 

FAKTOR RISIKO MEDIS PADA WANITA PRAKONSEPSI

1. Diabetes

Ketika kadar gula darah meningkat secara konsisten pada saat konsepsi atau organogenesis, maka risiko janin berisiko tinggi mengalami anomaly congenital mayor. Dengan demikian, wanita penderita diabetes mellitus tipe I atau tipe II menjadi kandidat utama penerima konseling prakonsepsi [Cafelo, Robert C. Preconception care and the risk of congenital anomalies in the offspring of women with diabetes mellitus: a meta-analysis. Obstet. Gynecol. Survey 57(2):71-72 (February) 2002 and; American Diabetes Association. Preconception care of women with diabetes. Diabetes care 25(S1):S82-S84 (January) 2002]. Rencana perawatan mereka harus difokuskan pada upaya mencapai dan mempertahankan gula darah dalam kadar terkontrol untuk mengurangi insiden malformasi congenital dan bayi berat lahir rendah. Apabila seorang wanita saat ini sedang menjalani diet terkontrol atau menggunakan obat hipoglikemik oral, maka ia harus mengantisipasi penggunaan insulin selama kehamilan [American Diabetes Association. Preconception care of women with diabetes. Diabetes care 25(S1):S82-S84 (January) 2002]. Wanita penderita diabetes harus pergi menemui ahli obstetric atau endokrinologi pada masa prakonsepsi, yang akan melakukan penanganan terhadap diabetes selama kehamilan.

Selain menstabilkan kadar gula darah, masa prakonsepsi merupakan waktu yang optimal untuk melakukan pengkajian kesehatan untuk mengidentifikasi setiap factor risiko tinggi yang berkaitan dengan diabetes. Pengkajian ini biasanya meliputi pengkajian fisik guna mendeteksi retinopatik, neuropati, penyakit arteri koroner, dan hipertensi [American Diabetes Association. Preconception care of women with diabetes. Diabetes care 25(S1):S82-S84 (January) 2002].

Wanita dengan riwayat diabetes gestasional harus diinformasikan bahwa mereka beresiko tinggi mengalami metabolisme karbohidrat abnormal selama kehamilan mendatang. Kepatuhan terhadap diet seimbang dan rencana latihan fisik moderat sebelum dan selama kehamilan dapat meminimalkan risiko diabetes gestasional atau sedikitnya mengurangi komplikasi [American Diabetes Association. Preconception care of women with diabetes. Diabetes care 25(S1):S82-S84 (January) 2002].

 

2. Penyakit Jantung

Wanita yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit jantung harus benar-benar didorong untuk merencanakan waktu kehamilan dengan ahli kardiologi dan ahli obstetric. Penyakit jantung dapat menimbulkan risiko minimal, seperti prolaps katup mitral, atau bahkan risiko yang mengancam kehidupan, seperti penyakit yang timbul akibat hipertensi paru. Selama masa prakonsepsi, status jantung seorang wanita harus tetap dikaji dan bersama kelarganya, ia harus memperhatikan implikasi kehamilan yang mungkin muncul. Risiko didasarkan pada tiga factor utama:

a. Lesi pada jantung,

b. Gangguan fungsi dasar tubuh, dan

c. Kemungkinan komplikasi selama kehamilan.

[Gel, A. F., and Hankins, G. D. Cardiac disease and pregnancy. Obstet. Gynecol. Clin. North Am. 28(3):465-512 (September 1) 2001]. Pada beberapa lesi jantung, risiko kematian ibu begitu tinggi sehingga demi keselamatan ibu, terminasi kehamilan dianjurkan. Hipertensi paru, kardiomiopati dilatasi, sindrom Marfan, dan setiap lesi jantung kelas fungsi III atau refraktori IV yang tidak dapat ditangani dengan penatalaksanaan medis merupakan contoh penyakit jantung yang berisiko berat mengakibatkan kematian ibu selama kehamilan. Dengan demikian, sewajarnya perencanaan sejak awal untuk menghindari kehamilan diperlukan untuk menghadapi dilema timbulnya risiko terhadap kehidupan ibu maupun bayi.

Bagi beberapa wanita penderita penyakit jantung, kemungkinan kunjungan ke beberapa pelayanan klinik atau rumah sakit ataupun pengawasan medis ketat harus diantisipasi. Oleh karena itu, perencanaan awal mencakup isu tempat kerja, asuransi kesehatan, perawatan anak untuk anak-anak yang lain juga untuk mendapat perawatan medis akan membantu mengoptimalkan hasil-akhir kehamilan bagi ibu dan bayi.

Isu genetic juga berperan untuk wanita dengan penyakit jantung karena beberapa gangguan muncul akibat penyakit jantung keturunan [Brundage, S. C. Preconceptional health care. Am. Fam. Physician 65(12):2507-2514 (June 15) 2002]. Oleh karena itu, konseling genetic dapat diindikasikan sebagai bagian pengkajian prakonsepsi.

 

3. Gangguan Kejang

Perawatan prakonsepsi bagi wanita dengan gangguan kejang terdiri atas pengkajian riwayat terinci yang berkaitan dengan frekuensi kejang dan pengobatan yang sedang digunakan. Hal ini merupakan area lain yang membutuhkan konsultasi dokter untuk mengkaji risiko wanita terhadap komplikasi kehamilan dan mengevaluasi terapi medis. Pengobatan yang paling sering digunakan untuk mengontrol kejang bersifat teratogenik bagi janin. Apabila wanita tersebut tidak mengalami kejang dalam beberapa tahun, maka ini merupakan kesempatan untuk menurunkan dosis obat keseluruhan, sekurang-kurangnya selama periode awal kehamilan. Kapanpun memungkinkan, penggunaan terapi medis tunggal dianjurkan [American College of Obstetricans and Gynecologists. Seizure disorders in pregnancy. ACOG Educational Bulletin No. 231 (December), 1996]. Namun, jika frekuensi kejangnya sering atau tidak terkontrol, maka pengontrolan kejang perlu benar-benar ditekankan sebelum kehamilan terjadi, mengingat kejang dapat memburuk selama kehamilan. Gangguan kejang juga merupakan suatu diagnosis yang membutuhkan konseling terperinci yang ditujukan bagi calon orang tua, terutama tentang risiko pada ibu dan bayi. Selain itu evaluasi gangguan kejang, wanita dengan gangguan neurologis, seperti epilepsy, dianjurkan meningkatkan dosis asam folat mereka hingga 1 mg per hari [Iqbal, M. M. Prevention of neural tube defects by periconceptual use of folic acid. Pediatr. Rev. 21:58-66, 2000].

 

4. Hipertensi

Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan kelahiran seorang bayi yang normal dan sehat. Sasaran utama pada periode prakonsepsi ialah menghindari penggunaan penghambat ACE dan antagonis reseptor angiotensin II. Wanita harus diberi pendidikan kesehatan tentang risiko preeclampsia dan hambatan pertumbuhan janin.

 

5. Gangguan Tiroid

Mengingat hipertiroid diketahui berhubungan dengan malformasi congenital, maka sebelum hamil, seorang wanita harus menerima terapi yang adekuat. Demikian juga, hipotiroidisme dikaitkan dengan dwarfisme (cebol) dan kelainan lain. Bagi wanita penderita hipotiroid dan hipertiroid, sasaran yang ingin dicapai ialah penderita menjadi eutiroid sebelum hamil. Konsultasi medis dan kunjungan ulang diindikasikan untuk menyusun sebuah rencana pengkajian kadar tiroid dan pengobatan potensial selama kehamilan. Apabila seorang wanita menggunakan propiltiourasil atau metimazol sebelum hamil, maka dokter menganjurkan obat diubah karena kedua obat tersebut telah digolongkan untuk kategori D. Bagi sebagian besar wanita dengan gangguan tiroid, perawatan kebidanan merupakan tindakan yang cukup tepat jika disertai konsultasi.

 

6. Penyakit Infeksi

Masa prakonsepsi merupakan waktu yang tepat untuk mengkaji penyakit infeksi pada wanita. Untuk penyakit yang disebabkan oleh rubella dan varisela, hasil laboratorium nonimun dapat dengan mudah ditangani dengan pemberian vaksin, terutama saat kehamilan, sehingga menghilangkan semua risiko selama kehamilan (dan sepanjang kehidupan). Skrining dapat dilakukan untuk mendeteksi toksoplasmosis dan sitomegalovirus. Pada kasus ini, jika titer positif, yang berarti telah terjadi pajanan sebelumnya, maka dapat dipastikan risiko minimal. Sedangkan titer negative dipandang sebagai kesempatan untuk memberi peringatan yang tepat. Vaksin hepatitis B dapat diberikan. Skrining HIV dan uji PMS lain juga dapat dilakukan. Apabila seorang wanita menjadi hamil dalam tiga bulan saat setelah uji ini, ia tidak perlu menjalani skrining ulang PMS pada kunjungan prenatal pertamanya.

Bagi wanita dengan riwayat herpes genital, konseling yang dapat diberikan ialah tentang pendekatan yang berkaitan dengan infeksi selama kehamilan. Wanita yang berisiko mengidap tuberculosis dapat diskrining untuk mendeteksi PPD. Apabila pada skrining sebelumnya ternyata PPD positif, atau sudah menerima vaksin BCG, maka, jika memang diindikasikan, pemeriksaan sinar-x dada dapat dilakukan.

 

7. Fenilketonuria

Bagi wanita dengan fenilketouria (PKU), kesempatan terbaik untuk melindungi anaknya terhadap efek penyakit yang diderita tersebut (lebih dari 90% anak penderita PKU mengalami retardasi mental dan lebih dari 70% menderita mikrosefali) adalah dengan melakukan lagi terapi diet yang telah dicoba sebelum konsepsi, kemudian dilanjutkan selama masa hamil [Jack, B. W., and Culpepper, L. Preconception care. J. Fam. Pract. 32(3):309, 1991]. Banyak dari para wanita ini telah mengabaikan atau tidak mematuhi dengan ketat rencana diet mereka. Bantuan nutrisi sekaligus evaluasi medis yang menyeluruh dianjurkan.

 

8. Komplikasi Obstetri Sebelumnya

Seorang wanita yang sebelumnya pernah hamil mungkin saja khawatir dirinya akan kembali mengalami komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan sebelumnya. Prediksi terbaik untuk kehamilan preterm adalah kehamilan preterm sebelumnya. Factor risiko lain yang dapat berulang pada kehamilan selanjutnya ialah diabetes gestasional, hangguan hipertensi, plasenta previa, persalinan yang lama, dan berat lahir rendah. Komplikasi-komplikasi, seperti inkompetensia serviks, fibroid uterin besar, atau eklampsia sebelumnya, mengindikasikan perlunya merencanakan intervensi yang tepat untuk kehamilan berikutnya guna membantu memastikan hasil-akhir terbaik.

Selain factor risiko medis atau obstetric, wanita mungkin juga memiliki kekhawatiran akibat pengalaman persalinan sebelumnya, yang terkait dengan persalinan pervaginam versus persalinan sesaria, penggunaan analgesia, posisi saat melahirkan, dukungan tenaga pelayanan kesehatan, dan berbagai isu lain yang berkaitan dengan proses persalinan. Sangatlah penting untuk bertanya kepada wanita dan membantunya menentukan apakah ada cara lain untuk meningkatkan kepuasannya terhadap proses persalinan. Sebaliknya, ia mungkin mendapatkan pengalaman yang luar biasa pada persalinan sebelumnya dan menginginkan bantuan untuk memastikan hasil-akhir positif yang sama pada kehamilan mendatang.

 

9. Usia Ibu yang Lanjut

Seorang wanita yang telah menunda masa usia suburnya atau wanita yang menginginkan anak lagi setelah usia 35 tahun dapat memiliki kekhawatiran tertentu berkaitan dengan usianya. Masa prakonsepsi merupakan saat yang tepat untuk menjawab pertanyaan dan membicarakan kekhawatiran tersebut. Masalah yang pasti muncul setelah usia 35 tahun mencakup peningkatan risiko kelainan genetic [Anderson, A. M. M., Wohlfahrt, J., Christens, P., et al. Maternal age and fetal loss: population-based register linkage study. BMJ 320:1708-1712, 2000]. Selain itu, seiring peningkatan usia, risiko wanita untuk menderita diabetes gestasional, hipertensi, dan penyakit kronis lain meningkat. Oleh karena itu, konseling genetic dan pengkajian medis yang menyeluruh merupakan tindakan yang penting.

Bagi wanita yang merencanakan kehamilan pertamanya setelah usia 35 tahun, masalah infertilitas merupakan masalah yang lebih besar lagi. Perubahan-perubahan besar terhadap gaya hidup yang sudah mapan juga dialami oleh pasangan berusia mapan, suatu topic yang perlu diperhatikan oleh bidan.

FAKTOR RISIKO MEDIS PADA WANITA PRAKONSEPSI

1. Obat-Obatan

Untuk penderita epilepsy, hipertensi, psikosis, malaria, dan penyakit lain yang ditangani obat-obatan yang teratogenik, bidan yang memberi perawatan konsepsi harus melakukan kolaborasi dengan dokter yang mengobati penyakit tersebut, mengingat risikonya pada janin, dan mengupayakan obat-obatan lain yang tidak bersifat teratogenik [Reynolds, H. D. Preconception care: an integral part of primary care for women. J. Nurse-Midwifery 43(6):445-453 (November/December) 1998]. Selain itu, timbulnya efek teratogenik obat-obatan yang dikonsumsi seorang wanita harus selalu diwaspadai [Brent, R. L. Addresing environmentally caused human birth defects. Pediatr. Rev. 22(5):153-165 (May) 2001]. Obat-obatan resep maupun yang dijual bebas, yang dikonsumsi seorang wanita, harus dievaluasi efek teratogeniknya. Selanjutnya, perlu dikaji apakah memang obat tersebut masih dibutuhkan. Sangat penting diperhatikan bahwa seorang wanita tidak boleh begitu saja menghentikan pengobatan karena mereka sedang hamil, mengingat tindakan ini dapat menimbulkan efek negative terhadap kesehatan medis maupun kesehatan jiwanya [Einarson, A., Selby, P., and Koren G. Discontinuing antidepressants and benzoadiazepines upon becoming pregnant: beware of the risks of abrupt discontinuation. Can. Fam. Physician 47:489-490 (March) 2001]. Banyak obat aman dikonsumsi selama masa hamil. Bagi wanita lain, rasio risiko/keuntungan penggunaan obat dan kehamilan harus dibahas sebelum konsepsi terjadi, kapanpun memungkinkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rencana tentang penggunaan obat tertentu pada masa prakonsepsi dan selama tahap awal organogenesis [Brundage, S. C. Preconceptional health care. Am. Fam. Physician 65(12):2507-2514 (June 15) 2002]. Food and Drug Administration (FDA) telah mengidentifikasi lima kategori pelabelan obat yang aman dikonsumsi selama kehamilan yang membantu dalam menentukan risiko bahaya akibat penggunaan obat tertentu.

 

Criteria Pelabelan FDA untuk Obat-Obatan selama Masa Hamil

A. Penelitian terkontrol pada wanita gagal memperlihatkan risiko terhadap janin pada trimester ketiga dan kemungkinan membahayakan kelangsungan hidup janin kecil

B. Penelitian pada hewan percobaan tidak mengindikasikan risiko terhadap janin; penelitian terkontrol pada manusia tidak dilakukan, atau penelitian pada hewan memang memperlihatkan dampak merugikan pada janin, tetapi penelitian terkontrol pada wanita hamil gagal memperlihatkan risiko terhadap janin

C. Penelitian telah memperlihatkan obat memiliki efek teratogenik atau embriosidal pada hewan, tetapi tidak ada penelitian terkontrol yang dilakukan pada wanita, atau tidak ada penelitian dilakukan baik pada wanita maupun hewan percobaan

D. Manfaat pada janin manusia telah terbukti, tetapi keuntungan pada beberapa situasi (seperti, situasi yang mengancam kehidupan atau penyakit parah yang tidak memungkinkan penggunaan obat-obatan yang lebih aman atau obat-obatan tersebut tidak efektif) membuat obat-obatan tersebut boleh digunakan kendari berisiko

X. Penelitian pada hewan atau manusia telah memperlihatkan kelainan janin, atau bukti menunjukkan risiko pada janin berdasarkan pengalaman manusia, atau keduanya, dan risikonya jelas-jelas melebihi keuntungan apapun yang diperoleh

Obat-obatan dengan Efek Teratogenik Sedang sampai Tinggi

Obat (Kelas)

Nama Generik (Dagang)

Kategori Kehamilan FDA

Trimester Ketika Paling Teratogenik

Efek pada Janin/Bayi

Androgen

Danazol (Danocrine)

X

Ke-2, ke-3

Virilisasi pada wanita dan genitalia ambigu

Inhibitor enzim pengubah angiotensin

Kaptopril (Capoten)

Enalapril (Vasotec)

C

Semua

Sindrom hipotensi janin, hipoperfusi ginjal janin, anuria, oligohidramnion, hipoplasia paru

Penyekat reseptor angiotensin II

Kandesartan

Silexetil (Atacand)

Irbesartan (Avapro)

D

Ke-2, ke-3

Hipotensi janin dan bayi baru lahir, hipoplasia tengkorak, anursia, gagal ginjal dan kematian

Antibiotik

Aminoglikosida:

Spektinomisin

Gentamisin

Streptomisin

Tetrasiklin

D

 

 

 

 

D

Semua

Keracunan saraf ke-8, gigi tidak putih, dan gangguan pertumbuhan tulang

 

Tulang dan gigi mengalami perubahan warna

Antikoagulan

Warfarin (Coumadin)

X

Semua

Hipoplastik penghubung nasal (trimester 1)

Malformasi SSP (trimester ke-2)

Risiko perdarahan (trimester ke-3)

       

(trimester ke-3)

Antikonvulsan

Karbamazepin

Fenitoin

Trimetadion

Asam valproat

C

D

D

D

Pertama

Kelainan tabung saraf

Sindrom hidantoin

Anti-infeksi

Iodin

D

Semua

Goiter congenital, hipotiroid sementara

Antineoplasma

Aminopterin

Busulfan

Siklofoasfamid

Sitarabin

Metotreksat

Tamoksifen

X

D

D

D

D

D

Pertama

Pertama

Pertama

Pertama

Semua

Semua

Malformasi multiple tidak spesifik dan berat lahir rendah

Terapi anti-tuberkuloasis

Isoniazid

 

 

 

 

 

 

Rifampisin

C

 

 

 

 

 

 

C

Semua

 

 

 

 

 

 

Semua

Memperlihatkan efek embriosid pada tikus dan kelinci ketikan diberikan pada masa hamil; tidak ada penelitian pada wanita hamil

Kelainan SSP pada penggunaan yang lama

Antiviral (HIV)

Efavirenz (Sustiva)

C

Semua

Efek teratogenik pada percobaan hewan primate; tidak ada data penelitian pada manusia

Benzodiazepin

Lorazepam (Ativan)

Klonazepam (Klonopin)

Klordiazepoksid (Libium)

Oksazepam (Serax)

Diazepam (Valium)

D

 

C

 

D

 

D

 

D

Ke-3

Ketergantungan neonatus pada penggunaan kronis

 

d (Libium)

Oksazepam (Serax)

Diazepam (Valium)

 

D

 

D

 

D

   

Agens pangkelat

Penisilamin

D

Pertama

Laksa kutis, anomaly congenital lain

Persiapan dermatologi

Minoksidil

C

Ke-2, ke-3

Hirsutisme bayi baru lahir

Halusinogen

Frensiklidin

X

Semua

Pengkajian saraf abnormal, termasuk refleks mengisap yang lemah, dan pemberian makan menurun

Agens hipogilkemik

Klorpropamid

C

Semua

Hipoglikemua neonatus berkepanjangan

Analog prostaglandin

Misoprostol (Cytotec)

X

Semua

Sifat embriosid pada awal kehamilan dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan preterm

Retinoid, sistemik

Isotretinoin (Accutane)

X

Semua

Defek pada SSP, kardioaortik, telinga, dan celah bibir atau palatum; mikrosia, anosia, aplasia timus, kelainan lengkung brakial dan aorta; malformasi jantung congenital tertentu

Retinoid, topikal

Tretinoin (Retin-A)

C

Semua

Sangat tidak mungkin untuk mendapatkan pemajanan topical pada retinoid)

Sedatif

Talidomid

X

Pertama, Ke-2

Fokomelia, reduksi tungkai

       

tungkai

Obat tiroid

Propiltiorasil

Metimazol

D

D

Semua

Semua

Goiter

Kutis aplastik

Sumber: Diadaptasi dari Reynolds, H. D. Preconception care: an integral part of primary care of women. J. Nurse-Midwifery 43(6): 452.

KONSELING SPESIFIK TENTANG PERAWATAN PRAKONSEPSI

Konseling yang telah dipaparkan pada bagian ini merupakan tambahan terhadap setiap konseling yang harus bidan berikan selama atau sebagai hasil pengkajian kesehatan yang komprehensif. Sebagai seorang bidan, Anda perlu mengingat bahwa Anda dapat memberi konseling prakonsepsi kepada wanita belum menikah atau pasangan lesbian juga kepada wanita menikah atau pasangan heteroseksual. Wanita belum menikah dan pasangan lesbian membutuhkan konseling lebih lanjut yang berkaitan spesifik dengan isu unik mereka.

Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang persiapan psikologis seorang wanita atau pasangannya dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topic-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, rasional mengasuh anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosional wanita atau pasangannya, serta ekspektasi pengalaman usia subur dan menjadi orang tua. Pengkajian sebelumnya tentang penganiayaan fisik, seksual, atau emosi yang terjadi dalam hubungan harus dievaluasi kembali karena penganiayaan seperti ini sering kali dimulai atau meningkat pada masa kehamilan [Beck, L. F., Morrow, B., and Lipscomb, L. E. Prevalence of selected maternal behaviors and experiences, Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS), 1999. MMWR 51(SS02):1-26 (April 26) 2002; and Martin, S. L., Mackie, L., Kupper, L. L., et al. Physical abuse of women before, during and after pregnancy. JAMA 285(12):1581-1584 (March 28) 2001].

Penaturan masa usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangannya untuk menyelesaikan pendidikan atau memulai suatu karier, sebagaimana stress yang terpisah atau tergabung dengan semua aktivitas ini, harus terus dikaji. Sedangkan pada remaja, diskusi tentang penyelesaian sekolah dan rencana melanjutkan ke perguruan tinggi atau pelatihan kerja sekaligus penjelasan tentang metode pengontrolan kelahiran yang dapat diandalkan, dapat member mereka alternative dalam masa usia subur mereka.

1. Kapan Menghentikan Penggunaan Metode Kontrasepsi

Pembicaraan tentnag merencanakan sebuah keluarga harus melibatkan diskusi tentang pengaturan waktu kehamilan dalam hubungannya dengan penghentian metode keluarga berencana dan bagaimana hal ini dilakukan, mengingat metode yang satu berbeda dari metode yang lain. Pentingnya mencatat periode menstruasi harus ditekankan karena hal ini sangat penting untuk menentukan kapan kehamilan dimulai. Mendorong wanita untuk menyimpan kalender menstruasi merupakan praktik yang baik. Pengaturan jarak kehamilan harus dibicarakan dan pentingnya perawatan prenatal awal dan berkelanjutan harus dijelaskan setiap ada kesempatan.

Pertanyaan yang umum diajukan ialah berapa lama “menghentikan konsumsi pil” sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Umumnya rekomendasi yang diberikan adalah supaya seorang wanita tidak mengalami kehamilan selama bulan pertama setelah menghentikan kontrasepsi oral. Setelah mengalami satu siklus menstruasi, seorang wanita sering kali kembali mengalami ovulasi spontan. Sangatlah penting menekankan bahwa rekomendasi ini berkaitan dengan upaya mengoptimalkan penanggalan kehamilan. Tidak ada kekhawatiran tentang efek teratogenik kontrasepsi oral.

Apabila seorang wanita telah menggunakan metode hormonal jangka-panjang, seperti suntikan atau susuk, ia harus diberi tahu bahwa dibutuhkan beberapa bulan sebelum akhirnya ovulasi berlangsung teratur. Budan menyarankan ia dan pasangannya untuk mencegah pembuahan dengan metode barier hingga sampai ia mengalami menstruasi teratur sehingga tangga kehamilan dapat diperkirakan dengan tepat. Sekali lagi, tidak ada efek berbahaya pada janin yang perlu diperhatikan jika konsepsi terjadi setelah semua metode ini dihentikan.

Bagi wanita yang menstruasinya tidak teratur, akan sulit untuk memperkirakan waktu ovulasi dan tanggal kehamilannya. Untuk para wanita ini, penggunaan bagan suhu tubuh dasar atau alat prediksi ovulasi akan membantu. Apabila tidak terjadi kehamilan dalam rentang waktu 12 bulan senggama tanpa pelindung, akan bermanfaat jika wanita dievaluasi oleh spesialis kesuburan.

 

2. Nutrisi

Mempertahankan status nutrisi yang baik sebelum mengalami kehamilan merupakan topic prakonsepsi yang sangat penting. Mencapai berat badan ideal, mengontrol gangguan makan dan pika, dan mengembangkan kebiasaan diet nutrisi yang seimbang merupakan persiapan bagi pertumbuhan bayi sehat dan pencegahan berat lahir rendah. Mengenai masalah nutrisi akan mengarahkan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh bidan mengenai perubahan diet minor. Perujukan ke ahli gizi merupakan diperlukan bagi wanita yang menghadapi deficit nutrisi utama atau obesitas. Bagi wanita yang menghadapi gangguan makan, akan diperlukan evaluasi psikologis, dan wanita tersebut disarankan untuk menunda kehamilan sampai ia mendapatkan perawatan dan mengonsumsi diet sehat.

Pertimbangan khusus harus diberikan sesuai rekomendasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 1992, yang menyatakan semua wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi suplemen asam folat untuk memastikan konsumsi asam folat sekurang-kurangnya 0,4 mg setiap hari untuk mengurangi risiko mendapatkan bayi yang mengalami spina bifida atau defek pada saluran saraf lainnya [Centers for Disease Control and Prevention. Recommendations for the use of folic acid to reduce the number of cases of spina bifida and other neural tube defects. MMWR 41 (RR-14):1-5, 1992; and Iqbal, M. M. Prevention of neural tube defects by periconceptual use of folic acid. Pediatr. Rev. 21:58-66, 2000]. Sebagian besar multivitamin yang dijual bebas mengandung 0,4 mg asam folat di dalamnya, sehingga tidak diperlukan suplemen vitamin yang mahal; preparat generic sudah cukup. Vitamin prenatal yang diprogramkan biasanya mengandung 1,0 g asam folat. Beberapa wanita menyukai gagasan menggunakan suplemen prenatal selama periode prakonsepsi, yang memang diterima dengan baik. Karena sulit mengingesti sejumlah adekuat asam folat secara konsisten dari sumber-sumber makanan, maka dibutuhkan suplemen. Apabila seorang wanita termotivasi tinggi mengonsumsi asam folat dari sumber-sumber yang lebih alamiah, ia dapat dianjurkan untuk melakukannya.

Bagi wanita yang sebelumnya telah memiliki bayi dengan defek saluran saraf, maka dosis asam folat yang direkomendasikan ialah 4,0 gram setiap hari selama sedikitnya satu bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan selama 12 minggu kehamilan. CDC mengeluarkan peringatan terhadap konsumsi asam folat lebih dari 1 mg per hari bagi wanita yang tidak mengalami peningkatan keburuhan [Centers for Disease Control and Prevention. Recommendations for the use of folic acid to reduce the number of cases of spina bifida and other neural tube defects. MMWR 41 (RR-14):1-5, 1992]. Bidan harus mengkaji pil vitamin atau pil nmultivitamin lain yang dikonsumsi wanita untuk menentukan kandungan asam folat dan mencegah hipervitaminosis.

 

3. Skrining Genetik

Dari riwayat yang diperoleh, seharusnya terlihat kebutuhan spesifik untuk melakukan skrining/konseling yang didasarkan pada ras, etnik, dan riwayat keluarga. Pada setiap konseling genetic, kuncinya ialah menetapkan bahwa setiap bayi yang berasal dari wanita dan pria tertentu memiliki kesempatan mengidap suatu penyakit genetic. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting untuk melibatkan calon ayah. Apabila factor risiko tertentu diidentifikasi atau jika calon orang tua mengalami masalah yang serius, maka mereka perlu dirujuk ke konselor genetic.

 

4. Perawatan Gigi

Wanita harus disarankan untuk melakukan setiap perawatan gigi yang membutuhkan pajanan radiasi, sedasi, anesthesia, atau pembedahan gusi sebelum hamil. Penelitian telah memperlihatkan peningkatan kehamilan dan persalinan preterm ketika wanita menderita penyakit periodontal tertentu [Jeffcoat, M. K., Geurs, N. C., Reddy, M. S., et al. Periodontal infection and preterm birth: results of a prospective study. J. Am. Dent. Assoc. 132(7):875-880 (July) 2000]. Peningkatan volume darah selama kehamilan, yang kemudian mengakibatkan hyperemia pada gusi akan menyebabkan perdarahan berlebihan jika wanita tersebut perlu menjalani pembedahan gusi dalam masa hamilnya. Jika seorang wanita  merencanakan untuk menyusui, waktu yang dibutuhkan dari masa konsepsi sampai penyapihan akan memanjang lebih dari setahun. Oleh karena itu, pemeriksaan gigi selain perawatan pencegahan rutin penting baik dilakukan sebelum kehamilan.

PENGKAJIAN KESEHATAN DAN RISIKO

Jika seorang wanita dan pasangannya berkunjung ke klinik dan menginginkan pengkajian prakonsepsi menyeluruh, maka data dasar berikut harus dikumpulkan. Seperti yang dijelaskan di atas, bagi sebagian besar wanita, bidan akan mengidentifikasi apa yang menjadi komponen spesifik perawatan prakonsepsi karena rencana penatalaksanaan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.

1. Data Dasar

Salah satu saran tentang bentuk pengkajian riwayat ialah penggunaan format riwayat prenatal dan pengkajian fisik karena bentuk ini meliputi area-area penting spesifik kehamilan. Informasi berikut berhubungan dengan perawatan prakonsepsi dan dapat diambil dari data dasar ini:

a. Kebutuhan untuk terapi suatu penyakit medis

b. Kebutuhan untuk terapi suatu penyakit kejiwaan

c. Kebutuhan untuk konseling/terapi terhadap penyakit menular seksual

d. Kebutuhan untuk uji/konseling HIV

e. Kebutuhan untuk membahas program terapi bagi klien yang mengalami penyalahgunaan zat:

· Tembakau

· Alcohol

· Obat-obatan resep

· Obat-obatan terlarang

f. Kebutuhan untuk melakukan evaluasi diri terhadap gaya hidup, keterampilan koping, dan penurunan stress

g. Kebutuhan akan dukungan psikologi, social, atau ekonomi jika mengalami:

· Depresi atau isu kehatan jiwa lain

· Penganiayaan dalam rumah

· Keadaan tidak ada rumah (tunawisma)

· Kurangnya sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan dasar

h. Kebutuhan untuk konseling nutrisi jika mengalami:

· Berat badan di bawah normal/malnutrisi

· Obesitas

· Asupan makanan tidak adekuat untuk sumber makanan/nutrisi yang utama

· Bulimia’

· Anoreksia

· Hipervitaminosis

i. Kebutuhan untuk bugar dan konseling/pelatihan tentang olahraga

j. Kebutuhan untuk imunisasi atau vaksinasi

k. Kebutuhan untuk skrining genetic berdasarkan ras, etnik, atau riwayat keluarga

l. Kebutuhan untuk metode keluarga berencana yang sesuai dengan rencana wanita tersebut dan pasangannya dalam masa usia subur

 

2. Data Tambahan yang Harus Diperoleh

a. Kebutuhan akan suplemen vitamin atau mineral

b. Riwayat pika

c. Kebutuhan terhadap skrining genetic/konseling yang berkaitan dengan:

· Anemia sel sabit (Amerika Afrika, mereka yang merupakan keturunan Mediteranea)

· Penyakit Tay-Sach (Yahudi Ashkenazi dari Eropa Tengah dan Eropa Utara)

· Talasemia (Yunani, Italian, Asian Tenggara, Filipina)

· Pola keluarga (keguguran janin atau neonatus, penyakit, atau kelainan)

· Hemophilia

· Distrofi otot Duchenne

· G6PD (mereka yang merupakan keturunan Mediteranea)

· Fibrosis kistik

· X-rapuh

d. Terpajan bahan timah di rumah tangga (mengarah pada keracunan)

e. Bahaya di tempat kerja dan lingkungan (teratogen)

f. Pelibatan calon ayah, dukungan anggota keluarga yang lain

g. Kesiapan menghadapi masa usia subur: psikologis, keuangan, tujuan hidup (karier, pendidikan)

h. Kebutuhan akan perawatan gigi

i. Kebutuhan untuk menjalani mammografi (bagi wanita di atas usia 40 tahun atau yang riwayat keluarganya mendindikasikan pemeriksaan mammografi dini)

j. Kebutuhan akan persiapan khusus jika terdapat penyakit kronis spesifik

k. Kebutuhan dirujuk untuk pengkajian kesehatan lebih lanjut, bantuan dari pekerja social, pengkajian/terapi kesehatan jiwa

PERAWATAN PRAKONSEPSI

Ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi, atau ketika uji kehamilan yang dilakukan di rumah menunjukkan hasil positif, atau ketika jadwal perjanjian prenatal mulai dilakukan, artinya organogenesis mendekati sempurna. Jantung janin telah terbentuk dan berfungsi, saluran spinal telah menutup, mata terbentuk, tungkai bergerak aktif, dan jenis kelamin dapat diidentifikasi. Semua ini sudah terjadi ketika morning sickness sudah dialami cukup sering. Pada saat ini, mereka yang beritikad baik mengubah gaya hidup – dari merokok sampai menggunakan alcohol atau obat-obatan terlarang – dan memperbanyak latihan serta memperbaiki nutrisi, maka sudah terlalu terlambat untuk mencegah pajanan zat beracun pada janin. Semua risiko genetic dan efek teratogenik obat atau bahaya lingkungan sudah termanifestasi pada janin.

Selama tahun 1980-an dan tahun 1990-an, kebidanan telah menekankan upaya mencegah hasil-akhir kehamilan yang buruk dengan memberi tindakan perawatan prenatal berkualitas. Hingga tingkat tertentu, hal ini sangat bermanfaat. Penatalaksanaan yang meningkat terhadap penyakit diabetes dalam kehamilan, persalinan preterm, penyakit jantung dan gangguan hipertensi telah meningkatkan hasil-akhir yang diharapkan pada ibu dan bayi baru lahir. Pengetahuan yang luas tentang pewarisan pada manusia telah memberi peluang lebih besar untuk menyelenggarakan konseling genetic, identifikasi factor risiko sebelum konsepsi terjadi, dan diagnosis genetic prenatal. Namun, seiring perawatan prenatal banyak dievaluasi secara kritis, semakin lebih jelas terlihat bahwa waktu untuk mencegah komplikasi kehamilan yang tepat sebenarnya adalah sebelum seorang wanita mengandung.

Pada tahun 1989 diselenggarakan U.S. Public Health Service Expert Panel on the Content of Prenatal Care mendeklarasikan bahwa perawatan prakonsepsi “harus menjadi perawatan standar” [Public Health Service Expert Panel on the Content of Prenatal Care. Caring for Our Future: The Content of Prenatal Care. Waashington, DC: U.S. Public Health Service, 1989, p.25], dan di antara sasaran yang ditetapkan dalam publikasi Public Health Service tahun 1991 berjudul Healthy People 2000, dua di antaranya ialah penyediaan perawatan prakonsepsi sesuai-usia dan pemberian konseling oleh sebagian besar tenaga perawatan primer [Healthy People 2000: National Health Promotion and Disease Prevention Objectives. Washington, DC: U.S. Public Health Service, 1991]. Semua sasaran ini dinyatakan kembali dan diperkuat dalam pedoman Healthy People 2010 [Healthy People 2010: National Health Promotion and Disease Prevention Objectives. Washington, DC: U.S. Public Health Service, 1999]. Penekanannya adalah pada pencegahan kehamilan di kalangan remaja juga perubahan gaya hidup sebelum konsepsi. Risiko reproduksi harus dipertimbangkan sebagai bagian dari perawatan primer bagi setiap orang (wanita dan pria).

Sebagai bagian dari sasaran yang sedang dituju untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah menggalang perlindungan terhadap kesehatan ibu. Mereka telah berhasil membuat berbagai program untuk mengurangi komplikasi kehamilan, untuk meneliti, dan mengumpulkan serta menyebarluaskan informasi yang dapat meningkatkan kesehatan secara menyeluruh dan kualitas perawatan kesehatan ibu. Mereka berpendapat, “Safe motherhood sudah dimulai sebelum kehamilan dimulai, yakni berupa program nutrisi tepat dan gaya hidup sehat” [Centers for Disease Control and Prevention/National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Safe Motherhood: Promoting Health for Women Before, During, and After Pregnancy, 2002]. Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung. Jelasnya, wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat.

Sebagai tenaga perawatan kesehatan primer bagi wanita sejak masa pubertas sampai dewasa, bidan menyadari bahwa setiap hubungan dengan wanita usia subur merupakan kesempatan untuk perawatan prakonsepsi. Dedikasi bidan terhadap peningkatan kesehatan, pendidikan, dan perawatan pencegahan menempatkan bidan pada posisi ideal sebagai tenaga perawatan prakonsepsi. Bidan melakukan praktik di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang bukan saja memberi kesempatan, tetapi juga tanggung jawab kepada bidan untuk memberi perawatan prakonsepsi dan konseling. Tatanan pelayanan kesehatan ini terdiri atas klinik keluarga berencana, klinik kesehatan kerja, isu kesehatan dan program promosi kesehatan di tempat kerja, klinik sekolah, penampungan tunawisma, halfway houses, pelayanan perawatan kesehatan di sekolah tinggi dan universitas, pusat perawatan penyalahgunaan zat, penampungan wanita, dan klinik aborsi. Setiap kunjungan – dari keluarga berencana, pemeriksaan Pap smear tahunan, atau uji kehamilan dan skrining penyakit menular seksual, sampai kunjungan pascapartum atau kunjungan pascaaborsi – memberi kesempatan untuk melakukan konseling. Perawatan pribadi dan individual yang diberikan bidan telah menciptakan lingkungan yang sempurna bagi perawatan prakonsepsi.

Beberapa pasangan akan mendatangi bidan untuk mendapatkan pengkajian kesehatan dan petunjuk antisipasi prakonsepsi. Namun, sebagian besar dari mereka datang mencari perawatan kebidanan dengan berbagai tujuan, dan menjadi tugas bidan untuk proaktif dalam menyediakan informasi yang relevan. Bab ini membahas sejumlah topic yang dipertimbangkan sebagai masalah dalam perawatan prakonsepsi. Informasi ini lebih dari sekedar layak dibicarakan bagi setiap wanita pada setiap kunjungannya. Oleh karena itu, bidan harus menggunakan kesempatan dalam menargetkan apa yang akan diajarkan kepada pasien. Sebagai contoh, saat kunjungan tahunan, bidan dapat menekankan informasi yang berkaitan dengan status nutrisi dan kebiasaan latihan fisik seorang wanita juga merekomendasi asupan asam folat harian yang adekuat. Bagi wanita lain, informasi mungkin perlu ditekankan untuk menghentikan perilaku merokok dalam upaya mendapatkan manfaat kesehatan secara umum dan menghindari masalah kesehatan secara umum dan menghindari masalah kesehatan yang berkaitan dengan perilaku merokok. Kunjungan pasangan dengan uji kehamilan negative merupakan kesempatan yang tepat untuk menanyakan apakah mereka sedang berupaya memperoleh kehamilan sekaligus menawarkan skrining terhadap penyakit HIV, rubella, atau menular seksual (PMS) merupakan kesempatan untuk memberitahu hubungan bahaya PMS terhadap perkembangan janin. Pemberian informasi yang sesuai kebutuhan masing-masing wanita dapat meningkatkan kemampuan wanita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengambil banyak waktu selama kunjungan klinik.

Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi berada dalam lingkungan yang sehat. Sayangnya, 6 juta kehamilan di Amerika Serikat setiap tahun tidaklah direncanakan. CPC’s Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS) menyatakan bahwa lebih dari setengah jumlah total kehamilan merupakan kehamilan yang tidak diinginkan [Beck, L. F., Morrow, B., and Lipscomb, L. E. Prevalence of selected maternal behaviors and experiences, Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS), 1999. MMWR 51(SS02):1-26 (April 26) 2002]. Jumlah yang tepat belum diketahui. Namun, pada tahun 1999, prevalensi kehamilan yang tidak diinginkan bagi wanita yang meneruskan kehamilannya hingga persalinan ialah 32% sampai 52% di negara-negara percontohan di Amerika Serikat [Beck, L. F., Morrow, B., and Lipscomb, L. E. Prevalence of selected maternal behaviors and experiences, Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS), 1999. MMWR 51(SS02):1-26 (April 26) 2002]. Ternyata dari semua kehamilan yang tidak diinginkan, sekitar setengahnya diakhiri secara elektif [Beck, L. F., Morrow, B., and Lipscomb, L. E. Prevalence of selected maternal behaviors and experiences, Pregnancy Risk Assessment Monitoring System (PRAMS), 1999. MMWR 51(SS02):1-26 (April 26) 2002; Klima, C. S. Unintended pregnancy: consequences and solutions for a worldwide problem. J. Nurse-Midwifery 43(6):483-491 (November/December) 1998]. Dengan demikian, jumlah keseluruhan kehamilan yang tidak diinginkan masih cukup tinggi.

Banyak pasangan tidak waspada terhadap sejauh mana janin mereka dapat terpajan risiko. Pendidikan merupakan cara terbaik yang perlu untuk mendorong individu memaksimalkan kesehatan mereka dan meminimalkan risiko yang tak diinginkan pada janin mereka. Penting bagi bidan untuk mempertimbangkan risiko ini pada setiap pertemuan dengan wanita usia subur yang menerima perawatan kesehatan. Informasi harus diberikan kepada wanita (dan pasangan mereka) tanpa mereka secara spesifik menanyakannya karena kebanyakan orang tidak mencari informasi terkait isu kehamilan sampai mereka mengalami kehamilan itu sendiri.

Perawatan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara lain: memungkinkan idetifikasi penyakit medis; pengkajuan kesiapan psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup. Selain itu, struktur genetic dan perilaku seorang wanita atau pasangan dapat memberi efek negative terhadap janin. Efek ini dapat dievaluasi dan ditangani sebelum konsepsi. Pada beberapa wanita, risiko tersebut dapat dihilangkan; sedangkan pada wanita lain, tindakan tertentu dapat diambil untuk meminimalkan dampaknya pada perkembangan janin selanjutnya. Kadang-kadang, setelah perawatan prakonsepsi diberikan, wanita tersebut diputuskan untuk tidak memiliki anak – misalnya, jika seorang wanita menemukan bahwa dia dan pasangannya memiliki silsilah penyakit yang mematikan. Bagi sebagian besar wanita dan pasangan mereka, perawatan prakonsepsi akan membantu mengidentifikasi cara dalam membuat perubahan positif dalam gaya hidup mereka guna meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan juga potensi mereka untuk mendapatkan bayi yang sehat. Perawatan prakonsepsi memberi kesempatan bagi seorang wanita dan pasangannya yang telah mendapat informasi untuk membuat keputusan berkenaan dengan masa usia subur mereka.

Factor risiko bagi kemunculan komplikasi obstetric cukup bervariasi dan komplikasi dialami sejumlah besar wanita. Gambar berikut memperlihatkan hasil survey prakonsepsi yang dilakukan ketika seorang wanita menunjukkan hasil uji kehamilan negative dan telah menjalani skrining terhadap factor risiko prakonsepsi.

Sumber: Dicetak ulang dengan izin dari Jack, B. W., Culpepper, L., Babcock, J., Kogan, M. D., and Weismiller, D. Addresing preconception risk identified at the time of a negative pregnancy test: A randomized trial. J. Fam. Pract. 1998;47(1): 33-38, Dowden Health Media.

Survei ini menunjukkan ruang lingkup isu yang dapat dipertimbangkan pada setiap kunjungan wanita usia subur [Jack, B. W., Culpepper, L., Babcock, J., et al. Addresing preconception risks identified at the time of a negative pregnancy test: a randomized trial. J. Farm. Pract. 47(1):33-38 (July) 1998]. Penelitian lain menunjukkan bahwa ketika wanita dididik tentang pentingnya mengubah gaya hidup mereka pada masa prakonsepsi, mereka cenderung melakukan perubahan tersebut ketika mereka mengantisipasi kehamilan [Hellerstedt, W. L., Pirie, P. L., Lando, H. A., et al. Differences in preconceptional and prenatal behaviors in women with intended and unintended pregnancies. Am. J. Public Health 88(4):663-666 (April) 1998].

TREN DAN TATANAN MASA DEPAN DALAM KEBIDANAN INTERNASIONAL

Menurut sejarah, evoluasi praktik kebidanan internasional telah melalui serangkaian perubahan utama. Suatu profesi yang semula dimulai dengan menolong persalinan dan menyediakan perawatan pascapartum selama beberapa haru kini berkembang menjadi suatu rentang pelayanan lengkap, termasuk perawatan antenatal, perawatan bayi baru lahir, perawatan prakonsepsi, perawatan wanita menopause, dan perawatan akibat beberapa kondisi medis. Semua pelayanan ini senantiasa dilakukan di berbagai tempat kerja – rumah, klinik, dan rumah sakit.

Tantangan bagi bidan dalam merealisasi Safe Motherhood saat ini dan di masa yang akan datang dapat dibahas pada beberapa area: keterlibatan dalam pembuatan kebijakan, praktik klinik, dan pendekatan-berbasis-masyarakat hingga mobilisasi social.

 

1. Kebijakan

Asosiasi kebidanan di berbagai negara telah mengalami pencapaian sangat besar dalam 20 tahun terakhir. Ini terlihat dari keterlibatan asosiasi kebidanan dalam pengembangan kebijakan. Berangkat dari hal ini, sangatlah kritis bahwa kita membangun dengan berpijak pada pencapaian para perintis kebidanan dan tidak tergelincir ke dalam pengharapan bahwa orang lain akan mengakui nilai-nilai yang kita anut atau apa yang harus kita bagi. Kerja sukarela merupakan hal yang sulit karena kita hidup di dunia yang sibuk dengan berbagai prioritas yang saling berlomba. Akan tetapi, tanpa hal itu, kita tidak dapat melayani kebutuhan mendesak ibu dan bayi baru lahir di seluruh dunia.

 

2. Praktik Klinik

Dalam perjalanan sejarah, praktik klinik kebidanan selalu diwarnai perubahan. Kendati tidak menyenangkan, mengingat kita sudah merasa nyaman dengan ruang lingkup praktik yang ada saat ini, kita harus terus fleksibel supaya bisa menyeimbangkan diri dengan kondisi dan prioritas yang terus berubah. Tuntutan untuk meningkatkan keterampilan penanganan kedaruratan, menangani semua area pencegahan dan perawatan AIDS, menyiasati pergeseran dalam masyarakat, menghadapi korban perang yang mengalami trauma, bahaya lingkungan, terorisme, dan perang, semua ini, merupakan tantangan bagi kreativitas, stamina, keterampilan memperoleh dana, serta komitmen bertahun-tahun.

 

3. Pendekatan Safe Motherhood yang Berbasis Masyarakat

Salah satu tantangan yang terus-menerus dihadapi bidan yang mengupayakan Safe Motherhood ialah bagaimana menangani isu-isu dalam masyarakat dengan lebih baik. Karena kalau kita sering berada di fasilitas klinik, maka kita tidak akan banyak terlibat dalam sebagian besar komplikasi maternal dan kematian ibu yang terjadi dalam masyarakat. Kita harus menyiasati dengan mengembangkan strategi meminimalkan keterlambatan dalam mengenal komplikasi dan mencapai tingkat perawatan yang tepat. Bidan perlu menguasai keterampilan advokasi, menggerakkan massa, dan metodologi pembelajaran yang meningkatkan partisipasi anggota, pendekatan penyimpangan positif (positive deviance), dan strategi-strategi lain. Advokasi dapat digunakan dalam menghadapi isu-isu kebijakan yang berkembang. Penggerakan massa membantu masyarakat waspada terhadap hambatan dalam mengupayakan kehamilan yang aman (komunikasi, transportasi dalam keadaan darurat, dana untuk kondisi darurat, izin untuk mencari perawatan medis, dsb,). Advokasi juga dapat membantu mengembangkan penyelesaian masalah dalam masyarakat. Penyelesaian secara local ini berarti bahwa masalah diselesaikan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia di masyarakat, dengan demikian berpotensi untuk dipertahankan. Aktivitas Pembelajaran Partisipatif (APP) anggota merupakan teknik yang dikembangkan oleh para pekerja agricultural. Tujuannya adalah melibatkan anggota masyarakat dalam menelaah suatu isu dari berbagai aspek dan melihat bagaimana berbagai masukan dapat membantu menyelesaikan masalah. Sasaran yang ingin dicapai ialah mendorong para pembuat kebijakan di berbagai tingkat dan golongan agar memberi sumbangsih dengan cara praktis. Penyimpangan positif merupakan suatu strategi yang menganalisis bagaimana perilaku positif bertahan dalam menghadapi tekanan budaya dan tekanan keluarga. Sebagai contoh, jika beberapa keluarga di sebuah perkampungan menolak tekanan untuk mensirkumsisi anak perempuan mereka, maka pembelajaran tentang bagaimana mereka berhasil menghadapi tekanan lingkungan tersebut menghasilkan informasi yang dapat digunakan mengembangkan strategi untuk menghilangkan mutilasi genitalia wanita. Penerapan strategi, seperti APP dan penyimpangan positif, membantu membawa prubahan besar di tingkat komunitas.

Sebagai seorang bidan, Anda akan memiliki kekuatan untuk membuat dampak besar terhadap usaha menyelamatkan hidup wanita dan bayi secara global. Dimulai dengan persiapan pendidikan terbaik, upaya mempertahankan kompetensi, mendengarkan kebutuhan wanita dan berespons terhadap kebutuhan mereka, tidak pernah puas terhadap angka kesakitan dan kematian ibu. Wanita dan keluarga sangat bergantung pada Anda!

Di Mana Saya Dapat Memperoleh Informasi tentang Topik seperti Safe Motherhood, Kekerasan terhadap Wanita, Sikumsisi Wanita (Mutilasi), Tradisi yang Positif dan Negatif (Adat Istiadat) Seputar Kehamilan dan Persalinan di Berbagai Budaya, dan Diskriminasi Gender?

Seiring semakin banyak bidan diarahkan menuju kebidanan internasional – baik oleh fakultas ketika mereka masih duduk di bangku kuliah ataupun karena ketertarikan pribadi – sangatlah penting untuk mencari sumber-sumber informasi terpercaya tentang topic internasional dalam hal kesehatan wanita. Setiap bidan harus sepenuhnya memahami upaya global untuk membuat masa subur aman bagi semua wanita dan harus mengingat bahwa kehamilan merupakan sebuah kondisi yang tidak pernah ditujukan untuk berakhir dengan kematian wanita ataupun bayi. Walaupun demikian, ratusan dari ribuan wanita masih saja meninggal selama masa usia subur, dan bayi mereka yang baru lahir juga meninggal.

Seperti dicatat Rebecca Cook beberapa tahun yang lalu [Cook, R. J. Advancing Safe Motherhood Through Human Rights. Paper presented at the tenth anniversary of Safe Motherhood Initiative, Colombo, Sri Lanka, 1997, p.1], tragedy kematian dan ketidakmampuan secara global yang dialami wanita merupakan salah satu catatan pedih yang mengingatkan bahwa hak asasi wanita telah diabaikan di banyak area di dunia. Hak asasi bagi remaja puteri dan wanita merupakan topic kunci lain yang menjadi perhatian di antara para bidan sesuai sifat kebidanan, yakni bekerja merawat wanita dalam kondisi apapun bidan menemukan mereka [Fullerton, J. T., Severino, R., Brogan, K., and Thopson, J. Essensial competencies of midwifery practice, phase II: affirmation of the competency statements. Midiwifery (September) 2002]. Kekerasan terhadap wanita, pemotongan alat genitalia wanita, status kesehatan wanita yang terus-menerus rendah, dan bentuk diskriminasi gender lain merupakan bukti penyangkalan tetap terhadap hak-hak dasar remaja puteri dan wanita di seluruh dunia. Sumber informasi utama tentang hak asasi manusia dan status wanita dapat ditemukan dalam situs Organisasi Kesehatan Dunia dan lembaga-lembaga PBB, seperti Dana PBB bagi Wanita (UNIFEM), UNICEF, dan UNFPA.

Beberapa topic yang paling menarik seputar kehamilan, persalinan, dan periode segera pascapartum terdiri atas ritual budaya dan hal-hal yang masih dianggap tabu bagi wanita, dari apa yang dapat dimakan dan yang tidak boleh dimakan, sampai kepada apa yang ingin wanita lihat atau lakukan. Pemilihan area apa yang harus dibaca, digali, dan dibahas dengan anggota masyarakat merupakan aktivitas meningkatkan pengetahuan bagi siswa kebidanan atau lulusan baru. Saat Anda nanti menemukan, ketika bekerja dalam area internasional, sasaran perawatan kebidanan ialah mendukung semua tradisi budaya yang akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan wanita atau tidak menimbulkan bahaya, serta berupaya menghilangkan semua ritual dan hal-hal tabu yang dapat menempatkan wanita dan bayinya dalam bahaya. Banyak buku yang membicarakan topic ini, dimulai dengan beberapa tulisan awal oleh Margaret Mead dan ahli antropologi budaya lain. Sebuah kajian literature akan menjadi bacaan yang sangat menarik dan akan membantu Anda memahami budaya dalam persalinan, termasuk budaya yang berlaku di Amerika Serikat, secara lebih jelas.

2. Apa yang Merupakan Jenjang Pendidikan Lain Menuju Praktik Kebidanan di Seluruh Dunia?

Ada berbagai macam jenjang pendidikan untuk bekerja sebagai bidan professional di seluruh dunia, sesuai dengan Definisi Internasional ICM/WHO/FIGO tentang bidan. Hal ini digolongkan ke dalam dua kategori utama: (1) pendidikan kebidanan terdiri atas atau berada dalam bidang keperawatan, dan (2) pendidikan kebidanan langsung tanpa latar belakang kesehatan. Dalam berbagai jenjang ini, terdapat berbagai tingkat pendidikan yang merupakan prasyarat memasuki pendidikan kebidanan. Di negara-negara maju, sebagian besar pendidikan kebidanan dapat diikuti setelah menempuh pendidikan menengah, walaupun pendidikan kebidanan yang sebenarnya ada yang dapat dilanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, ada juga yang tidak. Di negara-negara berkembang, pendidikan kebidanan umumnya dapat diikuti setelah menyelesaikan pendidikan sekunder sekurang-kurangnya sampai tingkat sepuluh.

Diperkirakan sekitar satu setengah jumlah bidan professional di dunia juga bekerja sebagai perawat, yang memiliki dia kualifikasi professional. Banyak negara membutuhkan dua kualifikasi dalam keperawatan dan kebidanan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan professional yang semakin meningkat untuk bekerja di fasilitas perawatan primer masyarakat. Di area lain di dunia, kebidanan langsung telah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan untuk masa usia subur yang berkualitas tinggi. Dan di beberapa negara, kedua tipe bidan professional tersebut dipersiapkan. Apapun jenjang pendidikan kebidanan yang ditempuh, kompetensi masing-masing bidan adalah yang peling penting.

3. Bagaimana Saya dapat Aktif dalam Konfederasi Bidan Internasional?

Setiap bidan, yang merupakan anggota sebuah asosiasi kebidanan yang merupakan bagian Konfederasi Bidan Internasional (ICM), dipertimbangkan sebagai anggota aktif ICM. ICM bergantung kepada upaya sukarelawan bidan seluruh dunia untuk melaksanakn misi, visi, dan strategi globalnya. Siswa kebidanan, lulusan baru, dan bidan berpengalaman didorong untuk berperan aktif dalam ICM. Peran ini bisa dalam bentuk kerja sama dalam petugas Konfederasi dalam proyek-proyek individual, seperti proyeks pengembangan kompetensi kebidanan internasional dan standar praktik yang terus berlangsung, pengembangan situs ICM, atau pada konferensi-konferensi pertengahan-tiga tahunan dan Kongres Tiga Tahunan yang diselenggarakan di masing-masing tempat tugas mereka di seluruh dunia. Setiap orang yang tertarik berperan aktif dalam ICM harus menghubungi Sekretaris Umum di kantor pusat ICM untuk menyumbangkan waktu dan kemampuan mereka.

Apa yang Saya Butuhkan Sebelum Melamar ke Posisi Konsultan Kebidanan Tingkat Internasional?

Pengalaman kebidanan internasional sering kali menjadi prasyarat untuk bisa menempati posisi konsultan kebidanan di tingkat internasional – baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam banyak cara, aka nada 22 situasi: supaya bisa diperkerjakan dalam kebidanan internasional, Anda harus memiliki pengalaman kebidanan internasional – namun, sulit mendapatkan pengalaman tersebut, jika Anda tidak pernah bekerja di negara lain. Namun, banyak bidan memperoleh pengalaman internasional lewat kerja sukarela – baik pada organisasi yang berhubungan dengan gereja, Korps Perdamaian, lembaga bantuan kedaruratan, atau lembaga sukarelawan lain. Kadang kala pengalaman internasional yang dibutuhkan tidak harus berkaitan dengan kebidanan. Pada saat yang lain, pengalaman kebidanan internasional adalah hal yang sangat penting.

Di antara criteria yang paling penting untuk posisi konsultan internasional di bidang kebidanan ialah kemahiran dalam melakukan praktik maupun pendidikan. Menjadi bidan yang terbaik sebelum Anda berbagi pengalaman dengan individu atau dengan kelompok. Ingatlah, keahlian membutuhkan waktu dan dibangun atas dasar pengalaman kebidanan yang berkelanjutan dan tidak diperoleh dengan cepat atau tanpa usaha, termasuk belajar dari kesalahan Anda. Konsultasi yang efektif juga membutuhkan keterampilan komunikasi mahir, sensitivitas dan kompetensi budaya, dan pemahaman serta kewaspadaan terhadap dampak dari nilai serta bias nilai tentang cara Anda memandang dunia ini. Kita semua memandang dunia lewat “lensa nilai” kita masing-masing – dan harus memahami penghargaan terhadap martabat manusia, ada banyak nilai yang tidak sama dari satu budaya ke budaya yang lain, dari satu negara ke negara lain, atau individu ke individu lain di dalam negara yang sama. Individu dengan nilai yang dapat diuji dapat menjadi ancaman bagi yang lain karena tanpa pemahaman terhadap diri sendiri, tanpa disadari, sering kali nilai pribadi seseorang merugikan atau mengancam nilai pribadi orang lain.

Sangatlah penting untuk memiliki kemampuan, sedikitnya pada satu bahasa, selain bahasa ibu. Upaya mempelajari bahasa lain (atau lebih) merupakan unsure penting untuk memiliki kompetensi budaya. Menguasai banyak bahasa merupakan nilai tambah bagi mereka yang tertarik menduduki posisi konsultan kebidanan internasional. Bahasa Inggris, Spanyol, dan Prancis merupakan bahasa utama di Amerika Serikat, Organisasi Kesehatan Dunia, Konfederasi Bidan Internasional, dan lembaga internasional lain. Dengan menguasai berbagai bahasa, seorang bidan dapat bekerja dengan sukses pada hampir semua wilayah di dunia. Mengambil waktu untuk mempelajari bahasa dominan yang digunakan di sebuah negara yang Anda rencanakan untuk bekerja tidak hanya berharga untuk digunakan dalam bekerja sama dengan kolega di dalam negara tersebut, tetapi juga menunjukkan bahwa Anda menghargai bahasa mereka. Para konsultan yang ditugaskan dalam jangka-pendek (hanya bekerja selama beberapa hari atau beberapa minggu) sering kali tidak memiliki banyak waktu luang untuk mempelajari bahasa setempat, seperti bahasa Chichewa, Urdu, Hindi, atau Polandia. Dengan demikian, mereka harus mengetahui cara bekerja dengan bantuan penerjemah. Sedangkan, konsultan yang bertugas jangka-panjang, selama beberapa bulan atau beberapa tahun, perlu menyediakan waktu untuk belajar di negara tersebut jika bahasa yang digunakan tidak termasuk mata ajaran di sekolah tinggi dan universitas di negara asal mereka. Walaupun sebenarnya mempelajari bahasa tuan rumah tidak selalu diharuskan, namun kemampuan untuk melakukan hal ini memperlihatkan komitmen yang luar biasa kepada kolega tuan rumah dan budaya mereka.

Peran utama konsultan ialah menawarkan saran-saran setelah mempelajari negara tersebut dan latar belakangnya sehubungan dengan isu-isu yang perlu mendapat penjelasan selama konsultasi, berbagai pengalaman dari wilayah lain di dunia, yang dapat bermanfaat pada situasi tertentu, atau memberi saran tentang bagaimana semua pengalaman ini dapat diadaptasi ke dalam situasi atau negara tersebut. Di atas semua itu, seorang konsultan adalah tamu di sebuah negara dan dalam mengambil tindakan perlu memperhatikan integritas negara tuan rumah. Kerendahan hati adalah ukuran yang sangat penting bagi konsultan internasional. Seorang konsultan harus selalu ingat bahwa negara tuan rumah perlu membuat keputusan terakhir tentang untuk setiap saran atau nasihat yang diberikan. Ini adalah contoh lain model perawatan kebidanan yang mendayagunakan orang lain untuk merawat atau memutuskan apa yang terbaik bagi diri mereka.

Meluangkan waktu berbicara dengan bidan, yang dalam sebagian besar perjalanan kariernya menduduki posisi konsultan kebidanan internasional, adalah gagasan yang baik dan sering kali menyenangkan. Langkah ini sangat bijaksana dan secara individual bersifat duniawi. Cara ini dapat memberi pemahaman tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak dalam kancah internasional dalam lingkup kebidanan, kesehatan wanita, keluarga berencana, kesehatan masyarakat, atau perawatan primer, yang adalah beberapa area konsultasi yang dibutuhkan di dunia. Konsultan kebidanan internasional bekerja sama dengan berbagai tingkat pekerja kesehatan-dari Penolong Persalinan Tradisional (Traditional Birth Attendant, TBA) yang banyak dipuja-puja sampai dokter yang memerlukan keterampilan kebidanan. Mereka dapat memberi konsultasi pendidikan di universitas dan sekolah tinggi untuk pendidikan kebidanan prapraktik (dasar) atau pascapraktik (sarjana), pelatihan Keterampilan Penyelamatan Hidup atau meningkatkan keterampilan kebidanan secara umum (pendidikan lanjut). Mereka juga dapat memberi konsultasi untuk pemerintah, Menteri Kesehatan, dan pembuat kebijakan dalam hal kebutuhan kesehatan wanita dan keluarga usia subur. Mereka dapat bekerja sama dengan bidan di dalam negara tersebut untuk memulai dan/atau memperkuat asosiasi kebidanan setempat. Mereka juga dapat bekerja sama dengan lembaga perundang-undangan, seperti dewan perawat dan bidan, untuk menyelenggarakan pemerintahan-mandiri yang kuat dan menetapkan undang-undang praktik kebidanan di negara tersebut. Ada kebutuhan yang besar untuk memperkuat bidan dan kebidanan di seluruh dunia. Perawat-bidan dan bidan bersertifikat ACC memiliki dasar pendidikan yang kuat untuk membangun keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi konsultan kebidanan internasional yang efektif. Keahlian klinik dan mengajar, kompetensi budaya, mengenal nilai pribadi dengan baik, dan setidaknya penguasaan bahasa kedua sekaligus komitmen yang kuat terhadap kesehatan wanita dan kualitas perawatan kebidanan akan dapat menghasilkan karier yang efektif sebagai konsultan kebidanan internasional.

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN TENTANG KEBIDANAN INTERNASIONAL

Berikut adalah beberapa pertanyaa yang sering diajukan berkenaan dengan kebidanan internasional dan Safe Motherhood.

1. Apa yang Harus Saya Lakukan untuk Dapat Bekerja sebagai Bidan di Negara Lain?

Bidan yang berkeinginan melakukan praktik kebidanan di sebuah negara yang tidak mengharuskan mereka menyelesaikan pendidikan dasar sebagai bidan perlu menyelidiki beberapa isu, mis., isu resiprositas dalam pendidikan, pengakuan lisensi atau kondisi peraturan lain, dan kemampuan mendapatkan izin bekerja di negara tersebut. System yang berlaku di Amerika Serikat tentang pendidikan bidan tingkat pertama atau tingkat dasar yang memenuhi criteria yang dispesifikasikan oleh Divisi Akreditasi ACNM sangatlah spesifik untuk praktik kebidanan di Amerika Serikat. Pada sebagian besar negara, pendidikan dasar dan/atau lisensi kebidanan jarang dapat ditransfer ke negara lain tanpa negosiasi tertentu dengan badan perundang-undangan di negara yang baru. Pada beberapa kasus, adanya bukti kelulusan dari ACNM telah memberi akreditasi pada program pendidikan perawat-kebidanan dan/atau kebidanan, penyelesaian dalam Pemeriksaan Sertifikat ACC, dan salinan yang telah disahkan dalam lisensi seseorang supaya dapat menjalankan praktik kebidanan di negara yang diberikan, sehingga dapat memenuhi permintaan peraturan supaya bisa terdaftar atau mendapatkan lisensi sebagai bidan di negara lain. Pada kasus yang lain, penyajian semua dokumen ini akan memastikan kebutuhan untuk mendapatkan penilaian dalam memasuki praktik kebidanan, lewat sebuah masa pengawasan oleh bidan pengawas yang didapatkan sebelum mengeluarkan izin untuk melakukan praktik kebidanan.

Jika Anda berminat melakukan praktik kebidanan di negara lain, maka sangatlah bijak mempelajari sebanyak mungkin status perawatan maternitas dan kesehatan wanita, ruang lingkup praktik kebidanan, dan setiap pola pengaturan dan reimbursmen yang berlaku di tempat bidan itu bekerja. Anda dapat memulai penggalian terhadap hampir seluruh negara di dunia melalui internet. Sering kali, Anda dapat menemukan data rinci tentang indicator kesehatan yang sangat penting (mis., angka dan/atau rasio kesakitan dan kematian ibu dan bayi) melalui Organisasi Kesehatan Dunia atau lembaga lain di Amerika Serikat selain U.S. Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat.

Sering kali, sulit untuk menemukan data terinci tentang bidan dan praktik kebidanan di negara tertentu, terutama di negara-negara berkembang dengan akses yang masih terbatas ke media elektronik. International Confederation of Midwives (ICM) merupakan tempat yang baik untuk memulai hubungan dengan masing-masing asosiasi yang merupakan anggota ICM. Masing-masing asosiasi tersebut dapat Anda hubungi untuk mendiskusikan kegiatan kebidanan di negara tersebut. Namun, tidak semua negara di dunia memiliki asosiasi kebidanan, dan beberapa asosiasi kebidanan belum menjadi anggota ICM. Dalam hal ini, Anda dapat berbicara dengan seseorang atau sebuah lembaga yang bekerja di negara tersebut, termasuk staf yang bekerja di ACNM Division of Global Outreach, Save the Children – Saving Newborn Lives, dan Family Care International.

Sangatlah penting bagi bidan untuk mendapatkan sudut pandang global di bidang pendidikan, perundang-undangan, dan praktik kebidanan karena wanita di seluruh dunia membutuhkan pelayanan maternitas yang disediakan oleh bidan yang mempersiapkan diri dengan baik. Selain itu, perpindahan pekerja kesehatan secara global adalah sebuah kenyataan. Sebuah catatan peringatan dikeluarkan: setiap lulusan baru kebidanan sering kali memerlukan waktu untuk menjadi lebih percaya diri dengan semua keterampilan kebidanan, keputusan manajemen, dan penyesuaian terhadap peran dari seorang bidan berlisensi dalam menerapkan otoritas yang diberikan kepadanya. Sering kali lebih mudah bagi lulusan baru untuk memiliki kepercayaan diri pada tingkat tertentu dalam melakukan praktik di negara mereka sendiri sebelum akhirnya mempelajari system kesehatan yang baru dan pola praktik kebidanan di negara lain. Dibutuhkan waktu untuk membuat keputusan yang tepat tentang karier Anda dan bagaimana mengembangkannya hingga mencapai tingkat pelayanan kebidanan internasional.

Kamis, 01 Januari 2015

Safe Motherhood Initiative

1. Safe Motherhood Initiative – Amerika Serikat

Pada bulan Meri 1996, pertemua bisnis tahunan ACNM yang dihadiri oleh para anggota yang memiliki hak pilih dengan bulat hati mengesahkan penetapan suatu Satuan Tugas Safe Motherhood untuk berfokus pada kematian dan ketidakmampuan ibu di Amerika Serikat. Presiden ACNM Joyce Roberts menunjuk Drs. Joyce Thompson dan Margaret Marshall untuk bersama-sama memimpin Satuan Tugas ini. Pertemuan pertama Satuan Tugas ini diadakan pada bulan Desember 1996, menyusul desakan untuk menyampaikan rencana tindakan sementara kepada Dewan Direktur ACNM pada tahun 1997.

Upaya keras yang dilakukan sejak awal ini melahirkan Safe Motherhood Initiative – Amerika Serikat pada tanggal 25 Oktober 1997 pada peringatan ke-10 International Safe Motherhood Initiative. Perintisnya bermitra dengan ACNM, Midwives Alliance of North America, American College of Obstetrician and Gynecologist, March of Dimes, National Black Women’s Health Project, dan National Coalition of Hispanic Health and Human Service Organization. Centers for Disease Control and Prevention, dan Maternal-Child Health Bereau pada U.S. Department of Health and Human Service memberi sumbangsih dalam bentuk dukungan teknis dan keahlian. Mitra kerja baru telah ditambah sejak tahun 1997, antara lain Asian Women’s Health Network dan American Public Health Association. Situs SMI-USA menyediakan berbagai informasi terkini (Centers for Disease Control (CDC): www.cdc.gov).

a. Definisi Safe Motherhood

Definisi asli Safe Motherhood diambil dari Satuan Tugas dan para mitra kerja perintisnya, sebagai berikut:

Safe Motherhood di Amerika Serikat memiliki arti bahwa tidak seorang wanita pun harus meninggal atau mengalami bahaya akibat kehamilan atau persalinan. Safe Motherhood dimulai dengan perlindungan terhadap remaja puteri atau wanita di dalam masyarakat kita. Safe Motherhood Amerika Serikat didirikan atas dasar bebas dari segala bentuk diskriminasi dan ketakutan berlebihan akibat persalinan. Safe Motherhood merupakan suatu keadaan sejahtera yang memampukan seorang wanita dengan percaya diri terhadap kemampuannya menghadapi persalinan dan memelihara bayinya yang baru lahir. Safe Motherhood menghargai anak yang lahir dari remaja puteri, menghormati kebebasan untuk memilih kapan dan apakah sebaiknya memiliki anak, dan menolong partisipasi aktif selama perawatan kesehatan. Safe Motherhood mengandung pengertian ketersediaan, penerimaan, dan akses mudah ke perawatan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan prenatal, kelahiran, pascapartum, keluarga berencana, dan pemeriksaan ginekologi. Safe Motherhood menuntut pemanfaatan teknologi secara etis. Selain itu, juga keterlibatan dan komitmen dari setiap komunitas dan negara untuk dengan adil mengalokasikan sumber-sumber yang dapat digunakan meningkatkan kesehatan setiap wanita [Safe Motherhood Initiative-USA. Brochure. Tampa, FL Lawton Chiles Center, 2000].

Masing-masing pernyataan ini dalam definisi Safe Motherhood lebih lanjut dijelaskan dalam brosur SMI-USA sebagai bagian dari upaya kelompok untuk mendidik masyarakat sesuai sifat dan kebutuhan aktivitas SMI di Amerika Serikat.

b. Visi Safe Motherhood di Amerika Serikat

Visi SMI-USA yang disetujui oleh pendiri dan para mitra pendiri adalah bahwa:

Semua kehamilan diinginkan.

Semua wanita akan menyelesaikan persalinan dengan mendapat dukungan.

Semua wanita tidak akan meninggal atau mengalami bahaya akibat hamil.

Rasional dari visi di atas berdasarkan pada fakta bahwa setiap hari sedikitnya satu hingga empat wanita meninggal akibat penyebab-terkait-kehamilan di Amerika Serikat. Sebagian besar dari kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah. Selain itu, tidak ada perbaikan terlihat sejak tahun 1982 berkaitan dengan angka kematian ibu di Amerika Serikat. Di antara data statistic yang paling menyedihkan adalah fakta bahwa wanita berkulit hitam memiliki kencenderungan meninggal empat kali lebih tinggi daripada wanita berkulit putih akibat penyebab-terkait-kehamilan (Centers for Disease Control (CDC): www.cdc.gov).

c. Prioritas yang Dipilih untuk SMI-USA

Setelah berbagai diskusi dan penimbangan akal sehat di antara mitra kerja SMI-USA, disepakati untuk memprioritaskan tiga hal selama beberapa tahun ke depan. Tiga hal tersebut mencakup kemudahan dalam memasuki perawatan bagi semua wanita usia subur yang berkualitas serta perubahan perilaku di antara para professional kesehatan dan wanita hamil. Dengan demikian, diharapkan akan dihasilkan perawatan kehamilan trimester pertama dalam pelayanan-berpusat-wanita yang meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, dan hasil-akhir kesehatan yang positif bagi ibu dan bayi. Model program yang dimulai pada tahun 1999 telah menyederhanakan visi Safe Motherhood. Model ini kemudian dipilih dan disebarluaskan sehingga dapat direplikasi dalam masyarakat luas dan dipakai sebagai contoh tindakan untuk meningkatkan kehamilan dan persalinan yang aman bagi wanita dan bayi baru lahir.

SMI-USA merupakan kesempatan yang unik bagi siswa kebidanan dan lulusan bidan yang baru untuk menjadi pemain aktif dalam mengambil tindakan politik yang dibutuhkan untuk mengupayakan semua kehamilan lebih aman di Amerika Serikat.

 

2. Aliansi Pita Putih

Sasaran Aliansi Pita Putih (White Ribbon Alliance, WRA) ialah meningkatkan kewaspadaan terhadap kebutuhan untuk membuat kehamilan dan persalinan aman bagi semua wanita baik di negara berkembang maupun di negara maju. WRA memiliki visi untuk melakukan upaya kolaborasi yang luas di antara organisasi internasional non-pemerintah (INGO), lembaga pemerintah, NGO, dan organisasi berlandaskan masyarakat di negara-negara berkembang guna menurunkan angka kematian ibu dengan cara berbagi informasi tentang sumber dan pengalaman [White Ribbon Alliance for Safe Motherhood. Awareness, Mobilization, and Action for Safe Motherhood: A Field Guide. Washington, DC: NGO Networks for Health, 2000].

Pita putih adalah sebuah symbol yang didedikasikan untuk mengingat wanita yang telah meninggal akibat kehamilan atau persalinan [White Ribbon Alliance for Safe Motherhood. Awareness, Mobilization, and Action for Safe Motherhood: A Field Guide. Washington, DC: NGO Networks for Health, 2000].

Anggota organisasi berupaya membantu dalam mengembangkan koalisi, biasa disebut Safe Motherhood Initiative atau Aliansi Pita Putih, di semua negara di dunia. Kelompok tersebut mendorong semua sector dalam masyarakat untuk seluas-luasnya menjadi anggota. Saat ini tindakan yang dilakukan ialah mempersiapkan saran dan bantuan teknis kepada kelompok-kelompok di negara berkembang yang ingin memulai WRA mereka sendiri, menyelenggarakan surat kabar elektronik sebagai wadah berbagi pengalaman dan hal-hal yang dipelajari, pengembangan petunjuk wilayah pergerakan masyarakat tentang cara memulai koalisi Safe Motherhood, dan memberi penghargaan tahunan dalam kerja sama dengan Global Health Council, suatu NGO yang berbasis di Amerika Serikat dan menangani isu-isu kesehatan internasional kepada semua kelompok yang memberi sumbangsih penting terhadap kesehatan ibu usia subur lewat aliansi nasional di wilayah masing-masing. Anggota terdiri atas NGO, jajaran pemerintah, dan orang-orang yang tertarik.

American College of Nurse-Midwives

American College of Nurse-Midwives (ACNM) memiliki orientasi internasional yang kuat sejak awal pembentukannya. Para pendirinya terutama berasal dari tradisi kebidanan Eropa. Lulusan pertama sekolah kebidanan ini sering kali pada akhirnya berperan sebagai misionaris di seluruh dunia. Sejumlah besar anggota ACNM memiliki pengalam kerja di seluruh dunia dan mampu berbahasa asing.

Perhatian terhadap kesehatan internasional dapat ditemukan dalam dokumentasi resmi ACNM. Salah satu sasarannya ialah “memantapkan ACNM sebagai pemimpin nasional dan internasional dalam rangka meningkatkan perawatan kesehatan secara optimal bagi ibu dan anak-anak” [American College of Nurse-Midwives. Statements of Goals #6. Web site www.acnm.org]. ACNM juga memiliki riwayat panjang keterlibatan aktif dalam International Confederation of Midwives. Federasi ini sering kali memperlengkapi keterampilan kepemimpinan para anggotanya dengan memberi kesempatan berperan sebagai Perwakilan Regional atau masuk dalam jajaran Dewan Manajemen.

Pada akhir tahun 1970-an Bonnie Pedersen, seorang visioner CNM, prihatin bahwa bidan tidak memperkuat praktik kebidanan di seluruh dunia dengan cara saling membantu. Dalam permintaannya untuk mendapatkan “bidan membantu bidan”, ia melihat sebuah tempat untuk melakukan proyek internasional, yang kemudian menjadi ACNM pada tahun 1981. Dana yang pertama ditujukan untuk International Project for Traditional Birth Attendants (TBA) pada tahun 1982.

Selama lima tahun pertama, Deborah Armbruster dan Gilberte Vansintejan bergabung dengan Pedersen dan kelompok mereka melakukan pengkajian yang luas terhadap kebutuhan, pelatihan TBA, dan mengembangkan materi pelatihan dalam berbagai bahasa. Ketika proyek-proyek yang didanai meluas hingga mencakup pendidikan kebidanan lanjutan dan pendidikan kebidanan prapraktik, namanya kemudian diubah menjadi ACNM Special Project Section sehingga mencerminkan ruang lingkup kerja yang telah mengalami perkembangan di segala aspeknya. Sebagian besar pekerjaan dilakukan untuk menyatukan program kelaurga berencana ke dalam praktik bidan Afrika Utara, yang bermodalkan pendidikan tradisional yang tidak mengenal program keluarga berencana.

Pada awal tahun 1990-an, setelah Magaret Marshall di Ghana melakukan dua penelitian tentang angka kematian ibu, Special Projects Section mulai memasuki era sejumlah proyek Safe Motherhood. The Life-Saving Skills Manual for Midwives [Costello, A. State of the World’s Newborns: A Report from Saving Newborn Lives. Washington, DC: Save the Children, 2001] dibuat, kemudian dikembangkan di Ghana, dan diajarkan di Nigeria, Uganda, Indonesia, Vietnam, kemudian di negara-negara lain lewat bantuan ACNM dan lembaga lain. Manual ini juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Tahun 1990-an juga membawa sejumlah kesempatan baik yang memungkinkan kerja sama dengan asosiasi kebidanan kesusteran. Mereka berupaya memperkuat institusi dan melanjutkan pendidikan para anggota. Setelah bertahun-tahun, hubungan dengan asosiasi kebidanan nasional di Ghana, Uganda, dan Indonesia berkembang hingga tahap bermakna. Lewat upaya membangun keterampilan kebidanan, saat ini semua asosiasi ini berada pada posisi untuk menerima banyak proyek yang didonasi para pemberi bantuan sehingga dapat memfokuskan perhatian pada para negara anggotanya dalam mengembangkan kebijakan, melanjutkan pendidikan, dan menciptakan proyek pelayanan maternitas yang dijadikan model.

Pada pertengahan tahun 1990-an, ACNM mengembangkan diri ke dalam arena domestik. Proyek yang dikerjakan berfokus pada kebutuhan para anggota ACNM akan pendidikan lanjutan tentang tindak kekerasan di dalam rumah. Tatkala pengembangan ke dalam proyek domestic ini mengalami kemajuan dan kerja ACNM menjadi semakin jelas, Special Project Section mengubah namanya pada tahun 2000 menjadi ACNM Division of Global Outreach. Saat ini, keiatan Division of Global Outreach sekitar 80% menjangkau lingkup internasional dan 20% mengatur hal-hal domestic. Proyek dalam lingkup internasional terdiri atas Keterampilan Penyelamatan Hidup, Keterampilan Penyelamatan Hidup di rumah, perawatan pascapartum dan pascaaborsi, pengembangan asosiasi kebidanan, keluarga berencana, penularan HIV dari ibu ke anak, perawatan maternitas-berpusat keluarga, dan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Setelah 20 tahun pertama upaya yang dilakukan ACNM berhasil melibatkan lebih dari 30 negara, mempekerjakan kurang lebih 20 staf CNM, dan lebih dari 40 CNM sebagai konsultan. Visi “bidan menolong bidan” telah menjadi nyata [Armbruster, D., Buffington, S. T., and Vivio, D. Personal communication, February 2002].