1. Obat-Obatan
Untuk penderita epilepsy, hipertensi, psikosis, malaria, dan penyakit lain yang ditangani obat-obatan yang teratogenik, bidan yang memberi perawatan konsepsi harus melakukan kolaborasi dengan dokter yang mengobati penyakit tersebut, mengingat risikonya pada janin, dan mengupayakan obat-obatan lain yang tidak bersifat teratogenik [Reynolds, H. D. Preconception care: an integral part of primary care for women. J. Nurse-Midwifery 43(6):445-453 (November/December) 1998]. Selain itu, timbulnya efek teratogenik obat-obatan yang dikonsumsi seorang wanita harus selalu diwaspadai [Brent, R. L. Addresing environmentally caused human birth defects. Pediatr. Rev. 22(5):153-165 (May) 2001]. Obat-obatan resep maupun yang dijual bebas, yang dikonsumsi seorang wanita, harus dievaluasi efek teratogeniknya. Selanjutnya, perlu dikaji apakah memang obat tersebut masih dibutuhkan. Sangat penting diperhatikan bahwa seorang wanita tidak boleh begitu saja menghentikan pengobatan karena mereka sedang hamil, mengingat tindakan ini dapat menimbulkan efek negative terhadap kesehatan medis maupun kesehatan jiwanya [Einarson, A., Selby, P., and Koren G. Discontinuing antidepressants and benzoadiazepines upon becoming pregnant: beware of the risks of abrupt discontinuation. Can. Fam. Physician 47:489-490 (March) 2001]. Banyak obat aman dikonsumsi selama masa hamil. Bagi wanita lain, rasio risiko/keuntungan penggunaan obat dan kehamilan harus dibahas sebelum konsepsi terjadi, kapanpun memungkinkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rencana tentang penggunaan obat tertentu pada masa prakonsepsi dan selama tahap awal organogenesis [Brundage, S. C. Preconceptional health care. Am. Fam. Physician 65(12):2507-2514 (June 15) 2002]. Food and Drug Administration (FDA) telah mengidentifikasi lima kategori pelabelan obat yang aman dikonsumsi selama kehamilan yang membantu dalam menentukan risiko bahaya akibat penggunaan obat tertentu.
Criteria Pelabelan FDA untuk Obat-Obatan selama Masa Hamil
A. Penelitian terkontrol pada wanita gagal memperlihatkan risiko terhadap janin pada trimester ketiga dan kemungkinan membahayakan kelangsungan hidup janin kecil
B. Penelitian pada hewan percobaan tidak mengindikasikan risiko terhadap janin; penelitian terkontrol pada manusia tidak dilakukan, atau penelitian pada hewan memang memperlihatkan dampak merugikan pada janin, tetapi penelitian terkontrol pada wanita hamil gagal memperlihatkan risiko terhadap janin
C. Penelitian telah memperlihatkan obat memiliki efek teratogenik atau embriosidal pada hewan, tetapi tidak ada penelitian terkontrol yang dilakukan pada wanita, atau tidak ada penelitian dilakukan baik pada wanita maupun hewan percobaan
D. Manfaat pada janin manusia telah terbukti, tetapi keuntungan pada beberapa situasi (seperti, situasi yang mengancam kehidupan atau penyakit parah yang tidak memungkinkan penggunaan obat-obatan yang lebih aman atau obat-obatan tersebut tidak efektif) membuat obat-obatan tersebut boleh digunakan kendari berisiko
X. Penelitian pada hewan atau manusia telah memperlihatkan kelainan janin, atau bukti menunjukkan risiko pada janin berdasarkan pengalaman manusia, atau keduanya, dan risikonya jelas-jelas melebihi keuntungan apapun yang diperoleh
Obat-obatan dengan Efek Teratogenik Sedang sampai Tinggi
Obat (Kelas)
Nama Generik (Dagang)
Kategori Kehamilan FDA
Trimester Ketika Paling Teratogenik
Efek pada Janin/Bayi
Androgen
Danazol (Danocrine)
X
Ke-2, ke-3
Virilisasi pada wanita dan genitalia ambigu
Inhibitor enzim pengubah angiotensin
Kaptopril (Capoten)
Enalapril (Vasotec)
C
Semua
Sindrom hipotensi janin, hipoperfusi ginjal janin, anuria, oligohidramnion, hipoplasia paru
Penyekat reseptor angiotensin II
Kandesartan
Silexetil (Atacand)
Irbesartan (Avapro)
D
Ke-2, ke-3
Hipotensi janin dan bayi baru lahir, hipoplasia tengkorak, anursia, gagal ginjal dan kematian
Antibiotik
Aminoglikosida:
Spektinomisin
Gentamisin
Streptomisin
Tetrasiklin
D
D
Semua
Keracunan saraf ke-8, gigi tidak putih, dan gangguan pertumbuhan tulang
Tulang dan gigi mengalami perubahan warna
Antikoagulan
Warfarin (Coumadin)
X
Semua
Hipoplastik penghubung nasal (trimester 1)
Malformasi SSP (trimester ke-2)
Risiko perdarahan (trimester ke-3)
(trimester ke-3)
Antikonvulsan
Karbamazepin
Fenitoin
Trimetadion
Asam valproat
C
D
D
D
Pertama
Kelainan tabung saraf
Sindrom hidantoin
Anti-infeksi
Iodin
D
Semua
Goiter congenital, hipotiroid sementara
Antineoplasma
Aminopterin
Busulfan
Siklofoasfamid
Sitarabin
Metotreksat
Tamoksifen
X
D
D
D
D
D
Pertama
Pertama
Pertama
Pertama
Semua
Semua
Malformasi multiple tidak spesifik dan berat lahir rendah
Terapi anti-tuberkuloasis
Isoniazid
Rifampisin
C
C
Semua
Semua
Memperlihatkan efek embriosid pada tikus dan kelinci ketikan diberikan pada masa hamil; tidak ada penelitian pada wanita hamil
Kelainan SSP pada penggunaan yang lama
Antiviral (HIV)
Efavirenz (Sustiva)
C
Semua
Efek teratogenik pada percobaan hewan primate; tidak ada data penelitian pada manusia
Benzodiazepin
Lorazepam (Ativan)
Klonazepam (Klonopin)
Klordiazepoksid (Libium)
Oksazepam (Serax)
Diazepam (Valium)
D
C
D
D
D
Ke-3
Ketergantungan neonatus pada penggunaan kronis
d (Libium)
Oksazepam (Serax)
Diazepam (Valium)
D
D
D
Agens pangkelat
Penisilamin
D
Pertama
Laksa kutis, anomaly congenital lain
Persiapan dermatologi
Minoksidil
C
Ke-2, ke-3
Hirsutisme bayi baru lahir
Halusinogen
Frensiklidin
X
Semua
Pengkajian saraf abnormal, termasuk refleks mengisap yang lemah, dan pemberian makan menurun
Agens hipogilkemik
Klorpropamid
C
Semua
Hipoglikemua neonatus berkepanjangan
Analog prostaglandin
Misoprostol (Cytotec)
X
Semua
Sifat embriosid pada awal kehamilan dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan preterm
Retinoid, sistemik
Isotretinoin (Accutane)
X
Semua
Defek pada SSP, kardioaortik, telinga, dan celah bibir atau palatum; mikrosia, anosia, aplasia timus, kelainan lengkung brakial dan aorta; malformasi jantung congenital tertentu
Retinoid, topikal
Tretinoin (Retin-A)
C
Semua
Sangat tidak mungkin untuk mendapatkan pemajanan topical pada retinoid)
Sedatif
Talidomid
X
Pertama, Ke-2
Fokomelia, reduksi tungkai
tungkai
Obat tiroid
Propiltiorasil
Metimazol
D
D
Semua
Semua
Goiter
Kutis aplastik
Sumber: Diadaptasi dari Reynolds, H. D. Preconception care: an integral part of primary care of women. J. Nurse-Midwifery 43(6): 452.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar