Tinjauan Ulang Sistem
Tinjauan ulang system (TUS) adalah tindakan menelusuri kembali secara terstruktur gejala atau keluhan terdahulu atau saat ini yang berkaitan dengan setiap system tubuh. Karena beberapa pemeriksa lebih menyukai melakukan tindakan ini pada saat melakukan pengkajian fisik, biasanya untuk menghemat waktu, dank arena memang masuk akal untuk menanyai pasien tentang system, organ, atau bagian tubuh tertentu, maka TUS dimasukkan ke dalam garis besar pemeriksaan fisik yang dirancang berikut ini. Dengan menggabungkan TUS ke dalam pengkajian, informasi menyangkut beberapa system (system limfe dan hematopoietic, system saraf pusat, dan system endokrin) dipisahkan kemudian dihubungkan dengan struktur tubuh tertentu. Keuntungan melakukannya dengan cara ini adalah menghindari pengulangan.
3. Pengakajian Fisik
a. Prinsip Melakukan Pengkajian Fisik:
1) Cuci tangan Anda sebelum melakukan pengkajian fisik.
2) Pastikan kuku tangan Anda bersih dan dipotong pendek sehingga tidak akan menyakiti wanita yang diperiksa.
3) Hangatkan tangan Anda sebelum memegang wanita dengan mencuci tangan Anda di dalam air hangat, gosok-gosok kedua tangan Anda, atau hangatkan di bawah lampu.
4) Sampaikan kepada wanita apa yang akan Anda lakukan secara umum. Selama pemeriksaan, beri tahu wanita dengan lebih spesifik apa yang akan Anda lakukan sebelum Anda melakukannya – mis., beri tahu di mana Anda akan menyentuhnya, apa yang Anda ingin wanita tersebut lakukan, dan apakah bagian pemeriksaan ini akan membuat wanita tersebut merasa tidak nyaman.
5) Gunakan sentuhan yang lembut, tetapi cukup tegas sehingga tidak menggelitik wanita tersebut dan tepat untuk mendapatkan informasi yang akurat.
6) Upayakan pendekatan dan sentuhan Anda tetap memperlihatkan penghargaan terhadap tubuh dan hak wanita tersebut untuk mempertahankan martabat dan privasinya.
7) Selimuti tubuh wanita tersebut sehingga hanya bagian tubuh yang sedang diperiksa yang terpajan.
8) Aturlah pemeriksaan Anda sebagai berikut:
a) Lakukan pemeriksaan dari kepala hingga ke jari kaki.
b) Minimalkan gerakan tubuh wanita, mis., ketika ia berada pada posisi duduk, sedapat mungkin lakukan beberapa tindakan berikut: inspeksi payudaranya, dengarkan paru-parunya dari arah punggung, observasi dan palpasi untuk mengetahui apakah terdapat deformitas, dan periksa apakah ada nyeri tekan sudut kosto vertebra. Cara ini lebih efektif dibanding Anda memintanya mengambil posisi duduk berkali-kali selama pemeriksaan.
c) Lakukan pemeriksaan yang harus menyentuh bagian tubuh yang mengharuskan Anda mencuci kembali tangan Anda, pada akhir pemeriksaan (mis., bagian bawah kakinya).
d) Pastikan pemeriksaan dilakukan dengan urutan yang sama pada setiap wanita. Cara ini membantu Anda mengingat setiap langkah pemeriksaan.
9) Waspadai setiap hal yang tidak konsisten antara riwayat wanita tersebut dan hasil pemeriksaan fisik yang Anda lakukan.
10) Beri tahu hasil pemeriksaan fisik Anda kepada wanita tersebut. Jika ia terlihat cemas tentang sesuatu yang Anda anggap normal, beri tahu hasil pemeriksaan fisik Anda secepatnya. Jika Anda menemukan sesuatu yang Anda anggap sebagai masalah karena hasilnya kemungkinan menyimpang dari hasil yang normal, sampaikan kepadanya bahwa Anda tidak yakin tentang apa yang Anda temukan dan menginginkan pemeriksaan ulang oleh dokter. Ingat bahwa ini adalah tubuh wanita tersebut dan ia berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuhnya. Jujurlah kepadanya.
b. Pengukuran Fisik
1) Suhu
2) Denyut Nadi
3) Pernapasan
4) Tekanan darah
5) Tinggi badan
6) Berat badan
c. Pengkajian Umum
TUS:
1) Evaluasi klien tentang status kesehatannya sendiri
2) Evaluasi klien tentang pola makannya sendiri
3) Perubahan berat badan yang tidak lazim
4) Kelemaha
5) Keletihan
6) Malaise
7) Demam, menggigil, berkeringat
8) Evaluasi klien tentang status emosinya sendiri
9) Kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
Observasi:
1) Kesesuaian penampilan dengan usia
2) Status nutrisi secara umum
3) Status kesehatan yang terlihat
4) Penampilan pribadi secara umum
5) Status emosi dan mental secara umum: isi bicara; kesesuaian antara suasana hati (mood) dan afek; suasana hati secara umum (mis., cemas, depresi); orientasi terhadap waktu, tempat, orang; daya ingat; proses piker yang logis dan sesuai; perilaku secara umum (mis., bermusuhan, bersahabat, mau bekerja sama, bingung)
6) Temuan yang menyimpang atau terlihat jelas (mis., pucat, sianosis, gawat napas, asimetri wajah, kelainan ortopedi).
7) Postur secara umum, gaya berjalan, gerakan tubuh.
d. Kulit dan Rambut
TUS:
1) Kulit
a) Pruritus
b) Kemerahan
c) Tahi lalat: perubahan yang terlihat
d) Lesi
e) Kecenderungan mengalami memar
f) Karakter umum (mis., kering, berminyak)
g) Hirsutisme
2) Rambut dan Kulit Kepala
a) Karakter umum (seperti kering, berminyak)
b) Kerontokan
c) Menggunakan rambut palsu atau tidak; jika menggunakan rambut palsu, tanyakan mengapa
d) Infeksi kulit kepala, ketombe, kutu rambut.
Observasi dan Pemeriksaan:
1) Kulit
a) Suhu
b) Warna: pigmentasi, pucat, sianosis, ikterik
c) Kelembapan
d) Turgor
e) Tahi lalat
f) Jaringan parut
g) Ruam, lesi, memar
h) Pola cedera, menunjukkan cedera berulang: baru terjadi atau berada pada berbagai tahap penyembuhan (mis., luka bakar karena sundutan rokok)
i) Tumor
2) Rambut dan Kulit Kepala
a) Pola rambut
b) Infeksi kulit kepala, ketombe, kutu rambut, lesi
c) Ada bagian yang botak (alopesia)
d) Karakter umum (mis., kering, berminyak)
e) Ada benjolan
e. Kepala
TUS:
1) Nyeri kepala: lokasi, lama, waktu ketika timbul nyeri, frekuensi, tipe nyeri, keparahan, tindakan meredakan nyeri dan keefektifannya, factor penyebab yang diketahui, gejala terkait (mis., mual dan muntah, pusing).
2) Pusing
3) Sinkop (kehilangan kesadaran)
4) Sinusitis
Observasi dan Pemeriksaan:
1) Ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan
2) Kesimetrisan wajah
3) Lokasi struktur wajah
4) Gerakan involunter
5) Nyeri tekan pada sinus frontal dan maksila
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar