Penyajian berikut tentang riwayat, pemeriksaan fisik dan pelvic, uji laboratorium, serta penelitian lain yang terkait tidak berarti menjadi kegiatan definitive terhadap subjek pengkajian fisik. Apa yang akan disajikan disini lebih mengarah pada garis besar yang terlibat dalam riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pelvic, uji laboratorium, dan pemeriksaan terkait, dan merupakan skrining awal pada wanita untuk mendeteksi keadaan abnormal dan menentukan keadaan normal.
Sebelum tahun 1970, pengkajian fisik rutin yang dilakukan oleh perawat-bidan terutama terdiri dari pemeriksaan payudara dan pelvic secara menyeluruh; pemeriksaan terbatas pada mulut, tenggorok, kelenjar tiroid, abdomen, dan ekstremitas; serta hemoglobin, hematokrit, urinalisis, dan Pap smear. Namun, pada awal tahun 1970-an, perawat-bidan menambahkan perawatan interkonsepsi ke dalam pelayanan mereka dengan cara melibatkan diri mereka ke dalam program keluarga berencana. Hal ini selaras dengan filosofi mereka memberi perawatan yang berkesinambungan. Makin jelas terlihat dari kegiatan yang dilakukan perawat-bidan dalam program keluarga berencana bahwa satu-satunya pemeriksaan fisik yang diteruma setiap wanita dari tahun ke tahun adalah tindakan yang dilakukan perawat-bidan saat mereka kembali untuk melakukan kunjungan keluarga berencana tahunan atau semi-tahunan. Secara jelas terlihat pemeriksaan fisik yang dilakukan masih belum adekuat untuk mendeteksi masalah medis yang tidak berkaitan dengan metode kontrasepsi. Penyelesaiannya ialah perawat-bidan harus mempelajari isi, prosedur, serta keterampilan mengkaji riwayat kesehatan keseluruhan dan melakukan pemeriksaan fisik. Pengkajian fisik dimasukkan ke dalam kurikulum program pendidikan perawat-bidan dan pendidikan-dalam-pelayanan yang diselenggarakan oleh staf perawat-bidan. Pada tahun 1974, pengkajian fisik diterima sebagai bagian praktik perawat-kebidanan. Praktik pengkajian ini dari tahun ke tahun semakin komprehensif selaras dengan pengembangan lingkup praktik perawat-kebidanan hingga mencakup praktik ginekologi dan perawatan primer wanita sejak masa pubertas hingga lanjut usia.
Sebuah pemeriksaan skrining dilakukan untuk mendeteksi bukti umum kelainan dan penyakit. Setiap temuan dapat mengawali proses perumusan diagnosis banding untuk kemudian didiskusikan dengan dokter konsultan atau dirujuk ke spesialis medis. Bidan memiliki tanggung jawab mendapatkan riwayat yang relevan, yang berhubungan dengan setiap kelainan yang dideteksi. Riwayat ini kemudian menjadi bagian dari laporan bidan kepada dokter atau spesialis, yang berisi pertanyaan berikut:
Apakah wanita tersebut menyadari kelainan yang dialaminya?
Apa yang menyebabkan kelainan tersebut menjadi perhatiannya? (mis., ia merasa nyeri; apakah ia diberi tahu pada pengkajian fisik sebelumnya?)
Apakah ada gejala terkait yang muncul?
Berapa lama kelainan tersebut sudah muncul dan bagaimana kemajuannya sejak ditemukan?
Apakah wanita tersebut pernah mengunjungi dokter atau dirawat karena kondisi tersebut?
Oleh siapa?
Kapan?
Apa diagnosis tersebut sesuai dengan pemahaman wanita tersebut?
Apa terapi yang diterima?
Seberapa efektif terapi yang diterima?
Apakah ia terus menerima perawatan terhadap kelainan tersebut?
Pada saat menkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik dan pelvic, bidan harus mengajukan pertanyaan yang lebih rinci, mencakup area yang berkaitan erat dengan masa usia subr, kehamilam, ginekologi, dan keluarga berencana, bukan pertanyaan lazim yang biasa diajukan kepada wanita yang berkunjung ke unit medis untuk melakukan pemeriksaan diagnostic rutin. Hal ini tidaklah mengejutkan karena sebagian besar wanita yang mengunjungi bidan bertujuan untuk mendapat perawatan kesehatan preventif atau untuk kondisi yang terkait dengan system saluran reproduksi. Untuk alasan ini, rancangan garis besar berikut berisi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pelvic, serta uji laboratorium masih memiliki kekurangan untuk mengkaji beberapa system tubuh secara mendalam. Di sisi lain, rancangan ini merupakan alat untuk memperoleh data yang sangat rinci tentang aspek yang terutama berkaitan dengan perawatan kesehatan wanita. Rancangan ini mengupas juga kekerasan dalam rumah tangga, bahaya dalam pekerjaan, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, dan penyalahgunaan zat. Selain itu juga menyinggung keterampilan yang tidak khusus berkaitan dengan system reproduksi, tetapi sering digunakan. Contohnya antara lain mendeteksi nyeri tekan pada area sudut kostovertebra karena infeksi saluran kemih merupakan keluhan umum pada wanita dan mengkaji refleks tendon profunda, yang sangat penting dalam mengevaluasi kemungkinan preeclampsia berat.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar