Mengentaskan perbedaan dalam bidang kesehatan merupakan agenda nasional. Kemiskinan, bahasa utama, dan penjaminan kesehatan merupakan beberapa factor dari sejumlah factor yang dapat mempengaruhi kemudian klien mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan status kesehatan. Data nasional dan data negara saat ini memberi gambaran prevalensi criteria hasil kesehatan yang buruk di antara wanita kulit berwarna. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menghilangkan perbedaan ras dan etnis dalam kesehatan ialah melalui peningkatan kompetensi budaya dalam satuan kerja pelayanan kesehatan. Menjadi seorang pemberi pelayanan kesehatan membutuhkan serangkaian langkah. Langkah pertama adalah mengenali keberadaan seseorang dalam suatu kontinum kemudian bergerak maju. Langkah kedua ialah mempertahankan komitmen terrhadap proses yang berlangsung. System pelayanan kesehatan adalah suatu system yang sangat bergantung pada bidan sebagai pemimpin perkembangan dan pelaksanaan strategi promosi kesehatan bagi wanita kulit berwarna dalam rentang kehidupannya. Sangatlah penting bahwa CNM dan CM memberi perawatan primer yang berkompetensi budaya dan menyeluruh bagi semua wanita. Kompetensi budaya terdiri atas kemampuan mengenali dan berespons terhadap keyakinan dan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan kesehatan. Beberapa contoh perawatan kebidanan berkompetensi budaya antara lain: melakukan upaya untuk mengatasi hambatan dalam budaya, bahasa, dan komunikasi serta menyediakan suatu lingkungan yang membuat wanita dan keluarga dari beraneka ragam budaya merasa nyaman saat membicarakan keyakinan dan praktik kesehatan-terkait budaya dalam konteks kesehatan reproduksi. Bidan harus berada di garis terdepan dalam penerapan program pelatihan yang berkompetensi budaya. Program pelatihan ini dipertimbangkan sebagai intervensi kunci dalam mengurangi perbedaan dalam perawatan kesehatan yang memberi dampak tidak seimbang pada wanita kulit berwarna. Penggabungan metode spiritual yang tepat dengan rencana terapi merupakan unsur penting lain untuk mencapai sasaran kompetensi budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar