Rabu, 20 Agustus 2014

KEBIDANAN INTERNASIONAL DAN SAFE MOTHERHOOD

[MARGARET A. MARSHALL, CNM, EdD, FACNM
JOYCE E. THOMPSON, CNM, DrPH, FACNM, FAAN]

Seorang wanita Gravida 11 berusia 43 tahun datang dan mengeluh sangat nyeri pada perutnya bagian bawah dua hari belakangan ini. Tak lama, ia mengalami perdarahan ringan dan mengeluarkan darah berwarna gelap. Ia juga merasa pusing-pusing dan tidak mampu berjalan. Setelah diukur tekanan darahnya 110/50 dengan denyut nadi 160. Ketika perutnya ditekan, ia mengatakan merasa nyeri. Untungnya, saat itu hari Selasa, hari khusus untuk melayani konsumen. Menimbang usia dan status kehamilannya, dugaan saya ini gejala apendisitis. Tekanan darahnya juga tidak bisa memberi petunjuk kemungkinan ia mengalami kehamilan ektopik. Tetapi saya mengumpulkan keberanian untuk melakukan pungsi (suatu pungsi abdomen untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik), dan ternyata positif! Serta-merta, saya merujuk wanita tersebut ke rumah sakit. Namun, keberuntungan belum berada di pihak saya. Satu-satunya dokter jaga tidak berada di tempat. Ia sedang berkunjung ke Accra. Menurut pengakuannya, ia kemudian dirawat di klinik supaya keesokan paginya diberi beberapa tablet untuk dibawa pulang.

Ia kembali ke saya pada Kamis selanjutnya dengan tekanan darah 60/0. Saya mempersiapkan infuse Dektrosa 5% dicampur hidrokortison 100 mg IV, kemudian memesan perahu untuk membawanya ke Rumah Sakit Kpando yang terletak di Sungai Volta. Pasien ini lebih memilih meninggal di klinik saya jika bukan saya sendiri yang menemaninya ke Kpando. Ia takut kalau ternyata di sana tidak ada dokter. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia yakin klinik tempat saya bekerja akan memberinya tindakan segera. Akhirnya, kami menyewa sebuah perahu dengan biaya 20.000 cedis (kurang lebih sebulan gaji seorang perawat rumah sakit). Bergitu tiba di sana, ia langsung mendapat transfuse darah dan saya mendapat contoh darahnya. Saya kembali ke klinik saya pada hari ketiga. Tadinya semua keberanian saya hilang lantaran sadar pasien ini akan meninggal. Tapi ternyata, ia bertahan hidup!!!

Bidan desa yang berasal dari Dataran Affron di Ghana ini telah terlatih menggunakan Keterampilan Penyelamatan Hidup. Dibutuhkan kurang lebih 26 jam untuk merujuk seorang pasien ke fasilitas terdekat yang dapat melakukan pembedahan. Perjalanan dapat dilakukan dengan mengendarai mobil/truk, perahu, sepeda, dan sekali lagi mobil/perahu. Selama musim hujan, perujukan ke fasilitas terdekat akan memakan waktu hingga tiga hari.

Sumber: Marshall, M. A. Ghana Registered Midwives Association Continuing Education Project – Carnegie Corporation Grant B 5071, Final Evaluation Report. Evaluasi tentang Life-Saving Skill Training Project yang tidak dipublikasikan, 1992.

A. PENDAHULUAN

Kebidanan – suatu “profesi tua yang lahir kembali dalam masyarakat kontemporer” [Mercer, J. M. Honorary doctorate citation for Helen Varney Burst. Georgetown University, May 23, 1987] – adalah sebuah profesi yang bersifat global. Bidan selalu bersama wanita selama kehamilan dan persalinan sejak permulaan perabadan. Selain itu, selama beberapa tahun bidan sering kali menemani wanita saat mereka bermigrasi ke tanah baru untuk tinggal dan membesarkan keluarganya. Focus dewasa ini pada kebidanan internasional mencerminkan migrasi berkelanjutan tenaga professional bidan.

Suatu focus internasional atau umum terhadap praktik kebidanan tercermin pada jaringan asosiasi kebidanan yang meluas. Jaringan ini bekerja sama dengan lembaga global, pembuat kebijakan di jajaran pemerintahan, dan kelompok – dari Organisasi Kesehatan Dunia dan Persatuan Bangsa-Bangsa, sampai ke White Ribbon Alliance – yang memiliki tujuan dan perhatian yang sama, yang berkaitan dengan kesehatan wanita. Sifat internasional kebidanan tidak didasarkan pada ras, etnik, atau budaya mereka, menimbulkan juga masalah harian yang terkait dengan kompetensi budaya dan penghargaan dalam praktik kebidanan. Alasan yang paling mendorong untuk memahami sifat internasional kebidanan adalah tuntutan yang semakin meningkat dalam meningkatkan hak-hak dasar manusia, terutama bagi remaja puteri dan wanita dewasa – termasuk hak untuk mendapatkan kehidupan reproduksi yang aman dan terjaga [Cook, R. J. Advancing Safe Motherhood Through Human Rights. Paper presented at the tenth anniversary of Safe Motherhood Initiative, Colombo, Sri Lanka, 1997, p. 1; and Thompson, J., and Thompson, H. (2001) Ethnical aspects of care. In Walsh, L. V. Midwifery: Community-Based Care During the Childbearing Year. Philadelphia, PA: Saunders, 2001, ch. 29, pp. 489-490].

Peran bidan sebagai kunci kesehatan professional dalam upaya dunia menciptakan keamanan kehamilan dan persalinan di dunia. Selain itu juga untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan perempuan dan ibu di mana pun mereka tinggal. Data tentang kesehatan ibu secara umum digunakan untuk merancang sebuah tahapan pemahaman terhadap kerja bidan di seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar