Pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, semua hal berubah. Tiba-tiba perawat-bidan bukan saja dapat diterima, tetapi lebih dari itu mendapat permintaan berlebihan untuk bekerja sebagai tenaga pelaksana dan bahkan dipersalahkan karena jumlahnya kurang untuk memenuhi tuntutan pada saat itu. Akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an merupakan kurun waktu perkembangan pesat perawat-bidan bersamaan dengan peningkatan pelayanan perwat-bidan dan program pendidikan yang tersebar luas selama decade tersebut.
Pada akhir tahun 1970-an, pendidikan perawat-bidan telah berkembang secara keseluruhan mencapai 22 program pendidikan dasar sehingga dengan jelas terlihat jumlah program yang berkembang selama 37 tahun kemudian mengalami penggandaan dalam kurun waktu 10 tahun. Lima belas program baru dibuka selama periode tersebut. Enam program di antaranya ditutup kembali:
1972 University of Illinois at Chicago Nurse-Midwifery Program.
1971-1975 Loma Linda University Nurse-Midwifery Program, California.
1973 University of Minnesota Nurse-Midwifery Program.
1973 Medical University of South Carolina Nurse-Midwifery Program.
1973 Georgetown University Nurse-Midwifery Program, Wahington, D.C.
1973-1984 St. Louis University Graduate Program in Nurse-Midwifery, Missouri.
1973-1985 Meharry Medical College Nurse-Midwifery Program, Nashville, Tennessee.
1973-1998 University of Kentucky Nurse-Midwifery Program.
1975 University of Medicine and Dentistry of New Jersey Nurse-Midwifery Program.
1975 University of California, San Diego Nurse-Midwifery Program.
1974-1997 U.S. Air Force Nurse-Midwifery Program, Andrews Air Force Base, Maryland.
1976 Emory University Nurse Midwifery Program Atlanta, Georgia.
1977-1985 University of Arizona Nurse-Midwifery Program.
1978 University of Miami Nurse-Midwifery Program, Florida.
1978 San Fransisco General Hospital/University of California San Fransisco Interdepartemental Nurse-Midwifery Education Program.
Perkembangan program pendidikan yang terjadi jauh melebihi sumber-sumber penyediaan pengalaman klinis yang tersedia bagi para siswa. Pada tahun 1973 diselenggarakan sebuah lokakarya yang dihadiri para direktur pendidikan perwat-kebidanan dan pelayanan. Focus lokakarya ini ialah bagaimana mengupayakan interdependensi di antara perawat-bidan. Kelompok tersebut dibagi menjadi beberapa satuan tugas untuk membuat rekomendasi. Rekomendasi ini nantinya digunakan untuk mencari jalan keluar untuk masalah pengalaman klinik mahasiswa yang kurang. Semua rekomendasi ini kemudian dialihkan untuk ditindaklanjuti oleh Dewan Direktur Sekolah Tinggi Perawat-Bidan (American College of Nurse-Midwives, ACNM) (American College of Nurse-Midwives. Responding to the Demands for Nurse-Midwives in the United States: a Workshop Report. Washington, DC: ACNM, March 8-10, 1973). Selanjutnya, para perawat-bidan menggabungkan diri supaya dapat menyediakan fasilitas klinik dan fakultas klinik untuk memperlancar pendidikan. Upaya ini dilakukan dengan pengorbanan banyak pihak, dengan tujuan mempertahankan profesi perawat-bidan. Suka cita dan motivasi untuk melakukan praktik perawat-bidan muncul dari pemberian pelayanan yang ditujukan langsung kepada para wanita, bayi, dan keluarga mereka.
Faktor-faktor yang turut berperan dalam perkembangan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam program pendidikan perawat-kebidanan dan tempat praktiknya adalah:
1. Pengakuan resmi oleh organisasi obstetric. Sebuah pernyataan gabungan pada tahun 1971 oleh (1) American College of Obstetricians and Gynecologists (2) Nurse Association of the American College of Obstetricians and Gynecologists (3) American College of Nurse-Midwives yang memberi pengakuan dan dukungan terhadap perkembangan dan pemanfaatan tenaga perawat-bidan (Joint Statement on Maternity Care, 1971. ACNM, ACOG, and NAACOG).
2. Peningkatan yang terlihat dan keterlibatan pergerakan wanita dan feminism, yang meningkatkan perasaan harga diri dan rasa percaya diri setiap wanita. Semua ini menuntun terciptanya aliansi alami antara para wanita yang ingin berpartisipasi serta memikul tanggung jawab pengalaman masa usia subur mereka dan perawat-bidan yang memfasilitasi proses persalinan normal, memberi perawatan-berpusat pada keluarga, serta meningkatkan rasa percaya diri dalam peran mereka sebagai orang tua.
3. Pengakuan oleh konsumen. Semakin banyak artikel tentang “bidan baru” diterbitkan majalah-majalah utama seperti Redbook, Newsweek, Life, dan McCall’s dalam majalah-berita Minggu, dan surat kabar seperti New York Times dan Wall Street Journal. Kesadaran konsumen yang semakin besar serta kepuasan yang mereka tentang pelayanan perawat-kebidanan, yang kemudian mengirim tulisannya tentang halaman tersebut ke media membuat tuntutan masyarakat terhadap pelayanan perawat-kebidanan meningkat.
4. Penggunaan tenaga perawat-bidan pada proyek-proyek yang didanai negara, seperti Maternal-Infant Care (MIC), dana Keluarga Berencana, Agency for International Development (AID), dan proyek demontrasi yang lebih digalakkan ada upaya memperbaiki pelayanan kesehatan ibu-bayi dan memberi pelayanan keluarga berencana. Melalui seluruh proyek ini, lebih banyak professional mengenal profesi perawat-kebidanan. Pengenalan ini melenyapkan pemahaman sebelumnya yang keliru sehingga banyak dokter dan perawat yang kemudian menjadi pendukung tetap profesi ini.
5. Anak-anak pasca-Perang Dunia II memiliki bayi selama pertengahan tahun 1960-an dan tahun 1970-an. Puncak populasi ini memiliki makna bahwa tidak ada, dan tidak pernah ada, dukungan obstetric untuk merawat semua wanita usia subur di seluruh negeri. Kurangnya spesialis kebidanan dan kecilnya jumlah pelaksana umum yang dapat melakukan tindakan obstetric menunjukkan kurangnya sumber daya manusia selama kurun waktu ini. Kekurangan ini kemudian memicu pemikiran cermat untu mencari cara terbaik menggunakan kapabilitas para pekerja kesehatan secara optimal dan meningkatkan komitmen terhadap konsep tim obstetric, termasuk pendayagunaan perawat-bidan.
6. Bukti tentang keefektifan konsep tim obstetric. Berulang kali data statistic menunjukkan keefektifan perawat-bidan sejak penelitian pertama di FNS (Metropolitan Life Insurance Company. Summary of the ten thousand confinement records of the Frontier Nursing Service. Frontier Nursing Service Quarterly Bulletin 33(4), 1958. Reprinted in the Bull. Am. Coll. Nurse-Midwifery 5(1):1-9,1960), dalam Madera Country Demontration Program di California pada tahun 1960-an (Levy, B. S., Wilkinson, F. S., and Marine, W. M. Reducing neonatal mortality rate with nurse-midwives. Am. J. Obstet. Gynecol. 109:50, 1971), di setiap pelayanan kesehatan tempat perawat-bidan bekerja, dan dalam konsep tim, yang berhasil menurunkan setengah jumlah kematian bayi di Kota Holmes, Mississippi, pada awal tahun 1970-an (Meglen, M. C. Nurse-midwife program in the Southeast cuts mortality rates. Contemp. OB/GYN 8:79, 1976).
7. Pelibatan perawat-bidan dalam pelayanan kesehatan interkonsepsi (seperti Keluarga Berencana, seksualitas manusia, dan skrining ginekologi) dan dalam perawatan bayi baru lahir, termasuk peningkatan rasa percaya diri menjadi orang tua. Tindakan ini melibatkan manajemen perawat-bidan secara penuh sepanjang siklus usia subur sehingga memungkinkan pelayanan keperawatan berkesinambungan kepada keluarga yang sedang berkembang.
Mekanisme surat pengakuan bersertifikat nasional terhadap seseorang Perawat-Bidan Bersertifikat dan akreditasi program pendidikan perawat-kebidanan telah disahkan pada awal tahun 1970-an. Satu decade kemudian, kedua mekanisme surat pengakuan bersertifikat ACNM disahkan pula oleh organisasi pelindung dengan tujuan: sertifikat diakui oleh National Commission of Health Certifying Agencies, dan akreditasi program pendidikan perawat-bidan dasar yang juga telah diakui oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat.
Praktik mandiri perawat-bidan pertama kali didirikan pada awal tahun 1970-an (Burnett, J. E., Jr. A physician-sponsored community nurse-midwife program. Obstet. Gynecol. 40:719, 1972). Dengan konsumen menemukanan pelayanan perawat-bidan, berkembanglah bentuk praktik mandiri. Maka, pemahaman keliru lain, yang sebelumnya menghambat, mulai gugur:
· Pemahaman yang keliru: Perawat-kebidanan adalah perawatan kelas dua bagi masyarakat kelas kedua. Hal tersebut muncul karena perawat-bidan dapat digunakan hanya untuk perawatan masyarakat asli dan tidak akan pernah diterima oleh pasien kelas menengah dan kelas atas.
· Fakta: Pada pertengahan tahun 1970-an, perawat-bidan mulai menjalankan praktik bersama dokter di seluruh negara, melayani pasien kelas menengah dan kelas atas. Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 1976-1977 oleh American College of Nurse-Midwives (American College of Nurse-Midwives: Nurse-Midwifery in the United States: 1976-1977. Washington, DC, 1978), kira-kira 26% perawat-bidan yang menjalankan praktik perawat-kebidanan telah bekerja pada beberapa bentuk pengaturan praktik mandiri. Perawat-bidan mulai diterima dengan sangat baik oleh semua wanita ini. Mereka sering kali terlihat mendatangi tempat praktik dan mereka dibantu oleh perawat-bidan selama kondisi mereka tidak membutuhkan bantuan dari dokter tim kesehatan. Kecenderungan ini sebagian besar merupakan hasil dari waktu yang telah perawat-bidan luangkan untuk menjelaskan dan mendidik mereka selama kunjungan ke tempat praktik, komitmen perawat-bidan kepada wanita dalam menjalani persalinan, dan penerapan keyakinan praktis bahwa perawat-bidan dapat meningkatkan pengalaman masa usia subur normal yang berpusat pada keluarga. Kecenderungan ini menempatkan ahli obstetric pada posisi yang sulit karena mereka merasa tidak bermakna. Namun, pada saat yang sama pula para spesialis kebidanan inilah yang pada awalnya memperkenalkan perawat-bidan ke dalam praktik mandiri mereka dan kemudian menciptakan lingkungan yang memungkinkan wanita pada akhirnya dapat menerima perawat-bidan secara langsung, terutama dalam memberi pelayanan kesehatan. Pemahaman professional mutual dan kesabaran sangatlah dibutuhkan supaya wanita dapat menikmati keuntungan dan manfaat maksimal dari pendekatan yang dilakukan tim dokter/perawat-bidan.
Pemahaman yang keliru muncul dari kenyataan bahwa praktik perawat-bidan selama bertahun-tahun sebagian besar dilakukan di pusat-pusat kesehatan utama dan rumah sakit kota dan memberi pelayanan medis kepada kelompok fakir miskin atau di area pinggiran kota dengan hanya beberapa dokter saja. Alasan mengapa pada awalnya perawat-bidan terpusat pada tatanan kesehatan yang memberi pelayanan kepada wanita dari kelompok social ekonomi rendah adalah karena pelayanan professional perawat-bidan pertama kali diterima dengan baik di daerah yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan.
Selama tahun 1970-an, perawat-bidan tidak hanya diterima dalam masyarakat, tetapi juga sangat dibutuhkan. Setelah perjuangan bertahun-tahun untuk bisa diterima, saat ini perawat-bidan menghadapi tantangan memenuhi kebutuhan tenaga perawat-bidan yang masih kurang. Tekanan yang saling berkonflik yang menjadi beban bagi perawat-bidan pada tahun 1970-an:
Di satu sisi ada dua kebutuhan yang muncul, yaitu untuk menyediakan pelayanan dalam jumlah cukup untuk menutupi biaya pemanfaatan tenaga perawat-bidan oleh system pelayanan kesehatan yang sudah terbentuk dan bagaimana perawat-bidan dapat berfungsi dalam system tersebut sehingga dapat memberikan keuntungan bagi ibu dan bayi selama hal itu diinginkan dan dibutuhkan. Di sisi lain, terdapat konsumen yang, kendati sedikit, tetapi jumlahnya terus meningkat, merasa tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan system, dan menginginkan pelayanan dari luar sistem. Pada akhirnya mereka menaruh harapan kepada perawat-bidan untuk dapat memberi dukungan dan pelayanan kesehatan. Kurangnya respons terhadap alternative tempat melahirkan bayi (seperti: ruang bersalin di rumah sakit, pusat bersalin, atau rumah bersalin yang dipilih dengan cermat), semakin menimbulkan kesan kurang baik masyarakat terhadap pelayanan kesehatan professional. Hal ini membuat perkembangan praktik yang dilakukan oleh bidan belum terlatih atau pembantu persalinan serta gerakan praktik persalinan mandiri. Salah satu hal yang mempengaruhi konflik ini adalah isu bahwa perawat-bidan telah mampu mengumpulkan dana dari partai politik ketiga sebagai bantuan untuk melakukan pelayanan kesehatannya. Jalan keluar terhadap konflik ini berdampak sangat jauh dan melibatkan banyak aspek sehingga menjadi tantangan bagi perawat-bidan selama pertengahan akhir era tahun 1970-an (Varney, H. Nurse-Midwifery. Boston: Blackwell Scientic Publishing, 1980, p. 26)
Kebidanan tradisional berkembang pada tahun 1970-an sebagai respons terhadap kelompok masyarakat yang tidak puas dan kemudian ingin melahirkan bayinya di luar rumah sakit. Istilah bidan tradisional pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an mengacu pada kelompok bukan-perawat-bidan. Persiapan kelompok ini dalam bidang kebidanan sangat bervariasi. Khususnya pada saat ini, pernyataan tersebut mengacu pada bidan yang tidak memiliki surat izin praktik. Beberapa bidan tradisional lebih menyukai menyebut diri mereka bidan tradisional, bidan komunitas, bidan empiris, atau bidan mandiri. Sering kali istilah direct entry digunakan secara keliru dan diartikan sebagai bidan tradisional atau bidan yang tidak mengikuti jenjang pendidikan dan tidak memiliki surat izin praktik. Istilah direct entry midwives pertama kali digunakan di Inggris beberapa tahun yang lalu. Artinya, bidan ini bukan perawat, tetapi ia menyelesaikan program pendidikan formal yang membuatnya diakui sebagai perawat-bidan professional yang memiliki surat pengakuan dan mengikuti aturan yang ditetapkan secara professional. Bidang kebidanan sendiri sedang berusaha memperjuangkan identitas awalnya ketika di antara bidan tradisional muncul ketidaksepakatan tajam tentang keinginan untuk pendidikan formal, standar, surat pengakuan, dan perundang-undangan.
Sejumlah kelompok dari organisasi pendukung bidan tradisional dan persalinan di rumah muncul selama tahun 1970-an. NAPSAC (National Association of Parents and Professionals Maternity Experience), ACHI (Association of Childbirth at Home International), dan NMA (National Midwives Association). Beberapa organisasi yang telah ada, seperti ICEA (International Childbirth Education Association) dan La Leche League memberi dukungan lebih besar. Pertemuan nasional pertama untuk membahas masalah bidan tradisional dilangsungkan di El Paso pada tahun 1977.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar