Dua decade pertama pada abad ke-20 dicatat karena kurun waktu ini ditandai oleh perawatan maternitas tidak adekuat dan tindakan selanjutnya dilakukan untuk meningkatkan perawatan maternitas ini. Selain itu, pada periode ini dua organisasi dibentuk: Biro Anak (Children’s Bureau) di Washington, D.C dan Asosiasi Pusat Ibu Melahirkan (Maternity Center Association) di Kota New York. Kedua organisasi ini memiliki pengaruh besar pada perkembangan perawatan kesehatan maternal-bayi dan perawat-kebidanan.
Pada tahun 1906-an, dilakukan sebuah studi tentang mortalitas ibu melahirkan dan bayi di kota New York: Studi yang diserahkan ke Departemen Kesehatan Kota New York itu menyatakan bahwa lebih dari 40 persen persalinan dibantu oleh sekitar 3000 bidan “tidak kompeten dan tidak peduli”. Walaupun tanggung jawab bidan tidak lebih besar daripada tanggung jawab dokter terhadap mortalitas ibu dan anak yang tinggi pada saat itu, bidan memikul kesalahan yang terbesar. Pada kenyataannya, factor perawatan obstetric lain yang berperan dalam angka mortalitas ibu dan bayi pada saat itu adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat belum memandang rumah sakit sebagai tempat perawatan obstetric sehingga hanya sedikit rumah sakit yang dapat digunakan sebagai tempat penanganan kedaruratan atau komplikasi yang muncul selama persalinan bayi di rumah (tempat sejumlah besar persalinan berlangsung).
2. Studi obstetric tidak diidentifikasi sebagai komponen yang sangat penting dalam pendidikan medis, kecuali dalam institusi pendidikan yang tersendiri.
3. Praktik obstetric sebenarnya terbatas pada periode intrapartum dan pascapartum.
4. Belum ada system pendidikan terorganisasi bagi bidan.
Kemajuan dalam meningkatkan perawatan berlangsung lambat. Pada tahun 1915, pendaftaran kelahiran hanya diwajibkan di sepuluh negara bagian. Namun, belum mencapai tahun 1935, pendaftaran kelahiran telah diwajibkan di setiap negara bagian.
1. Biro Anak
Pada tahun 1903, Lilian Wald, seorang perawat dan pendiri Henry Street Settlement dan Visiting Nurse Association di Kota New York, menyarankan pembentukan biro anak (Children’s Bereau). Presiden Theodore Roosevelt merekomendasikan suatu anggaran untuk mendirikan biro tersebut pada tahun 1909. Namun, pada tahun 1912, sebelum Kongres A.S. mengeluarkan anggaran tersebut, Biro Anak sudah didirikan. Anggaran tersebut ditandatangani oleh Presiden Taft.
Kegiatan pertama Biro Anak ini ialah meneliti kematian bayi yang menurut data statistic yang ada angka kematian bayi mencapai 124 per 1000 kelahiran hidup. Ini adalah beban bagi Biro Anak karena dari analisis data penelitian pertama yang dilakukan, ditemukan hubungan tak terelakkan antara kesehatan ibu dan kesehatan bayi selama siklus maternitas. Biro Anak kemudian meneliti angka kematian ibu melahirkan dan menarik kesimpulan bahwa ternyata perawatan awal dan perawatan lanjutan merupakan langkah yang sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Berkat informasi ini, gagasan perawatan prenatal mendapat penghargaan dan konsep pelayanan kesehatan sepanjang periode intrakontrasepsi mulai berkembang.
2. Asosiasi Pusat Maternitas
Pada tahun 1915, komisi kesehatan Kota New York melakukan penelitian lain tentang kematian ibu dan bayi. Temuan penelitian ini, yang sekali lagi menunjukkan hubungan antara kematian dan kurangnya perawatan prenatal, menuntun penyusunan suatu rencana yang berpusat di kota dan pembentukan sebuah pusat maternitas di setiap wilayah. Pusat maternitas pertama dibuka pada tahun 1917. Kebutuhan terhadap organisasi pusat semakin jelas sehingga Asosiasi Pusat Maternitas (Maternity Center Association [MCA]) kemudian dibentuk pada tahun 1918. Pada tahun 1920, MCA sudah memiliki 30 pusat maternitas di Kota New York. Dari jaringan yang terbentuk ini, muncul keinginan MCA yang pertama untuk mengembangkan bahan materi dan pendidikan yang dapat digunakan oleh individu dan klinik. Pada tahun 1921, asosiasi tersebut memutuskan untuk lebih berkonsentrasi pada upaya mendukung penyediaan peralatan perawatan maternitas kendati beberapa klinik lain tetap beroperasi selama beberapa waktu kemudian. Keputusan ini didasarkan pada keyakinan bahwa sebagian besar klinik keperawatan dan rumah sakit yang menyediakan perawatan bagi keluarga saat ini member cukup penekanan pada perawatan prenatal dalam pelayanan kesehatan mereka.
Sementara itu, MCA dan the Henry Street Visiting Nurse Association berkolaborasi dalam sebuah penelitian yang mengilustrasikan nilai perawatan maternitas khusus dalam program keperawatan kesehatan masyarakat secara umum. Selanjutnya, MCA memulai program pendidikan maternitas intensif untuk masyarakat dan anggota tim kesehatan professional, terutama dokter dan perawat kesehatan masyarakat.
MCA akhirnya memperluas dukungannya hingga ke Kota New York. Di kota ini MCA memberi informasi tentang kebutuhan perawatan maternitas kepada para calon orang tua di Amerika Serikat. Selama beberapa tahun kemudian Peringatan Hari Ibu dimanfaatkan untuk mendukung upaya ini, dengan penekanan pada upaya menyelamatkan kehidupan ibu. Kota-kota besar mengupayakan supaya proklamasi Hari Ibu menyentuh tema penyelamatan kehidupan ibu. Di sisi lain, tokoh-tokoh agama memasukkan subyek ini dalam khotbah mereka pada Kebaktian memperingati Hari Ibu melalui penggunaan paket materi pendidikan yang dikirim oleh MCA.
Berdasarkan perawatan maternitas komplet yang memberi perawatan komplet, kolaborasi mereka dengan the Henry Street Visiting Nursi Association, dan sebuah penelitian tentang perawatan maternitas di negara lain, MCA menyimpulkan bahwa ada kebutuhan untuk mempersiapkan perawat membantu persalinan normal dan membahas pembukaan sekolah untuk perawat-kebidanan. Gagasan ini untuk beberapa lama ditentang pada awal tahun 1920-an akibat adanya oposisi kiri baik dari kedokteran maupun keperawatan dan juga kurangnya kerjasama dari jajaran pejabat kota.
3. “Masalah Bidan”
Pada awal abad ke-20, mucul perdebatan tentang apa yang dikenal sebagai “masalah bidan”. Factor-faktor yang sebelumnya dijelaskan sebagai factor yang berperan dalam mengacaukan profesi kebidanan terkuak antara tahun 1912 dan 1914. Hal ini membuat pengeluaran izin dan praktik kebidanan menjadi isu yang menghangatkan. Selama kurun waktu ini, sekolah kedokteran mulai memasukkan mata kuliah obstetric ke dalam kurikulumnya. Selanjutnya obstetric menjadi profesi spesialis kedokteran pada tahun 1930. Perawatan obstetric mulai berpindah dari rumah ke rumah sakit. Undang-undang mulai dikeluarkan untuk mengatur praktik bidan setempat. Perdebatan hangat mulai muncul ke permukaan.
Di satu sisi, sebagian besar orang meyakini bahwa semua praktik kebidanan harus ditiadakan. Sebagian yang lain meyakini bahwa bidan dapat melakukan fungsi yang bermanfaat. Kelompok pertama khawatir status bidan akan semakin meningkat bila mendapat pengakuan hukum. Hal ini membuat mereka berpikir bahwa meningkatkan praktik kebidanan adalah sebuah pekerjaan yang tidak mungkin. Mereka yang mendukung bidan merasa bahwa praktik kebidanan harus mendapat pelatihan, perizinan, dan pengawasan yang tepat.
Dua periatiwa penting muncul saat perdebatan mulai memanas. Kejadian pertama berawal dari kenyataan. Beberapa negara sudah mengeluarkan undang-undang yang menjamin pengakuan hukum terhadap bidan dan menetapkan persyaratan dan spesifikasi yang ditujukan untuk mengontrol praktik yang dilakukan bidan. Semua hukum ini dibuat sebagai usaha untuk mengurangi angka kematian yang masih tinggi. Hal ini terbukti dengan tidak mampunya profesi kedokteran memikul seluruh tugas perawatan obstetric. Di wilayah Selatan, perizinan, pendidikan, dan pengawasan terhadap bidan Afrika-Amerika difasilitasi oleh Undang-Undang Sheppard-Towner (Towner-Sheppard Act) sejak tahun 1921-1929 (Pressley Byrd, D. Granny Midwives in South Carolina: The State’s Regulation and Education of a Vocational Cadre of Traditional Midwives 1910-1940. Master’s thesis. New Haven, CT: Yale University School of Nursing, 2001). Badan perundang-undangan mengeluarkan anggaran dan menyerahkan melalui Biro Anak dengan tujuan menyelenggarakan perawatan ibu-bayi yang lebih baik. Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa perawat kesehatan masyarakat harus diperkerjakan untuk mengarahkan bidan-bidan yang tidak terlatih.
Hasil dari perundang-undangan yang mengatur praktik kebidanan adalah beberapa sekolah kebidanan mulai didirikan. Yang paling terkenal dari semua adalah Sekolah Kebidanan Bellevue di Kota New York dan Rumah Sakit Pemulihan Preston (The Preston Retreat) di Filadelfia. Sekolah Kebidanan Bellevue mulai beroperasi sejak tahun 1911 sampai tahun 1935. Sekolah yang dirancang untuk member pendidikan kepada bidan setempat guna memenuhi persyaratan praktik ini kemudian ditutup atas perintah komisaris rumah sakit di Kota New York, yang adalah seorang dokter. Ia berpendapat bahwa perubahan standar social dan kedokteran dapat mengakibatkan pendirian banyak sekolah dan biaya yang tidak perlu, yang membebani anggaran kota. Untuk mendukung tindakannya, ia menyebutkan jumlah bidan menurun tetapi angka persalinan di rumah sakit terus meningkat hingga 81 persen dari seluruh persalinan di Kota New York (Newspaper article, 1934). The Preston Retreat merupakan rumah sakit maternitas yang didirikan pada tahun 1836. Pada tahun 1916, program pendidikan keperawatan dimulai, pada tahun 1923 kursus kebidanan dimulai. Kursus ini yang pada akhirnya memiliki perawat praktik dan Perawat Berizin Praktik (Registered Nurse [RN]) sebagai mahasiswanya. Mahasiswa yang mendaftar menurun, tetapi kursus kebidanan berlanjut hingga tahun 1960. Tidak diketahui kapan RN mulai menjadi mahasiswa dalam kursus tersebut (Katy Dawley, e-mail communication to Jill Cassells, November 6, 1999).
Peristiwa kedua yang signifikan adalah pengenalan perawat-bidan dari Eropa. Perawat-bidan telah membuktikan keefektifan mereka di negara-negara Eropa. Di negara tersebut mereka menjadi bagian dari system pelayanan kesehatan.
4. Frontier Nursing Service
Perawat-bidan yang pertama kali melakukan praktik kebidanan di Amerika Serikat adalah perawat-bidan terlatih kebangsaan Inggris yang dibawa masuk ke negara ini pada tahun 1925 oleh Mary Breckinridge. Hal ini adalah bagian dari rencananya untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi orang-orang di wilayah pedalaman terpencil pegunungan Kuntucky. Kerja keras inni mewujudkan pendirian Komite Kontucky untuk Ibu dan Bayi (Kentucky Committee for Mothers and Babies) pada bulan Mei tahun 1925. Lewat suatu perubahan dalam artikel perusahaannya, organisasi ini kemudian dikenal sebagai Garis Terdepan Pelayanan Keperawatan (Frontier Nursing Service [FNS]) pada tahun 1928. Dengan demikian, dapat dikatakan FNS didirikan sejak tahun 1925.
Breckinridge secara mengagumkan merupakan orang yang tepat untuk menjalankan tugas yang diembannya. Kualifikasi yang membuatnya kompeten untuk tugas ini antara lain latar belakang pendidikan, dan cara ia dibesarkan dalam keluarga. Semua hal ini membuatnya dengan mudah berhubungan dengan orang-orang berpengaruh, juga merupakan persiapan professional untuk menjadi seorang Perawat Terdaftar (Registered Nurse [RN]) di Amerika Serikat dan seorang Bidan Bersertifikat Nasional (State-Certified Midwife) di Inggris; memungkinkannya menikmati pengalaman hidup pribadi dan professional, melakukan observasi program yang dirancangnya sendiri dengan cermat, menimba ilmu pada Highlands and Islands Medical and Nursing Service di Skotlandia, melanjutkan pendidikan di Inggris dengan berkonsentrasi pada Outer Hebrides. Dengan latar belakangnya, ia menyusun rencana yang melibatkan pusat keperawatan di luar daerah, yang didukung oleh profesi perawat-bidan dan dilindungi oleh direktur kedokteran yang berpraktik di rumah sakit desa setempat berskala kecil. Program Breckinridge seyogyanya diselenggarakan oleh seorang direktur, diawasi oleh komite eksekutif dan dewan pemegang saham serta didukung oleh komite local di seluruh wilayah Amerika Serikat. Sebelum program dimulai, dilakukan sebuah survey kelahiran dan kematian di area tempat perawat-bidan berencana melakukan praktik. Hasil yang diperoleh diharapkan menjadi data dasar untuk data statistic dan riset selanjutnya. Dalam bukunya yang berjudul Wide Neighborhoods (Breckinridge, M. Wide Neighborhoods: A Story of the Frontier Nursing Service. New York: Harper, 1952), Breckinridge menulis sebuah rincian yang luar biasa mengenai berbagai aktivitas, individu, hal-hal yang perlu mendapat perhatian, serta masalah yang dapat menjembataninya melaksanakan rencananya.
Kegiatan dan catatan tentang FNS merupakan suatu legenda. Catatan yang disimpan rapi selama beberapa tahun sebelumnya ternyata selaras dengan system statistic yang ditetapkan oleh Carnegie Corporation dan kemudian ditabulasi oleh Metropolitan Life Insurance Company. Pada tahun 1951, data statistic FNS memperlihatkan 8596 pasien yang datang ke perawat-bidan terdaftar telah mendapat pertolongan persalinan sejak tahun 1925; 6533 di antaranya menjalani persalinan di rumah-rumah tradisional, dengan angka kematian umum ibu 1,2 per 1000 selama 25 tahun penelitian. Angka ini sangat kontras dengan angka kematian ibu nasional yang mencapai 6,73 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1931, 3,76 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1940, dan 0,83 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1950, atau 3,4 per 1000 kelahiran hidup selama periode waktu yang sama. Selain itu, suatu lingkup pelayanan kesehatan yang menyeluruh ditawarkan kepada masyarakat, termasuk di dalamnya pelayanan gigi umum, pediatric, medis, dan bedah; penanganan kecacingan, perawatan mata secara umum, dan tonsil; penanganan penyakit tuberculosis dan trakoma; dan pelayanan social yang mendapat dukungan dari Alpha Omicron Phi, pekerja social wanita nasional, sebagai bagian dari proyek filantropik nasional.
Perang Dunia II berdampak sangat besar pada FNS, baik di tingkat staf maupun dalam pengarahan perang yang diwajibkan dalam pendidikan perawat-bidan di FNS. Kerajaan Inggris Raya telah menjadi sumber pengadaan perawat-bidan Inggris pada FNS dan penyedia pendidikan kebidanan bagi RN Amerika Serikat. Mereka khusus datang ke Kerajaan Inggris Raya untuk menjalani pendidikan dan kembali bekerja pada FNS. Sejalan dengan dimulainya peperangan, perawat-bidan Inggris ingin kembali ke kampung halaman supaya dapat melayani negara mereka. Semakin jelas terlihat bahwa rencana jangka panjang program pendidikan perawat-bidan yang ditangguhkan harus segera dijalankan. The Frontier Graduate School of Midwifery memulai pendidikannya dengan hanya dua orang siswa pada bulan November tahun 1939. Pada musim panas tahun 1976, sebanyak 460 perawat-bidan menyelesaikan pendidikan mereka di sekolah tersebut. Pada tahun 1970, sekolah ini mengubah namanya menjadi Frontier School of Midwifery and Family Nursing ketika sebuah Program Keperawatan Keluarga dimulai. Program ini ditutup pada tahun 1991 dan kembali didirikan pada tahun 1999 dalam bentuk Program Pendidikan Keperawatan Keluarga Berbasis Masyarakat (Community-Based Nurse-Midwifery Education Program, CFNP). Pada saat yang sama, pendidikan kebidanan di FNS terus berlangsung tanpa hambatan dan pada tahun 1989 berubah lagi menjadi Program Pendidikan Perawat-Kebidanan Berbasis Masyarakat (Community-Based Nurse Midwifery Education Program [CNEP]).
Namun, FNS tidak memiliki program pendidikan perawat-bidan yang pertama di Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar