Nilai-Nilai Pancasila
1. Ketuhanan
Yang Maha Esa.
è
Sesuatu yang diharapkan kepada rakyat, bangsa
Indonesia untuk menjalankan syariat agama masing-masing.
2. Kemanusiaan
yang adil dan beradab.
è
Sesuatu yang diharapkan kepada masyarakat bangsa
Indonesia khususnya, dunia umumnya, jangan semena-mena terhadap diri sendiri
dan makhluk hidup lainnya.
3. Persatuan
Indonesia.
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
5. Keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia.
A.
Landasan
Pendidikan Pancasila
1.
Landasan Historis (Sejarah)
è
Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah
yang sangat panjang.
2.
Landasan Kultural (Budaya)
è
Masyarakat mempunyai pandangan yang berlainan,
maka para penguasa bertugas menyatukan pandangan tersebut.
3.
Landasan Yuridis (Hukum)
è
UU No. 2 tahun 1989, tentang pendidikan
nasional.
è
UU No. 2 tahun 1989 pasal 39, “Jenjang
pendidikan tinggi wajib memuat tentang pancasila, agama, dan kewarganegaraan.”
è
Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No.
32/U/2000, “Pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil
belajar mahasiswa.
4.
Landasan Filosofis
è
Sebagai dasar filsafat negara dan pandangan
filosofis bangsa Indonesia. Filsafat berarti berfikir secara mendalam. Dan
pancasila merupakan hasil dari filsafat bangsa Indonesia.
B.
Tujuan
Pendidikan Pancasila
Dalam UU No. 2
tahun 1989 dan Dirjendikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) No.
38/Dikti/Kep/2003, termuat: “Mengarahkan perhatian pada moral dan diharapkan
dapat terlaksana dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berperilaku yang
mencerminkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam mansyarakat yang
terdiri dalam berbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam
kepentingan yang diarahkan pada terwujudnya prilaku keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Etika Berkomunikasi dengan Pasien
1. Mengucapkan
salam dan memperkenalkan diri dengan baik.
2. Memanggil
nama pasien dan keluarga pasien.
3. Lakukan
kontak mata.
4. Jaga
harkat dan martabat pasien.
5. Budayakan
perilaku positif.
6. Gunakan
teknik mendengar aktif dan jangan menyela atau memotong pembicaraan.
7. Berikan
kesan bahwa kita sedang mendengar dan mengerti dengan apa yang dikatakan
pasien.
8. Jawablah
pertanyaan pasien sesuai dengan apa yang dia inginkan.
9. Beri
penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan ringkas (jangan gunakan
bahasa medis).
10. Mendekat
dan memberi perhatian yang lembut.
Kalau bertemu dengan klien:
1. Dengarkan
keluhan mereka.
2. Jangan
merubah pembicaraan dengan pindah ke masalah yang lain.
3. Pastikan
ibu mendapat pendamping yang disukai.
C.
Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia
Tonggak sejarah Indonesia
mulai pada abad ke-7, tepatnya pada saat kerajaan Sriwijaya di Sumatera
Selatan. Pada abad 13 – 17, di Indonesia telah didirikan kerajaan Majapahit di
Jawa Timur. Pada saat itu Indonesia telah mengalami kehidupan yang mewah,
“Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentram Kerta Raharja.” Maksudnya yaitu kehidupan
yang telah baik.
Pada saat itu,
unsur-unsur pancasila sudah ada, yaitu:
·
Ketuhanan
·
Kemanusiaan
·
Persatuan
·
Keadilan
·
Sosial
Unsur-unsur
pancasila tersebut belum tertulis secara sah.
Pada waktu itu,
dokumen tertulis dalam bentuk prasasti, seperti talang tuo, kedukan bukit,
karang berahi, kota kapur dan lain-lain. Dan agama pada saat itu hanya Hindu
dan Budha.
Indonesia pada Abad 17 -20 (Zaman
Penjajahan Barat)
Karena tergiur dengan kehidupan
bangsa Indonesia yang adil dan makmur, dan banyaknya hasil alam Indonesia, maka
banyaklah bangsa barat menjajah. Zaman ini menjadi zaman kehancuran bagi
Indonesia dan memberi pengaruh buruk terhadap kedaulatan yang telah ada.
Akhirnya terjadilan perlawanan.
Tokoh-tokoh yang
berperan dalam perlawanan tersebut di antaranya:
·
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten)
·
Sultan Agung (Mataram)
·
Hasanuddin (Makasar)
·
Iskandar Muda (Aceh)
·
Untung Suropati dan Trunojoyo (Jawa Timur)
Belanda mendirikan
VOC di Indonesia.
Karena tidak ada
koordinasi yang baik dari bangsa Indonesian dalam melakukan perlawanan, maka
perlawanan dari daerah-daerah di Indonesia belum berhasil.
D. Kebangkitan Nasional
Pada awal abad 20, bangsa
Indonesia merubah cara perlawanan terhadap kolonial Belanda.
Kegagalan-kegagalan secara fisik yang tidak terkoordinir mendorong
pemimpin-pemimpin bangsa untuk memakai bentuk perlawanan yang lain. Bentuk
perlawanan itu adalah menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara.
Akhirnya timbul berbagai macam organisasi politik, diantaranya: Budi Utomo,
yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, merupakan organisasi di bidang
pendidikan. Mereka yang bergabung di organisasi itu mulai merintis ke jalan
baru agar tercapainya tujuan bangsa Indonesia.
Tokoh-tokoh yang
merintis Budi Utomo yaitu:
·
Ki Hajar Dewantara
·
Douwes Dekker
Pada tanggal 28
Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah, yang dipelopori oleh:
·
M. Yamin
·
Kuncoro Pramoto
·
Bongso Negoro
·
dll.
Akhirnya pada
tanggal itu dikenal sebagai hari sumpah pemuda. “Satu bangsa, satu nusa, satu
bahasa.”
Dengan sumpah
pemuda tegaslah apa yang diinginkan bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan.
Pada tanggal 7
Desember 1941, pecahlah perang Pasifik, antara Jerman, Jepang dan Italia.
Ringkasan Materi
·
Abad 7 – 16, “Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata
Tentram Kerta Raharja
E. Pengertian Indonesia
Indonesia adalah suatu
bangsa dan negara yang politis, resmi merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945.
Walaupun saat ini negara Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi yang luaar
biasa, namun rakyat sadar bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar.
Sejak merdeka
Indonesia telah memiliki 6 presiden. Selain itu, Indonesia juga pernah dipimpin
oleh Mr. Syafrudin Prawiranegara pada masa darurat.
Pemerintahan
Soekarno :
21 tahun.
Pemerintahan
Soeharto :
32 tahun.
Soekarno dan
Soeharto pernah dianggap sebagai bapak bangsa, namun berlaku tirani. Tirani
terjadi karena kekuasaan eksekutif lebih besar daripada kekuasaan legislatif.
Hal tersebut menyebabkan Amandemen. Amandemen berarti prubahan undang-undang.
Amandemen sudah terjadi sebanyak 4 kali.
F. Proklamasi dan Kejadian-Kejadian Periode 18
Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Proklamasi kemerdekaan
Indonesia sudah dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, jam 10.00 WIB,
yang ditanda tangani oleh Atas Nama Bangsa Indonesia Soekarno – Hatta.
Pengangkatan presiden ditentukan oleh siding rapat BPUPKI. Dalam periode ini,
pegangan bangsa Indonesia adalah UUD 1945, tetapi belum dijalankan secara murni
dan konsekuen, karena baru diproklamirkan.
Pada saat itu yang ada
adalah presiden, wakil presiden, dan mentri-mentri (kabinet). Perpanjang
tanganan di daerah adalah oleh gubernur. Semua kekuasaan dilaksanakan oleh
presiden. Pada periode ini pemerintahan masih aman-aman saja, dan bekerja penuh
dengan jiwa pengabdian, meskipun DPR dan MPR tidak ada. Pada saat itu, belum
ada pengamanan, maka dikeluarkan maklumat presiden dan dibentuklah TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) pada tanggal 5 Oktober 1945 dengan pimpinannya Supriyadi.
Supriyadi gugur dalam melawan Jepang di Blitar dan digantikan oleh Soedirman.
Beliau dilantik oleh presiden Soekarno pada tanggal 18 Desember 1945. Akhirnya
TKR resmi resmi menjadi TNI pada tanggal 3 Juni 1947.
Dalam kongres KNIP (Komite
Nasional Indonesia Pusat) tanggal 16 Oktober 1945 di Malang, wakil presiden
Moh. Hatta mengeluarkan maklumat X, isinya: “Memberikan wewenang kepada KNIP
untuk menetapkan UU dan GBHN.” Seolah maklumat ini mempunyai kekuasaan seperti
MPR dan DPR pada zaman sekarang.
Pada tanggal 27 Juli 1947,
Belanda melakukan penyerbuan ke beberapa daerah di Indonesia. Akhirnya mereka
dapat menduduki Yogyakarta. Belanda belum bisa masuk ke daerah pedalaman karena
tidak terjangkau transportasi. Sejak masuknya bangsa Eropa ke Indonesia sampai
tahun 1965 indonesia selalu mengalami kekacauan. Tapi sejak diangkat presiden
Soeharto, bangsa Indonesia mulai aman, namun belum sepenuhnya (1973).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar