Senin, 31 Desember 2012

Gizi Balita


a.      Prinsip gizi balita
Secara harafiah , balita atau anak dibawah lima tahun adalah anak usia kjurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini . namun karena faal ( kerja alat tubuh semestinya ) bayi usia dibawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun. Sesuai dengan faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaanya
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari 1-3 tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari 3 tahun sampai 5 tahun yang dikenal dengan usia “pra sekolah”. Balita sering disebut konsumen pasif , sedangkan usia “pra sekola” dikenal sebagai konsumen aktif. Anak dibawah 5tahun merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini merupakan kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi.
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda dapat berpengaruh pada pertumbuhan semasa balita. Bila gizi buruk maka perkembangan otaknya kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekola dan pra sekola
b.      Karakteristik batita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya ana menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian , sebaiknya anak batita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan pada masa balita lebih besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatuf lebih besar. Namun, perut yang masih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari pada anak yang usianya lebih besar. Oleh Karen itu, pola makanan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering
Pada usia pra sekolah anak lebih menjadi konsumen aktif yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya (persagi,1992). Masa ini juga sering dikenal dengan (masa keras kepala). Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama denga anak-anak yang lebih besar , anak mulai senang jalan. Jika hal ini dibiarkan , jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kekurangan gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis , kesehatan , dan social anak. Oleh karena itu , keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada adnak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar