MAKALAH
ILMU
SOSIAL BUDAYA
ASPEK
SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
IV
DEA
HERVIAN AGUSTIN
IRA
RADHIYAH RAHMANA AZI
NURKHAIRA
MANEL
RINI
GUSTINA SARI
SRI
AGUSTIN
ZAHRATUL
AYINI
DOSEN
PEMBIMBING:
Hj.
DJUSMANIDAR, S.KM
PRODI
DIII KEBIDANAN
POLTEKKES
KEMENKES PADANG
2010
/ 2011
ASPEK
SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
1. Aturan
dalam Kehidupan
Tingginya angka kematian ibu dan
bayi, disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya masih banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa dukun seutuhnya
tanpa mempertimbangkan beberapa hal yang membahayakan ibu dan kandungannya.
Bahkan, banyak suami yang melarang istrinya ataupun istri yang tidak mau
berkonsultasi ke bidan, karena menganggap dukunlah yang lebih mahir. Selain
itu, di beberapa daerah juga ada peraturan, untuk mengambil suatu keputusan
harus dengan persetujuan keluarganya. Misalnya: seorang ibu yang sudah akan
melahirkan, tapi ia tidak diizinkan oleh suami ataupun keluarganya untuk
melahirkan ke bidan. Hal tersebut menyebabkan ibu tersebut terlambat diberi
pertolongan dan itu sangat membahayakan. Atau ibu itu akan ditolong oleh dukun
kepercayaan keluarganya, padahal dukun tersebut tidak mempunyai pendidikan dan
pengetahuan yang baik dalam menolong persalinan. Mereka hanya mempunyai
pengetahuan turun-temurun yang belum tentu benar. Dan hal tersebut bisa
berakibat fatal bagi ibu dan bayi. Disini terlihat, aturan dalam kehidupan
sangat mempengaruhi pelayanan kebidanan pada ibu bersalin.
2. Pengetahuan
/ Pendidikan
Kebanyakan masyarakat pedesaan
mempunyai pengetahuan yang terbatas tentang persalinan. Mereka tidak mengetahui
tentang tanda-tanda persalinan, bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dalam
persalinan, dan banyak lagi hal lainnya tentang seluk-beluk persalinan. Orang
pedesaan umumnya masih melakukan tradisi turun-temurun dari nenek moyang
mereka. Padahal hal tersebut banyak yang tidak sesuai dengan aturan kesehatan,
bahkan ada yang mengganggu dan membahayakan proses persalinan.
Selain itu, tingkat pendidikan
mereka juga rendah. Mereka tidak menerima pendidikan yang cukup mengenai
persalinan.
Contoh:
Seorang ibu yang akan melahirkan anak pertamanya, tapi ia tidak mengetahui
tanda-tanda bahwa ia akan melahirkan. Misalnya ketubannya sudah pecah, tapi ia
mengabaikan hal tersebut karena ia tidak mengetahui bahwa itu adalah salah satu
tanda-tanda akan melahirkan. Sehingga ibu itu akan terlambat dalam mendapatkan
pertolongan dan dapat membahayakan bagi ibu dan bayi. Hal tersebut bisa terjadi
karena pendidikan ibu yang rendah, atau kurangnya pengetahuan tentang
persalinan.
3. Ekonomi
Kebutuhan ekonomi sangat
mempengaruhi keberlangsungan persalinan yang dilakukan. Setiap kali bersalin, klien harus memberikan sejumlah
uang sebagai balasan jasa. Tetapi, tak
semua orang mampu untuk membayarnya, karena kehidupan ekonomi tiap orang berbeda.
Misalnya: untuk
melahirkan di tempat bidan, biasanya membutuhkan dana yang besar. Biayanya
cenderung lebih mahal daripada melahirkan di tempat dukun. Kalau seorang yang
mampu dalam bidang materi, tentu mereka tidak akan memikirkan masalah keuangan
dalam persalinan. Tapi bagi masyarakat pedesaan yang umumnya memiliki
perekonomian yang rendah, mereka akan berfikir beberapa kali untuk melahirkan
di tempat bidan karena masalah keuangan. Mereka lebih memilih melakukan
persalinan di tempat dukun yang tentunya tidak memerlukan biaya yang banyak
seperti di tempat bidan. Mereka tidak memikirkan bahaya yang akan terjadi.
Selain itu keselamatan ibu dan bayi juga tidak akan terjamin.
4. Adat
Istiadat
Di beberapa daerah, perlengkapan
dalam persalinan biasanya disediakan oleh mertua, yang diantarkan langsung ke
tempat persalinan. Selain itu, biasanya di desa-desa atau di kota-kota, pada
saat persalinan ibu ditemani oleh saudara-saudaranya, baik saudara jauh maupun
saudara dekat beserta keluarganya.
5. Kepercayaan
Di dalam masyarakat,
banyak terdapat mitos-mitos yang berkembang dan diwariskan secara
turun-temurun. Pada proses persalinan, juga banyak terdapat mitos-mitos,
seperti:
·
Untuk melancarkan persalinan, si ibu
harus meminum minyak goreng, sebelum masa-masa persalinan. Karena dalam
masyarakat, hal ini dipercaya dapat melicinkan jalan lahir bayi.
Faktanya, dalam bidang kesehatan, hal
tersebut tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil, yang akan menjalani proses
persalinan karena hal itu dapat berpengaruh terhadap keseimbangan cairan tubuh
si ibu. Karena minyak yang dikonsumsi si ibu dapat menjadi penyakit yang
mungkin nantinya dapat memperburuk kondisi ibu.
Untuk meningkatkan kesehatan ibu, bidan
harus mampu memberikan penyuluhan terhadap pengkonsumsian minyak ini, agar para
ibu mengetahui kerugian dalam mengkonsumsi minyak tersebut.
·
Pada saat bulan terakhir kehamilan, si
ibu tidak boleh mengkonsumsi jengkol karena dapat menyebabkan darah yang keluar saat persalinan, berbau
busuk dan amis.
Hal itu memang benar adanya, karena
jengkol yang dikonsumsi itu mengeluarkan bau busuk.
6.
Agama / Religi
Agama juga
merupakan salah satu fator yang mempengaruhi persalinan. Kalau seorang ibu yang
akan melahirkan itu mempunyai iman yang baik, waktu persalinan dia akan banyak
mengucapkan kalimat-kalimat Allah SWT, menyebut nama Allah SWT, dan ada juga
yang mengaji. Namun selain itu, ada juga ibu yangmempunyai iman yang lemah,
sewaktu persalinan dia menyebut-nyebut kata-kata kotor, memaki suaminya, orang
tuanya, berteriak-teriak takkaruan, bahkan bidannya juga ada yang dimaki. Keluarga
juga dapat membantu dengan berdzikir dan membaca al-qur’an agar si ibu dapat
merasakan ketenangan.
7. Bahasa
Bahasa sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam persalinan, karena dengan bahasa akan terjalin komunikasi
yang baik antara bidan/tenaga medis lainnya dengan ibu. Setiap daerah mempunyai
bahasa yang berbeda. Dengan adanya berbagai bahasa, masyarakat punya karakter
berbahasa masing-masing. Ada ibu yang memiliki bahasa yang baik, sopan, dan
mudah dimengerti. Ada ibu yang jika diberi tahu oleh tenaga medis, si ibu mau
mengikutinya, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Tapi ada juga ibu yang tidak
bisa berbicara dengan sopan, dan tidak mau mengerjakan apa yang disarankan
bidan.
Hal itu bisa saja terjadi karena
adanya adat-istiadat dan kebiasaan yang ada di suatu daerah. Contohnya: kalau
masyarakat Batak, bahasanya yang keras, cenderung orang-orang menilai mereka
kurang sopan. Apalagi jika mereka berada di lingkungan orang Minang. Karena
dianggap tak sama dengan orang Minang lainnya yang lebih cenderung bicara
dengan kelembutan.
8. Teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan di segala
bidang, sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Pada masyarakat yang memiliki
kehidupan ekonomi yang cukup, tentunya orang tersebut akan mampu mencukupi
hidupnya dengan berbagai fasilitas teknologi untuk memeriksa kehamilan dan
bersalin.
Contohnya: Jika si bayi susah untuk
keluar, bisa digunakan vakum, tentunya hal itu membutuhkan banyak biaya. Selain
itu, di masyarakat kota tentunya teknologi sudah banyak digunakan. Lain dengan
masyarakat desa, teknologi masih jarang digunakan karena aksesnya yang sulit.
Selain itu, juga karena untuk mendapatkannya butuh biaya yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar