Masa prakonsepsi juga merupakan waktu yang tepat bagi wanita/pasangannya untuk mempertimbangkan kemudahan untuk memasuki pelayanan kesehatan dan ketersediaannya. Hal ini berkaitan dengan sejumlah isu, seperti menyeleksi tenaga perawatan kesehatan – apakah mereka ingin menemui bidan, OB/GYN umum, dokter praktik keluarga, atau spesialis medis ibu-janin? Apakah saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan evaluasi factor risiko (atau tidak adanya factor risiko), filosofi seseorang terhadap persalinan, keinginan untuk terlibat secara pribadi dalam pembuat keputusan juga dalam memahami perbedaan antartenaga pelayanan kesehatan [Summers, L., and Gegor, C. Preconception care and counseling. Postgrad. Obstet. Gynecol. 15(4): 1-8 (February) 1995].
Pilihan tempat persalinan merupakan hal yang penting dan sering kali tidak dipertimbangkan sampai terjadi persalinan. Namun, factor seperti halnya biaya pelayanan tenaga kesehatan, dapat dikontrol oleh pihak asuransi. Apabila pasangan menelaah semua pilihan ini secara pre-konsepsi, mereka akan mampu menetapkan tenaga penolong persalinan dan lingkungan mana yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.
Pengenalan ruang lingkup praktik dan keuntungan perawatan kebidanan sering kali masih dirahasiakan dari masyarakat. Kelas-kelas prakonsepsi merupakan kesempatan yang baik untuk memberi informasi kepada pasangan yang mencarinya sekaligus merupakan wadah untuk memperkenalkan keberadaan tenaga pelayanan kesehatan dengan model pengetahuan yang baik. Berikut dijelaskan sebuah kelas yang didasarkan pada Public Health Service Concensus Panel [Public Health Service Expert Panel on the Content of Prenatal Care. Caring for Our Future: The Content of Prenatal Care. Washington, DC: U.S. Public Health Service, 1989, p. 25].
Mengharapkan yang Terbaik: Kelas Prakonsepsi
1. Pengkajian kesiapan psikologis
a. Pilihan untuk membesarkan anak
b. Alternative kehamilan
c. Pengaturan waktu kehamilan
d. Mengkaji dan mengatasi risiko psikososial
2. Pengkajian kesiapan fisik
a. Mencapai/mempertahankan berat badan ideal
b. Memulai/melanjutkan latihan teratur
c. Evaluasi masalah medis
d. Skrining rutin terhadap semua wanita
(1) Hemoglobin atau hematokrit
(2) Factor Rh
(3) Titer rubella
(4) Periksa urine untuk kadar protein dan gula
(5) Pap smear
(6) Kultur gonokokus
(7) Sifilis
(8) Hepatitis B
(9) HIV (ditawarkan)
(10) Skrining obat-obatan terlarang (ditawarkan)
e. Skrining tambahan bagi beberapa wanita
(1) Uji kulit tuberculosis
(2) Kultur klamidia atau skrining cepat
(3) Toksoplasmosis
(4) CMV
(5) Herpes simpleks
(6) Varisela
(7) Hemoglobinopati
(8) Tay-Sachs
(9) Kariotip orang tua
(10) Mammografi
f. Pemeriksaan gigi
3. Pengkajian/perhatian terhadap ayah
4. Penciptaan lingkungan positif untuk masa konsepsi
a. Nutrisi
b. Menghindari zat-zat
(1) Rokok
(2) Alcohol
(3) Kafein
(4) Obat-obatan: dijual bebas, rekreasional, resep
c. Polutan lingkungan, bahaya di tempat kerja
5. Penghentian program keluarga berencana
a. Riwayat menstruasi, grafik fertilisasi
b. Penghentian pil kontrasepsi oral dan spermisida
c. Hubungan seksual yang aman
d. Infertilitas
6. Perhatian khusus
a. Konseling genetic
b. Diagnosis prenatal
c. Pajanan DES
d. Masalah medis kronis
7. Pemilihan penyedia perawatan dan tempat bersalin
8. Sebelum kunjungan prakonsepsi ke klinik
a. Format riwayat medis
b. Format riwayat nutrisi (catatan diet selama 7 hari terakhir)
c. Skala evaluasi stress
d. Uji laboratorium
Sumber: Dari Summers, L., and Price, R. A. Preconception care: an opportunity to maximize health in pregnancy. J. Nurse-Midwifery 38(4): 198, 1993. Dicetak ulang dengan izin.
Kelas ini dapat disajikan dalam format dua hingga tiga jam disertai alokasi waktu untuk pertanyaan dan diskusi. Cara ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memasarkan praktik Anda, khususnya, dan pelayanan kebidanan, secara umum.
B. INTERVENSI
Intervensi terdiri atas penyediaan tindakan untuk memenuhi kebutuhan yang diidentifikasi selama pengkajian kesehatan dan risiko serta pemberian konseling terutama tentang perawatan prakonsepsi. Selama pengkajian dan konseling, bidan memiliki kesempatan besar untuk melakukan pendidikan kesehatan bagi wanita dan pasangannya. Informasi tentang tubuh wanita dan cara merawatnya dengan baik untuk mencapai kesehatan terbaik, serta upaya mengoreksi pemahaman yang keliru merupakan komponen dasar dalam pendidikan perawatan prakonsepsi. Bidan juga dapat memberi rekomendasi untuk perilaku kesehatan yang positif dan menganjurkan perubahan gaya hidup, jika diperlukan. Bidan harus memiliki pengetahuan tentang berbagai sumber yang menyediakan terapi serta konseling dan cara mencapainya (tenaga pelayanan kesehatan primer, pusat konseling genetic, pusat terapi obat, program penghentian kebiasaan merokok, program outreach, kelompok pendukung, pusat kebugaran dan latihan, pelayanan konseling nutrisi, penampungan bagi wanita, dan sumber-sumber lain) serta mempertahankan hubungan dengan sumber-sumber tersebut dan siap untuk melakukan perujukan. Penyediaan perawatan prakonsepsi merupakan jembatan alami antara perawatan ginekologis wanita yang tercakup dalam perawatan primer wanita dan perawatan kebidanan selama masa hamil. Informasi tentang perjalanan kehamilan sejak persiapan yang dilakukan pasangan pada masa prakonsepsi sampai persalinan merupakan hal yang luar biasa dalam “pendidikan masa usia subur.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar