Rabu, 25 September 2013

Penarikan Sampel

Penarikan sampel dibagi menjadi dua, yaitu pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling).
Di dalam penarikan sampel secara acak, semua unsure yang ada di populasi mempunyai peluang sama untuk terambil sebagai sampel mewakili populasinya. Agar sampel dapat mewakili populasi, sampel tersebut harus diambil secara acak (random). Sampel acak ini terdiri dari:
1.      Acak sederhana (simple random sampling / SRS)
2.      Acak sistematis (systematic random sampling)
3.      Acak sampel strata (stratified random sampling)
4.      Acak klaster (cluster sampling)
5.      Acak bertingkat / bertahap (multistage sampling)
Sementara itu, di dalam pengambilan sampel secara tidak acak, tidak semua unsure di dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik sebagai sampel. Terdapat banyak cara pengambilan sampel secara tidak acak:

1.      Pengambilan Sampel secara Acak (Probability Sampling)
a.      Acak Sederhana (Simple Random Sampling / SRS)
Cara ini dapat dilaksanakan apabila populasi tidak begitu banyak variasinya dan secara geografis tidak terlalu menyebar, di samping itu harus ada daftar populasi (sampling frame). Caranya adalah:
1)      Dengan melakukan undian
2)      Memakai table bilangan random
3)      Memakai paket computer (kalau sudah mempunyai kerangka sampel).




b.      Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Sampel yang diambil secara acak hanya unsure pertama, selanjutnya diambil secara sistematik sesuai langkah yang sudah ditetapkan. Syarat penarikan sampel secara sistematis adalah:
1)      Tersedianya kerangka sampling
2)      Populasinya mempunyai pola beraturan, seperti blok-blok rumah
3)      Nomor urut pasien
4)      Populasi sedikit homogeny

c.       Acak Sampel Strata (Stratified Random Sampling)
Di dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya populasi bersifat heterogen. Oleh karena itu, agar semua sifat dapat terwakili, terlebih dahulu populasi tersebut dibagi menjadi beberapa strata, misalnya: pendidikan (tinggi, sedang, kurang), ekonomi (kaya, sedang, miskin). Di dalam melakukan stratifikasi dan pengambilan sampel perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1)      Unsure populasi di dalam strata tersebut diusahakan sehomogen mungkin.
2)      Antar strata diusahakan seheterogen mungkin.
3)      Sampel diambil proporsional menurut besarnya unit yang ada di dalam masing-masing strata dan antar strata.
4)      Di dalam masing-masing strata unit sampel diambil secara acak.
Kelebihan penarikan sampel secara strata ini adalah semua cirri yang heterogen di dalam populasi dapat terwakili dan memungkinkan mencari hubungan antar strata atau membandingkannya.

d.      Acak Klaster (Cluster Sampling)
Di dalam praktik kadang-kadang kerangka sampel juga sulit diperoleh sehingga seharusnya peneliti membuatnya sebelum turun mengumpulkan data. Hal ini mungkin mudah dikerjakan, tetapi sering kali sulit atau tidak mungkin dilakukan atau kalau dilakukan akan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup banyak.
Populai dibagi ke dalam gugus / kelas yang diasumsikan di dalam setiap kelas / gugus sudah terdapat semua sifat / variasi yang akan diteliti. Selanjutnya kelas yang akan diacak dan unit sampel akan diambil dari kelas yang sudah tertarik. Syarat-syarat untuk pengambilan sampel ini adalah:
1)      Di dalam kelas sehomogen mungkin
2)      Antar kelas seheterogen mungkin
3)      Disebut juga area sampling

e.      Acak Sampel Bertingkat / Bertahap (Multistage Sampling)
Pengambilan sampel bertingkat dilakukan kalau secara geografis populasi sangat menyebar dan meliputi area yang sangat luas.

2.      Penarikan Sampel secara Tidak Acak (Non Probability Sampling)
a.      Purposive Sampling
Sampling ditentukan oleh orang yang telah mengenal betul populasi yang akan diteliti (seorang ahli di bidang yang akan diteliti). Dengan demikian, sampel tersebut mungkin representative untuk populasi yang sedang diteliti.

b.      Incidental Sampling
Sampel tersebut tidak terencana dan penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut tidak didasarkan pada suatu metode yang baku, misalnya terjadi suatu keadaan luar biasa, data yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi.

c.       Quota Sampling
Sampel yang akan diambil ditentukan oleh pengumpul data dan sebelumnya telah ditentukan jumlah yang akan diambil. Kalau jumlah tersebut sudah dicapai, si pengumpul data berhenti, selanjutnya hasil itu dipresentasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar