A.
Penanganan
Efek Samping dan Masalah Kondom
Efek samping
atau masalah
|
Penanganan
|
Kondom
rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)
|
Buang
dan pakai kondom baru
atau pakai spermisida digabung kondom
|
Kondom
bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
|
Dicurigai
ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning after Pill.
|
Dicurigai
adanya rekasi alergi (spermisida)
|
Reaksi alergi, meskipun
jarang, dapat sangat mengganggu dan berbahaya. Jika keluhan menetap dan sudah
berhubungan dan tidak ada gejala IMS, berikan kondom alami (produk hewani :
lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode lain.
|
Mengurangi
kenikmatan hubungan seksual
|
Jika
penurunan kepekaan
tidak bisa ditolerir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan
pemakaian metode lain.
|
Penanganan efek samping dan masalah Minipil
- Amenorhea
Penanganan :
• Pastikan
hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup
konseling).
• Bila
amenore berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir rujuk ke klinik
• Bila
hamil, hentikan pil dan lanjutkan kehamilan. Jelaskan kepada klien
bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin.
• Bila
diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien. Jangan berikan obat-obatan
hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan tidak ada gunanya.
b. Perdarahan
tidak teratur (spotting)
Penanganan :
Bila tidak
menimbulkan masalah kesehatan/tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus.
Bila klien tetap saja tidak dapat menerima kejadian tersebut, berikan alternatif kontrasepsi lain.
Bila klien tetap saja tidak dapat menerima kejadian tersebut, berikan alternatif kontrasepsi lain.
Penanganan efek samping dan masalah Pil kombinasi
1.
Amenorea/spooting
Penanganan:
periksaan
dalam atau tes kehamilan,billa tidak hamil danklien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid
kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap
endometrium.Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan
dosis estrogen
50 µg atau
dosis estrogen tetap tetapi dosis progestin dikurangkan bila klien hamil
intrauterin hentikan
pil dan yakinkan pasien,
bahwa
pil yang telah diminumnya tidak ada punya efek pada janin.
2.
Mual, pusing atau
muntah (reaksi anafilatik)
Penanganan:
Tes
kehamilan atau
pemeriksaan genikologik. Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat
makan malam atau sebelum tidur.
3.
Pendarahan
pervaginam/spotting
Penanganan:
Tes
Kehamilan atau pemeriksaan gynekologi. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa
pendarahan/spotting hal yang bisa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan
berhenti. Bila pendarahan atau spotting hal yang bisaterjadi,ganti pil dengan
dosis estrogen lebih tinggi sampai pendarahan teratasi, lalu kembali ke dosis
awal. Bila pendarahan timbul
lagi lanjutkan lagi dengan dosisi 50ug atau ganti dengan metode kontrasepsi
lain.
B. Penanganan
Efek Samping dan Masalah Suntik
Progestin
- Amenore
( tidak terjadi perdarahan atau spotting )
·
Bila tidak hamil,
pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam
Rahim. Nasihati untuk kembali keklinik.
·
Bila telah terjadi
kehamilan, rujuk klien, hentikan penyuntikan.
·
Bila terjadi kehamilan
ektopik, rujuk klien segera
·
Jangan berikan terapi
hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6
bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga rujuk ke klinik.
- Perdarahan/perdarahan
bercak ( spotting )
·
Informasikan bahwa
perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan
biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima
perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2
pilihan pengobatan
·
1 siklus pil
kontrasepsi kombinasi ( 30-35 µg etinilestradiol ), ibuprofen ( sampai 800 mg,
3x/hari untuk 5 hari ), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai
pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi
perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet
pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kontrasepsi hormonal atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg esterogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari.
- Meningkatnya/menurunnya
berat badan
·
Informasikan bahwa
kenaikkan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatian
diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
Suntik kombinasi
Keadaan
|
Anjuran
|
Tekanan darah tinggi
|
<180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu
pengawasan
|
Kencing manis
|
Dapat diberikan pada kasus tanpa komlpikasi dan
kencing manisnya terjadi < 20 tahun, perlu di awasi
|
Migraine
|
Bila tidak ada gejala neurologic yang berhubungan
dengan sakit kepala, boleh diberikan
|
Menggunakan obat tuberculosis/obat epilepsy
|
|
Mempunyai penyakit anemia bulan sabit ( sickle sell
)
|
|
C.
Penanganan Efek
Samping Atau Masalah yang Sering Ditemukan Implan
1.
Amenorea
Penanganan
:
·
Pastikan hamil
atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup
konseling saja
·
Bila klien tetap
saja tidak dapat menerima, angkat implant dan anjurkan menggunakan kontrasepsi
lain
·
Bila terjadi
kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut implant dan jelaskan,
bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan
ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormone untuk
memancing timbulnya perdarahan.
2.
Perdarahan
bercak (spotting) ringan
·
Jelaskan bahwa
perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila tidak ada
masalah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien
tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implant
dapat diberikan pil kombinasi 1 siklus, atau ibu profen 3 x 800 mg selama 5
hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2
tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan 1 siklus
pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol, atau 1,25 mg esterogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari.
3.
Ekspulsi
·
Cabut kapsul
yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditrempat dan apakah
terdapat tanda-tanda infeksi didaerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan
kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat
insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang
kapsul baru pada lengan yang lain atau anjurkan klien menggunakan kontrasepsi
lain.
4.
Infeksi pada
daerah insersi
·
Bila terdapat
infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptic. Berikan
antibiotic yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan klien diminta
kembali 1 minggu. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru
pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila
ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar,
cabut implant, lakukan perawatan luka, berikan antibiotic oral 7 hari.
5.
Berat badan naik
atau turun
·
Informasikan
kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet
klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan
berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.
D.
AKDR Progestin
Penanganan efek samping atau masalah yang sering
dijumpai
1.
Amenore
·
Pastikan hamil
atau tidak. Bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling
saja. Salah satu efek samping menggunakan AKDR yang mengandung hormone adalah
amenorea ( 20-50 % ). Jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi
sebagai masalah, maka rujuk klien. Jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu
dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. Nasihatkan agar kembali keklinik jika
terjadi perdarahan, kram, cairan vagina berbau, atau demam. Jangan mencabut
AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya lebih 13 minggu. Jika klien
hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR nya, jelaskan
kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran, kehamilan preterm, infeksi dan
kehamilannya harus diawasi ketat.
2.
Kram
·
Pikirkan
kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kram nya
tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberi analgetik saja. Jika
penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR,
kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain.
3.
Perdarahan yang
tidak teratur dan banyak
·
Sering ditemukan
terutama pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan
ektopik, rujuk klien bila dianggap perlu. Bila tidak ditemukan kelainan
patologik dan perdarahan masih terjadi, dapat diberi ibuprofen 3 x 800 mg untuk
1 minggu, atau pil kombinasi 1 siklus saja. Bila perdarahan banyak beri 2
tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari saja, atau boleh juga diberi 1,25 mg
esterogen equin konjugasi selama 14-21 hari. Bila perdarahan terus berlanjut
sampai klien anemia, cabut AKDR dan bantu klien memilih metode kontrasepsi
lain.
4.
Benang hilang
·
Periksa apakah
klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat, tidak ada tindakan yang
perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada didalam Rahim dan klien
tidak hamil, maka klien dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan rontgen ( USG ).
Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika ditemukan
kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan, lihat penanganan amenorea.
5.
Cairan vagina
atau dugaan penyakit radang panggul
·
Bila penyebabnya
kuman gonococcus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai.
Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut.
Bila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi,
berikan antibiotic selama 2 hari dan baru kemudian AKDR dicabut dan bantu klien
untuk memilih metode kontrasepsi lain.
E.
AKDR Non
Hormonal
Penanganan efek samping atau masalah yang sering
dijumpai
1.
Amenorea
·
Periksa apakah
sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, laukakn konseling dan selidiki
penyebab amenorea apabila tidak dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan
sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari
13 minggu. Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu
,AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang hamil, dan ingin mempertahankan
kehamilanya tanpa melepas AKDR menjelaskan adanya risiko kemungkinan terjadinya
kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus
diperhatikan.
2.
Kejang
·
Pastikan dan
tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari kekejangan.
Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya
beri analgetik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang
berat,lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3.
Perdarahan
vagina yang hebat dan tidak teratur
·
Pastikan dan
tegaskan adanya infeksi pelvik dan Kehamilan ektopik, apabila tidak ada
kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan
konseling dan pemantauan. Beri ibuproven (800 mg, 3 x sehari selama 1 minggu).
Untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama
1-3 bulan).
4.
Benang yang hilang
·
Pastikan
adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil
dan AKDR tidak lepas, berikan kondom. Periksa talinya di dalam saluran
endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga
terlalu letih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah
ke dokter.
5.
Adanya
pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai ada PRP
·
Pastikan
pemeriksaan untuk IMS.lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai
menderita GO atau infeksi clamidia, lakukan pengobatan yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul
Bari.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar