Rabu, 25 September 2013

Penanganan dan Efek Samping Masalah Kontrasepsi

A.    Penanganan Efek Samping dan Masalah Kondom
Efek samping atau masalah
Penanganan
Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)
Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom
Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
Dicurigai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning after Pill.
Dicurigai adanya rekasi alergi (spermisida)

Reaksi alergi, meskipun jarang, dapat sangat mengganggu dan berbahaya. Jika keluhan menetap dan sudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS, berikan kondom alami (produk hewani : lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode lain.
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolerir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain.

Penanganan efek samping dan masalah Minipil
  1. Amenorhea
    Penanganan :
      Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).
      Bila amenore berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir rujuk ke klinik
      Bila hamil, hentikan pil dan lanjutkan kehamilan. Jelaskan kepada klien bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin.
      Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien. Jangan berikan obat-obatan hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan tidak ada gunanya.
b.      Perdarahan tidak teratur (spotting)
Penanganan :
Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus.
Bila klien tetap saja tidak dapat menerim
a kejadian tersebut, berikan alternatif kontrasepsi lain.

Penanganan efek samping dan masalah Pil kombinasi
1.      Amenorea/spooting
Penanganan:
periksaan dalam atau tes kehamilan,billa tidak hamil danklien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium.Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 µg atau dosis estrogen tetap tetapi dosis progestin dikurangkan bila klien hamil intrauterin hentikan pil dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah diminumnya tidak ada punya efek pada janin.
2.      Mual, pusing atau muntah (reaksi anafilatik)
Penanganan:
Tes kehamilan atau pemeriksaan genikologik. Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam atau sebelum tidur.
3.      Pendarahan pervaginam/spotting
Penanganan:
Tes Kehamilan atau pemeriksaan gynekologi. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa pendarahan/spotting hal yang bisa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan berhenti. Bila pendarahan atau spotting hal yang bisaterjadi,ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi sampai pendarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Bila pendarahan timbul lagi lanjutkan lagi dengan dosisi 50ug atau ganti dengan metode kontrasepsi lain.

B.     Penanganan Efek Samping dan Masalah Suntik Progestin
  1. Amenore ( tidak terjadi perdarahan atau spotting )
·         Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam Rahim. Nasihati untuk kembali keklinik.
·         Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien, hentikan penyuntikan.
·         Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera
·         Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga rujuk ke klinik.
  1. Perdarahan/perdarahan bercak ( spotting )
·         Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan
·         1 siklus pil kontrasepsi kombinasi ( 30-35 µg etinilestradiol ), ibuprofen ( sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari ), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg esterogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
  1. Meningkatnya/menurunnya berat badan
·         Informasikan bahwa kenaikkan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatian diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
Suntik kombinasi
Keadaan
Anjuran
Tekanan darah tinggi
<180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan
Kencing manis
Dapat diberikan pada kasus tanpa komlpikasi dan kencing manisnya terjadi < 20 tahun, perlu di awasi
Migraine
Bila tidak ada gejala neurologic yang berhubungan dengan sakit kepala, boleh diberikan
Menggunakan obat tuberculosis/obat epilepsy

Mempunyai penyakit anemia bulan sabit ( sickle sell )


C.     Penanganan Efek Samping Atau Masalah yang Sering Ditemukan Implan
1.      Amenorea
Penanganan :
·         Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja
·         Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain
·         Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormone untuk memancing timbulnya perdarahan.
2.      Perdarahan bercak (spotting) ringan
·         Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila tidak ada masalah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi 1 siklus, atau ibu profen 3 x 800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol, atau 1,25 mg esterogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
3.      Ekspulsi
·         Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditrempat dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi didaerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau anjurkan klien menggunakan kontrasepsi lain.
4.      Infeksi pada daerah insersi
·         Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptic. Berikan antibiotic yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali 1 minggu. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka, berikan antibiotic oral 7 hari.
5.      Berat badan naik atau turun
·         Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.
D.    AKDR Progestin
Penanganan efek samping atau masalah yang sering dijumpai
1.      Amenore
·         Pastikan hamil atau tidak. Bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Salah satu efek samping menggunakan AKDR yang mengandung hormone adalah amenorea ( 20-50 % ). Jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah, maka rujuk klien. Jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. Nasihatkan agar kembali keklinik jika terjadi perdarahan, kram, cairan vagina berbau, atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya lebih 13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR nya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran, kehamilan preterm, infeksi dan kehamilannya harus diawasi ketat.
2.      Kram
·         Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kram nya tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain.
3.      Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
·         Sering ditemukan terutama pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ektopik, rujuk klien bila dianggap perlu. Bila tidak ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi, dapat diberi ibuprofen 3 x 800 mg untuk 1 minggu, atau pil kombinasi 1 siklus saja. Bila perdarahan banyak beri 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari saja, atau boleh juga diberi 1,25 mg esterogen equin konjugasi selama 14-21 hari. Bila perdarahan terus berlanjut sampai klien anemia, cabut AKDR dan bantu klien memilih metode kontrasepsi lain.
4.      Benang hilang
·         Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat, tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada didalam Rahim dan klien tidak hamil, maka klien dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan rontgen ( USG ). Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan, lihat penanganan amenorea.
5.      Cairan vagina atau dugaan penyakit radang panggul
·         Bila penyebabnya kuman gonococcus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai. Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi, berikan antibiotic selama 2 hari dan baru kemudian AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi lain.

E.     AKDR Non Hormonal
Penanganan efek samping atau masalah yang sering dijumpai
1.      Amenorea
·         Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, laukakn konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila tidak dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu ,AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang hamil, dan ingin mempertahankan kehamilanya tanpa melepas AKDR menjelaskan adanya risiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus diperhatikan.

2.      Kejang
·         Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgetik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat,lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3.      Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
·         Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan Kehamilan ektopik, apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuproven (800 mg, 3 x sehari selama 1 minggu). Untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
4.       Benang yang hilang
·         Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak lepas, berikan kondom. Periksa talinya di dalam saluran endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlalu letih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter.
5.      Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai ada PRP
·         Pastikan pemeriksaan untuk IMS.lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita GO atau infeksi clamidia, lakukan pengobatan yang memadai.








       
DAFTAR PUSTAKA



Saifuddin, Abdul Bari.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar