Menurut Daryl
Koehn (1994) bidan dikatakan profesional bila dapat menerapkan etika dalam
menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan
klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan
dalam strategi praktik kebidanan.
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan
adalah memilih alternatif yang ada. Ada
5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif
dan mudah terpengaruh
2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis,
seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
terhadap nsuatu kasus
3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4. Wewenwng lebih bersifat rutinitas
5. Rasional, keputusan bersifat obyektif,
trasparan, konsisten
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan :
1. Posisi/kedudukan
2. Masalah, terstruktur, tidak tersruktur
3. Situasi
4. Kondisi
5. Tujuan
Kerangka Pengambilan Keputusan dalam
asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bidan harus mempunyai responsibility dan
accountability.
2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu
dan melayani dengan rasa hormat.
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety
and wellbeing mother.
4. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang
kesejahteraan dan menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman.
5. Sumber proses pengambilan keputusan yang
lainnya adalah :
a. Knowledge
b. Ajaran intrinsic
c. Kemampuan berfikir kritis
d. Kemampuan membuat keputusan klinis yang logis
Pengambilan
keputusan yang etis
1. Ciri keputusan yang etis, meliputi :
a. Mempunyai pertimbangan benar salah
b. Sering menyangkut pilihan yang sukar
c. Tidak mungkin dielakkan
d. Dipengaruhi oleh norma,situasi,iman,lingkungan
social.
2. Situasi
a. Mengapa kita perlu situasi:
1) Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi
2) Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan
berguna
3) Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu
diperhatikan
b. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
1) Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan
kita
2) Pengertian kita terhadap situasi sering
dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan factor-faktor subjektif lain
c. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita
tentang situasi :
1) Melakukan penyelidikan yang memadai
2) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para
ahli
3) Memperluas pandangan tentang situasi
4) Kepekaan terhadap pekerjaan
5) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Sistim
pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu
profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan menentukan tindakan
selanjutnya. Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat
penting karena dipengaruhi oleh 2 hal :
1. Pelayanan ”one to one” : Bidan
menghadapi klien secara perorangan dan bidan bisa memenuhi kebutuhan klien
sesuai wewenang.
2. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien
bidan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.
Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan
Ketika Menghadapi Delima Etik :
Ø TK I
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan
pada pengalaman atau pengalaman rekan kerja.
Ø TK II
Peraturan :
berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi, kerahasiaan dan
kesetiaan ( menepati janji. Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik
dan panduan praktek profesi.
Ø TK III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam
perawatan praktek kebidanan:
·
ANTONOMY,
memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan individu.
·
BENETICENCE,
memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat terbaik untuk
orang lain.
·
NON MALETICENCE,
tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada
orang lain.
·
YUSTICE,
memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. ( Beaucamo &
Childrens 1989 dan Richard, 1997)
Dasar
Pengambilan keputusan :
1. Bersifat segera
2. Keterpaksaaan karena suatu krisis,
yang menuntut sesuatu unutuk segera dilakukan.
Bentuk
pengambilan keputusan :
1. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan
organisasi atau pimpinan, rencana dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
2. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan
kebidanan di dunia, klinik, dan komunitas.
3. Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan
yang dipengaruhi oleh standart praktik kebidanan.
Pendekatan
tradisional dalam pengambilan keputusan :
1. Mengenal dan mengidentifikasi masalah
2. Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan
antara masa lalu dan sekarang.
3. Memperjelas hasil prioritas yang ingin
dicapai.
4. Mempertimbangkan pilihan yang ada.
5. Mengevaluasi pilihan tersebut.
6. Memilih solusi dan menetapkan atau
melaksanakannya.
Pengambilan
Keputusan yang Etis
Ciri 2nya:
1. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2. Sering menyangkut pilihn yang sukar
3. Tidak mungkin dielakkan
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi,
iman,lingkungan social.
Pengambilan
keputusan dalam keadaan kritis :
1. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik
oleh sendiri atau dengan orang lain.
2. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
3. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
4. Pilih solusi yang lebih baik.
5. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
TEORI-TEORI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Teori Utilitarisme
Teori
utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya
bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika
keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesengangan dan meminimalkan
ketidaksenangan. Prinsip umum dan utilitarisme adalah didasarkan bahwa tibdakan
moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila menghasilkan jumlah atau angka
yang besar . Ada 2 bentuk teori utilitarisme :
a) Utilitarisme berdasarkan tindakan
Setiap
tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tindakan
yang lebih besar.
b) Ultilitarisme berdasarkan aturan
Modifikasi
antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik akan
menghasilkan keuntungan yang maksimal.
2. Teori Deontology
Menurut
Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak
yang baik, kesehatan, kekayaan, kepandaian adalah baik, jika digunakan dengan
baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat,
akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena
kewajiban . Kalau seseorang bertindak karena motif tertentu atau keinginan
tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban
disebut legalitas. Menurut W.D Ross (1877-1971)
setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban, semua kewajiban berlaku
langsung pada diri kita. Kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan
kewajiban utama, termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi, terima kasih,
keadilan, berbuat baik.
Contoh
: bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan. Dengan
memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan konflik atau
dilema.
3. Teori Hedonisme
Menurut Aristippos(433-355 SM) sesuai kodratnya setiap
manusia mencari kesenangan dan menhindari ketidak senangan. Akan tetapi ada
batas untuk mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan
dengan baik dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut epikuros(341-270 SM)
dalam menilai kesenangan(hedone) tidak hanya kesenangan indrawi tetapi
kebebasan dan rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan
terakhir dari kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut john locke(1632-1704),
kita sebut baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat
kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidak senangan.
4. Teori Eudemonisme
Menurut
Filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM) , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia
mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Seringkali
kita mencari tujuan untuk mencapai suatu tujuan yang lain lagi. Semua orang
akan menyetujui bahwa tujuan terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan
(eudaimonia). Seseorang mampu mencapai tujuannya jika mampu menjalankan
fungsinya dengan baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Manusia
mencapai kebahagiaan dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Adadua macam
keutamaan, yaitu :
a. Keutamaan intelektual
b. Keutamaan moral
Dimensi etik dalam peran bidan
Peran bidan secara menyeluruh
meliputi beberapa aspek :
·
Praktisi
·
Penasehat
·
Konselor
·
Teman
·
Pendidik
·
Peneliti
Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) 1999, tanggungjawab bidan
meliputi :
Ø Mempertahankan dan meningkatkan
keamanan ibu dan bayi
Ø Menyediakan pelayanan yang
berkualitas dan informasi serta nasehat yang didasarkan pada evidence based.
Ø Mendidik dan melatih calon bidan
untuk bekerjasama dalam profesi dan memberikan pelayanan dengan memiliki
tanggungjawab yang sama, termasuk dengan teman sejawat atau kolega sehingga
bagaimana agar fit for practice and fit
for purpose (menguntungkan untuk praktek dan menguntungkan untuk tujuan)
Dimensi kode etik , meliputi :
v Antara anggota profesi dan klien
v Antara anggota profesi dan system
kesehatan
v Antara anggota profesi dan profesi
kesehatan
v Antara sesama anggota profesi
Prinsip kode etik terdiri dari :
| Menghargai otonomi
| Melakukan tindakan yang benar
| Mencegah tindakan yang dapat
merugikan
| Memperlakukan manusia dengan adil
| Menjelaskan dengan benar
| Menepati janji yang telah disepakati
| Menjaga kerahasiaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar